Bab 99 - Tiga Orang yang Perhatian

1297 Words
Chery berjalan menuju asrama. Keadaannya sudah lebih baik dibanding semalam saat seseorang mengerjainya dengan menguncinya di sebuah ruangan dan menyemprotkan slime ke tubuhnya. Ia yakin bahwa beberapa murid pasti ada yang tidak suka padanya sehingga melakukan itu. Ia berupaya membangkitkan kembali kepercayaan dirinya dan melangkah memasuki pintu ruang kelas. Sesuatu membuatnya terkejut. Panom, Yin Sin, dan Will menunggunya di depan kelas. Banyak murid memperhatikan ketiga pria itu. Mereka bingung mengapa kakak kelas mereka dan juga murid baru yang bukan jurusan ilmu Budaya berada di gedung itu. Belum lagi ketiga pria itu termasuk pria-pria idola di sekolah Gifted. Will yang memiliki segudang prestasi, sedangkan Panom dan Yin Sin termasuk dalam kelima murid terseksi tahun pertama.  Saat Chery berdiri tepat di depan mereka berhenti, mereka bereaksi dengan berlebihan. Chery hanya mengerutkan jidat dan menatap tajam.  “Kamu baik-baik saja?” Kata Will sambil menyentuh pundak Chery. Ia tidak merasa nyaman dengan itu dan menyingkirkan tangan Will dari pundaknya.  “Keadaanmu sekarang gimana?” Ucap Panom. “Kamu gak apa-apakan?” Ucap Yin Sin. Chery tidak mengatakan apapun. Ia hanya bingung dengan apa yang mereka lakukan. Ketiga pria itu bertingkah seperti dunia ini akan berakhir karena mengetahui Chery mengalami hal yang buruk. Bisik-bisik pun terjadi. Chery hanya masuk ke dalam kelasnya meninggalkan ketiga pria itu.  Ketiga pria itu sudah paham Chery akan bersikap seperti itu. Dari awal mereka sudah tahu bahwa Chery pasti merasa risih dengan sikap mereka. Bel berbunyi dan murid-murid masuk. Ketiga pria itu masih di dalam gedung Budaya. Mereka hanya membuat wajah sangar saat keluar dari gedung. Di depan pintu gedung, sebelum mereka berpisah, Panom berkata, “Apa kalian menyukai Chery!” Nadanya sangat tidak enak di dengar. Kedua pria itu langsung membalikkan kepala dan menatap Panom kejam. Mereka hanya menyudutkan mulut mereka dan tidak menjawab. “Kalian tidak akan bisa!” Kata Panom. “Kita lihat saja nanti!” Kata Will. Yin Sin hanya diam saja. Ia memperlihatkan senyuman manis tanpa melawan sedikitpun. Ia tidak ingin membuat Panom membencinya. Ia berpikir lebih baik untuk mencari waktu lain untuk berbicara tentang itu dan mereka pun pergi.  *** Saat di ruang lab, masih dengan alur cerita yang sama. Mereka masih menemukan barang-barang pemberian penggemar Panom, Ardy dan Ohn. Chery termasuk salah satu yang membawa barang-barang itu ke dalam ruangan.  Ohn membuka pembicaraan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi semalam. Tak banyak yang diketahui Chery. Tak ada bukti yang membawanya kepada tersangka juga. Ia hanya menceritakan alur yang diketahuinya.  “Seseorang mendorongku ke dalam ruangan itu lalu dikunci di dalam. Mereka lalu menyiramku dengan cairan kental ke seluruh tubuhku. Aku masih bisa mencium aroma itu.” Jelas Chery.  Ohn, Ardy dan Wish hanya mengangguk. Panom hanya memandang Chery sesekali lalu menunduk tak berani melihat nya lebih lama. Ia sedikit malu dengan tindakannya pagi tadi yang melihatnya ke dalam kelas. Ia tidak berencana melakukannya bersamaan dengan Will dan Yin Sin. Ia hanya ingin memastikan keadaannya baik-baik saja tidak ada unsur untuk mempermalukannya di gedung tingkat mereka.  Ardy menganggap itu suatu masalah besar. Mereka berencana mengatakannya kepada kepala sekolah tetapi Chery tidak setuju. Jika kepala sekolah mengetahui itu, bisa jadi ia kehilangan beasiswanya.  “Apa yang harus kita lakukan?” Kata Ardy seketika.  “Aku baik-baik saja.” Kata Chery. Wajahnya sekarang tak seceria sebelumnya. Ia seperti orang lain dan kembali ke jiwa lamanya.  “Kau tampak tak baik!” Kata Ohn.  Chery tak menanggapi itu.  Mereka pun memulai diskusi mereka. Saat di tengah perbincangan bunyi forum di ICE mereka terdengar, tak ada satupun yang membuka. Bunyi suara ICE itu ternyata milik Chery. Ia dengan sengaja mengaktifkan pemberitahuan forum itu agar bisa lebih cepat mengetahui update informasi dan juga gosip-gosip. Semua menatap kepada Chery lama. Ia sampai-sampai merasa dirinya ciut dan menjadi seorang Liliput.  “Bisakah kalian menghentikan tatapan kalian itu!” Ucapnya.  “Kau membaca seluruh post yang ada di forum?” Tanya Ardy.  Panom merasa khawatir juga tetapi tak berani mengutarakannya.  “Aku hanya.. Penasaran..” Kata Chery merasa tak perlu khawatir.  Wish menggelengkan kepalanya.  “Kau berniat mencari orang yang melakukannya!” Pernyataan Ohn. Chery diam saja dan melihat materi yang mereka diskusikan.  “Stop, kita masuk ke diskusi kita saja. Kalian tidak usah khawatir. Aku seorang yang tidak memiliki perasaan.” Ucapnya. Ia memindahkan slide yang ada di layar dan mengatakan pendapatnya, “Aku merasa tenaga yang kalian maksud disini, atau baterai untuk menghidupkan alat itu, berhubungan dengan urban legend.” Kata Chery.  “Ada benarnya juga, lebih baik kita melanjutkan pembahasan kita!” Kata Ohn dan mendengarkan Chery lagi. Mereka setuju dengan perkataan Ohn.  Chery memperhatikan layar dan menyorot sebuah rumus.  “Jika urban legend itu digabungkan, kita bisa membuat suatu kesimpulan dimana kita bisa menemukan energi yang menghidupkan alat Moon-A kita. Ini seperti teka-teki.” Penjelasan yang dikatakannya selanjutnya.  Ohn bertanya apa kaitan urban legend dengan ilmu pasti yang sedang mereka bahas. Kedua topik itu sangat tidak berhubungan.  “Kebanyakan urban legend memang berdasarkan kebudayaan setempat dan cerita yang dikarang-karang. Tetapi, dalam urban legend kita bisa mengetahui cara berpikir suatu momen di saat itu. Ada moment yang ingin dikendalikan sehingga membuat seseorang ketakutan. Tapi sebenarnya itu dibuat untuk menutupi sesuatu. Misalnya dikatakan bahwa dalam suatu daerah ada sebuah raksasa yang hidup yang jika kita masuk ke daerah itu akan dimakan hidup-hidup. Padahal sebenarnya mereka ingin membangun cerita agar warga sekitar tidak pergi ke hutan dan menebang pohon sembarangan. Sama seperti energi ini, kita perlu mencari urban legend untuk mengarahkan kita ke sana. Aku yakin energi ini disembunyikan.” Kata Chery lagi. Semua tidak bisa membantah tetapi juga tidak bisa percaya.  “Aku tidak punya pendapat.” Kata Ardy. “Kau punya contoh?” Tanya Wish.  “Aku sedang menerjemahkan sesuatu yang berhubungan dengan sekolah ini. Aku merasa bahwa energi yang kita cari berkaitan dengan sekolah kita. Aku melihat danau yang merefleksikan bulan dengan sempurna. Dalam cerminan air danau aku bisa melihat bulan dari dekat.” Kata Chery.  “Aku masih belum mengerti.” Kata Wish. Mereka tidak menutup kemungkinan dari apa yang dikatakan Chery. Mereka hanya masih butuh waktu untuk mempercayainya. *** Keesokan paginya, Will kembali berada di depan kelas Chery. Ia memberikannya coklat yang dibungkus transparan dan tidak terlalu besar. Diberinya pita biru dan hiasan berbentuk hati dan menyodorkannya dengan kedua tangannya di depan Chery. “Aku ingin memberikan ini.” Kata Will menunggu Chery mengambil pemberiannya.  “Aku belum mengucapkan terima kasih kepadamu tentang kemarin. Aku juga dikatakan tidak sopan karena memanggilmu dengan kata ‘kau’.” Ucap Chery membuat Will terkejut. Ia menunjuk ke arah cewek-cewek yang sedang membicarakan mereka berdua.  Will melihat ke cewek-cewek itu dengan lototan tajam hingga mereka pergi secepat kilat.  Chery pun mengambil coklat itu dan mengatakan dengan mata sayu, “Aku yang seharusnya memberikan sesuatu sebagai ucapan terima kasih!”  “Aku menunggu itu!” Kata Will. “Kau tiba-tiba bersikap manis, ini sangat aneh!” Kata Chery.  “Aku tidak melakukannya dengan sengaja. Semua yang kulakukan hanya berasal dari sini.” Kata Will yang menunjuk ke jantungnya.  Chery tertawa. Baru pertama kali Will melihat Chery tertawa dan Will pun pingsan. Murid-murid membantu Will dan mencoba membawanya ke rumah sakit. Chery merasa sangat bersalah dan ketika ia ingin pergi, seseorang menarik tangannya.  Saat kejadian itu, Mrs. Slufi sedang lewat. Ia melihat Chery menyebabkan masalah pada Will.  “Sekarang kau tahu siapa dirimu?” Kata Mrs. Slufi. Ia sebenarnya ingin pergi mengurus perlombaan, tetapi karena kejadian yang dilihatnya bisa membantu Chery membuka mata pada kenyataan sebenarnya yang dihadapi keturunan acak. Chery diam saja mendengar kata-kata Mrs. Slufi. Ia mengerti maksudnya.  “Kau tidak bisa hidup dengan mereka yang mencintaimu.” Kata Mrs. Slufi. Mata Chery berkaca-kaca dan mencoba menahan air matanya.  “Kau tidak bisa mencintai dan dicintai. Tugas keturunan acak hanyalah menjadi idola yang dikagumi manusia.” Ucap Mrs. Slufi dan pergi meninggalkannya pada keadaan terpuruk.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD