lsetelah makan siang aku pun berpisah dengan Gita, dia pun meminta nomer telepon ku, aku pun seperti terhipnotis dan langsunh memberikan nomer telepon ku kepadanya. aku lantas pergi menuju rumah sakit, di perjalanan entah mengapa aku memikirkan wanita yang tadi berkenalan dengn ku, sosoknya begitu hangat seperti pernah ku temui sebelumnya. siapa wanita itu, kenapa pertama kali bertemu rasanya sangat nyaman, kenapa aku seperti pernah mengenal dirinya. ah aku pun berkonsentrasi terdahulu untuk menyetir, papi pun menelepon terus menerus, aku pun akhirnya mensilent ponsel ku. untuk apa dia mencari ku, tamparannya cukup keras untuk menyadarkan ku bahwa cinta itu memang menyakitkan. lebih baik aku menyenangkan diri untuk saat ini, aku sudah lama tidak bersenang senang, lebih baik aku per

