"Loe dimana Nit Not?" tanya Andien melalui panggilan telepon, Dengan gelagapam aku pun mengalihkan suara ku yang sedang menggebu, papi pun dengan kencang seolah sengajam terus menghantam ku, aku tak kuasa dan ku matikan panggilan dari Andien. "Achhh," aku pun terus mengerang dengan tusuka pedang yg terus menerus menghantam ku dengan keras. tetesan keringat papi pun menempel ke kulit ku, aku hanya bisa merintih hingga berkali kali cairan itu keluar dari tubuh ku, dan akhirnya hentakan kencang terasa menggelitik hingga cairannya terasa memenuhi rahim ku. Papi memeluk ku erat, tak peduli aku ini adalah istri dari anak semata wayangnya, ia pun sengaja memasukan benih kental nya ke dalam rahim ku berkali kali. aku pun melemas, papi merebahkan badannya di samping ku, sambil berkeringa

