Bab 3 - Bertemu Eyang

1260 Words
Esok harinya di siang hari Wish tampak sangat kelelahan. Ia tertidur dengan sangat pulas hingga membuat beda-benda mati disekelilingnya seolah-olah sedang bergosip di belakangnya. Bantal dan selimut tak dapat melihat wajah Wish. Selimut memberikan isyarat kepada jam dinding karena hanya jam dinding yang bisa memastikan apa yang terjadi dengan Wish. Ia bisa melihat apa yang terjadi dengan mengecek wajah Wish. Jam dinding hanya dapat melihat waktu terpejam  Wish sudah sepuluh menit. Selimut tiba-tiba menjadi sangat kesal karena air liur Wish mengenai dirinya . Ia melihat jam dinding dan bantal tertawa dengan nada mengejek. Selimut tak dapat melakukan apapun karena tubuhnya terlilit dengan tubuh Wish. Ingin rasanya Selimut memberi pelajaran kepada Jam dinding dan Bantal. Suara detak jantung jam dinding di keheningan siang itu terdengar jelas. Nada 'tik-tok-tik-tok' terdengar seperti hitungan waktu yang terus bergerak maju. Tapi bagi Wish itu adalah lagu nina bobo yang membuatnya bisa tertidur. Ia sangat suka mendengar suara detik jam dan terkadang karena itulah ia bisa tertidur lelap. Jam dinding melihat ke wajah Wish. Ia memperhatikan baik-baik bahwa wajah itu sedang berkerut. Keringat bercucuran dan mulut sedikit terbuka. Wish ternyata sedang bermimpi. Ia bermimpi tentang sebuah cerita yang ia dengar sewaktu ia berumur empat tahun. Wish kecil duduk di pangkuan Eyang. Ubannya tidaklah terlalu banyak. Wajahnya juga masih terlihat awet muda jika dibandingkan dengan umurnya. Giginya masih utuh, hanya kulit tangannya yang begitu keriput dibanding wajahnya. Mereka duduk di depan rumah di bawah pohon yang rindang. Panas matahari dan angin siang saling menyempurnakan untuk berteduh di bawah pohon yang besar. Tangan Eyang memeluk Wish dengan hangat dan tersenyum mengusap pipi Wish yang berwarna merah hati. “Eyang akan kasih tahu satu cerita.” Ucap Eyang dengan senyum memandang Wish yang berada di pangkuannya. Wish bergerak sedikit mencari kenyamanan untuk siap mendengarkan cerita. Senyum Eyang berubah sinis begitu mencurigakan. Apakah ia punya maksud jahat? Wish kecil menunggu cerita dari Eyang. Ia hanya memandang Eyang dengan harapan cerita ini akan berakhir bahagia. Ia pun mulai menceritakannya, “Zaman dahulu, ada sebuah kerajaan bernama Danu kuwiat. Desa ini selalu diterangi Matahari yang tidak pernah pergi. Semua rakyat mengeluh mengapa matahari selalu bersinar. Teriknya matahari membuat kerajaan itu sangat panas hingga sumber air menjadi kering. Selain kekeringan, mereka juga kebingungan menentukan saatnya istirahat. Tanaman mereka juga selalu layu karena panasnya dan tak berapa lama mati karena air tidak ada lagi. Jadi, Raja mengutus pengawalnya untuk mencari seseorang yang bisa mengusir Matahari sehingga cahayanya redup sebentar lalu memanggil Matahari jika dibutuhkan. Saat sayembara di umumkan, rakyat menjadi resah. Seharusnya Raja-lah yang bertanggung jawab menyelesaikan permasalahan kerajaan dan bukan melimpahkannya kepada rakyat. Lalu apa yang dilakukan Raja?” “Memarahi rakyatnya, menghukum mereka, dan bertindak kejam karena membantah Raja. Iya kan Eyang?” ucap Wish. “Salah.. bukan begitu. Raja sangat mencintai rakyatnya.” Jawab Eyang “Jadi apa yang Raja lakukan?” Tanya Wish “Raja pun menaiki gunung tertinggi di kerajaan itu dan bernegosiasi dengan Matahari. Keringatnya bercucuran deras karena semakin tinggi ia berjalan ke puncak gunung, semakin panas sinar matahari menembus kulitnya.” “Terus.. apa Eyang?” “Sampailah Raja di puncak gunung dan berkata, 'Matahari… Matahari, bisakah kau sebentar mematikan cahayamu? Kami tidak bisa menanam apapun karena sinarmu yang sangat panas. Tidak ada lagi tanaman yang dapat tumbuh karena tanah yang gersang. Mata air kami pun kering karena panas yang kau hasilkan. Jika seperti ini terus kami bisa celaka. Anak cucu kami akan kelaparan dan tidak ada manusia yang tersisa di Bumi.” “Terus Eyang??? LAGI!” ucap Wish. “ ‘Tak ada yang kuminta dari mu. Aku hanya butuh teman untuk menemaniku di langit.’ kata Matahari kepada Raja. Raja pun kebingungan mencari teman untuk Matahari. Ia pun bertanya, ‘Apa yang bisa kuberi sebagai teman mu di langit. Tidak ada yang bisa sampai ke langit, menggapaimu.’ ” “Terus Yang?” “Eyang lupa..” “Eyang!!! Ayolah. Apa selanjutnya…” “Eyang ingat-ingat dulu… apa ya kelanjutannya..” Eyang benar-benar menggoda Wish. “Kisah selanjutnya, Raja pun turun dengan sedih. Ia mencari cara bagaimana menemukan teman untuk Matahari. Ia pun teringat akan tongkat sakti milik anaknya. Sang Raja pun bertanya kepada anaknya, ‘ Nak, bisakah tongkat ajaib milik mu membantu ku mencari teman untuk Matahari?’ Sang anak pun berkata pada sang Raja, ‘Tongkat ini bisa memanjang sampai ke langit. Ayah bisa mengambil Matahari dan menyuruhnya beristirahat di bumi di bawah kaki gunung. Dengan begitu cahayanya akan terhalang oleh gunung.’ Sang Raja pun menaiki gunung bersama dengan anaknya Bulan dan mengucapkan mantra agar tongkat ajaib itu memanjang dan membawa Matahari turun ke Bumi. Melihat perlakuan Raja dan anaknya, Matahari menjadi marah besar, ia berkata, ‘Apa yang telah kau lakukan, aku menyuruhmu membawakan teman untukku. Tetapi kau melukai tubuhku dengan tongkat. Anak ini dan seluruh rakyat harus menemaniku di langit.’ Raja menjadi ketakutan dan berlutut meminta maaf kepada Matahari. Matahari tetap marah, ia berkata, ‘Rakyat mu akan menemaniku setelah mereka mati, dan manusia pertama yang menemaniku adalah anakmu, Bulan.’ Raja tak bisa melakukan apa-apa. Ia turun bersama anaknya dengan menangis terseduh-seduh. Tibalah kematian putranya - Bulan. Semua rakyat menangis terseduh-seduh. Air mata mereka mengumpul di depan mayat Bulan. Tongkat Bulan bersinar, air mata rakyat semakin lama semakin banyak, menyelimuti Bulan dan membentuk bulatan. Tongkat ajaib itu memanjang dan menempatkan Bulan di langit. Perlahan menuju langit. Karena Bulan itu dipenuhi air mata rakyat, Matahari pun menjaga jarak agar Bulan tetap ada dan bukannya mengering karena panasnya Matahari. Matahari kemudian mengatur waktu saat ia menjaga langit selama dua belas jam dan berikutnya bergilir dengan Bulan selama dua belas jam selanjutnya." Lalu Matahari berkata, ‘Langitku sudah berisikan Bulan untuk menemaniku. Aku masih harus mengisi ruang yang lain. Semua rakyat yang mati akan menggantikan posisi Bulan dan Bulan yang lama akan dinamakan Bintang.’ Rakyat tak dapat berkata apapun. Mereka hanya membungkuk sewaktu Matahari berbicara. Langit pun menjadi gelap, dan Matahari pergi bersembunyi di balik gunung, ia memberikan sedikit cahaya-nya ke Bulan sehingga bulan bercahaya tetapi tidak mengeluarkan panas. Langit menjadi terang karena pancaran cahaya dari Bulan. Mereka menamakan waktu Bulan muncul - Malam dan rakyat tertegun senang. Akhirnya, Matahari tidak lagi terus menerus memancarkan cahaya panasnya ke Bumi. Mereka tidak lagi kesulitan bahan makanan. Dan ketika seseorang mati, mereka mempersembahkannya kepada Matahari agar kemarahannya tidak memusnahkan rakyat.” “Wah.. begitu ceritanya. Jadi, bulan ada banyak dong Eyang?” ucap Wish. “Seseorang yang baru mati akan menggantikan Bulan yang terakhir. Itulah alasannya, orang mati tidak boleh di kubur ketika hari sudah malam. Matahari harus menyaksikan kematian itu di siang hari. Dan mereka yang ada di langit, yang jauh dari Bumi dinamakan Bintang, mereka adalah bekas Bulan yang sudah menjauh dari Bumi.” “Mengerikan Eyang.” ucap Wish membuat wajah imut. “Itu lah legendanya. Seru bukan. Wish tahu cerita itu terjadi dimana?” “Dimana Eyang?” “Di Desa Eyang - disini, di Dieng. Di desa ini dulunya Kerajaan Danu kuwiat bermula. Kisah itu diturunkan kepada keturunan Raja-raja.” ucap Eyang. Eyang kemudian berdiri. Wish tak mengerti mengapa Eyang berdiri tiba-tiba. Ia melihat cahaya dan tangga yang terbuat dari air turun dari langit. Eyang melihat Wish dalam setiap langkahnya menuju tangga. "Apakah Eyang pergi menjadi Bulan? Eyang pergi?!!!" Seketika Wish panik. Tetapi wajah mungilnya tak bisa bergerak. Ia tak bisa mengejar Eyang yang semakin lama semakin jauh ke atas. Tubuhnya tidak bisa digerakkan. "EYANG!! EYANG!!" Ucapnya sambil menangis. Wish terbangun. Jam dinding tahu ia bakal bangun jam 2 pagi. Ini sudah menjadi kebiasaan Wish. Ia selalu bermimpi dan terbangun di jam 2 pagi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD