Bab 95 - Penjelasan buku dewa

1579 Words
Chery akhirnya bisa menunjukkan muka lagi di ruang lab. Ia datang ke ruangan itu untuk menunjukkan hasil dari menerjemahkan buku dewa. Ia melihat ke sekelilingnya, ia melihat Jay, Tey, Ray, berada di ruangan itu. Ia melihat Wish, Ardy dan Panom lalu Ohn mengetuk pintu dan akhirnya ia bisa memulai rapatnya.  Tatapan sinis masih terlihat saat Chery melihat si kembar tiga. Ia masih terlihat dendam karena perlakuan mereka sebelumnya kepada Wish. Padahal Wish tidak terlalu membawanya ke dalam hati. Sebelum ia membacakan hasil terjemahannya, ia bertanya kepada ketiga orang itu. “Apakah ada alasan kenapa kalian tidak memiliki tanda-tanda seperti seorang dewa?” Tanya Chery yang kemudian berdiri seperti sedang mengintrogasi sesuatu yang sangat penting.  “Apa rupanya tanda seorang keturunan dewa?” Ucap Ray sambil tertawa. Ia merasa pertanyaan itu tidak masuk akal dan tidak mungkin juga ayah mereka seorang dewa. Melihat reaksi Ray yang bisa membuat Chery marah, Jay langsung menyikut adiknya itu. Ia tidak ingin ada pertengkaran yang membuat mereka tidak mendapat informasi apapun. “Maaf.” Ucap pelan Ray.  “Otakmu sedikit dipakai.” Kata kakaknya.  Tey hanya diam saja. Ia mengamati bibir dan gerak-gerik Chery untuk mendeteksi apakah semua yang dibicarakannya adalah kebohongan.  “Seperti paras yang indah mungkin? atau kekuatan super, mungkin? atau sesuatu yang tidak mungkin dimiliki manusia normal pada umumnya.” Singgung Chery. “Kalau kau melihat dari tampilan, ayah kami sama sekali tidak tampak sebagai seorang dewa.” Ucap Ray lagi. Dan lagi-lagi Jay menyikut adiknya. “Kau diam dulu,” kata Tey. Kali ini ia sependapat dengan kakak pertamanya agar Ray jangan memancing pertengkaran dengan Chery. “Baiklah, kalau begitu. Kalian bisa lihat buku yang aku berikan? Aku akan jelaskan pada halaman pertama, ini lebih kepada cerita dongeng.” Jelas Chery. Ia membagikan gambar-gambar di papan tulis elektronik agar mereka bisa mengikuti keterangan yang akan diucap-nya. “Gambar lingkaran tiga yang saling menyambung itu memaksudkan alam semesta. Di alam semesta yang luas dan besar ini ada sebuah dunia yang paling tinggi. Kalian bisa melihat jarum atau tongkat kecil, di tongkat itu terdapat simbol waktu atau bisa jadi aturan. Jadi dari pertimbanganku, bahwa ada suatu tempat yang dinamakan Dunia Waktu, atau Dunia yang mengatur suatu dunia selain Bumi. Di dunia waktu itu, ada penjaga, yang digambarkan oleh manusia berkepala singa. Dunia waktu itu memiliki rakyat-rakyat yang taat yang menjalankan dunia itu. Aku hanya menyimpulkan ketiga simbol itu kepada kerajaan dunia waktu.”  Ia terhenti karena Ray menunjuk tangan. “Ada apa? Kau mau bertanya?” Ucap Chery melihat ke arah Jay. Ia maklum saja, karena memang apa yang dibahas mereka tidak masuk akal. “Kau hebat bisa menerjemahkan ini.” kata Ray lalu mengacungkan jempol. Kakak-kakaknya hanya mengangguk. Padahal atmosfer yang tadi di bangun sudah sangat bagus.  “Terima kasih, bisa saya lanjutkan.” Ucap Chery lagi.  “Jangan gunakan kekuatanmu. Nanti mereka bisa terkena masalah!” Ucap Ohn sinis.  Chery hanya menatapnya dan melihat si kembar bingung dengan apa yang dimaksud oleh Ohn. “Aku lanjutkan, boleh?” Ucap Chery menepuk meja. “Ada gambar manusia berkepala domba, itu tidak menunjukkan hal yang baik, karena domba melambangkan kebaikan tetapi digunakan untuk menutupi tubuh manusianya yang najis. Itu berarti, pemerintahan kerajaan itu menjangkau Bumi. Wilayah yang mereka perintah adalah Bumi.” Ucap Chery lagi. Ia mengganti slide nya. Semua membalik halaman. “Lihat, gambar titik-titik tiga itu. Itu ada dimana-mana yang menunjukkan bahwa adanya pemberontak di kerajaan itu. Karena adanya pemberontakan, akhirnya di buatlah keputusan yang meresahkan si pelaku. Itu digambarkan sebagai wanita yang bersayap elang, dan di bawah kakinya ada mahkota yang unik. Mahkota besar yang berbeda dengan sebelumnya melambangkan kemarahan sang raja. Akhirnya sang raja menggunakan kuasanya, yaitu salib bulat berwarna emas.” Chery terdiam dan melanjutkan terjemahan di halaman berikutnya.  “Bunga melati yang ada di bawah tanah yang tandus mengartikan pemberontak-pemberontak yang melarikan diri dari dunia waktu. Pemberontak itu pergi ke Bumi. Ada kalian lihat garis-garis berbentuk kelapa di halaman selanjutnya, yang mengartikan bahwa mereka mencampakkan diri mereka langsung ke Bumi. Mungkin memaksudkan mereka melarikan diri ke Bumi sebelum dijatuhi keputusan hukum.” Jelas Chery.   “Aku sedikit bingung, apakah yang dimaksud oleh gambar-gambar ini hanyalah cerita dongeng yang  tidak nyata?” Ucapnya menghentikan mereka sebentar.  Mereka tidak ada yang menjawab. Semua yang ada di situ masih dalam keadaan merenung. Mereka masih mencoba memahami apa yang mereka dengar. Chery melanjutkan pembahasan buku itu, “Cerita selanjutnya adalah membahas tentang orang-orang yang melarikan diri dari dunia waktu. Mereka yang melarikan diri dan akan dijatuhkan hukuman mati. Kalian lihat ada gambar tongkat dengan gagang berlilit sepasang ular dan diatasnya sayap, memaksudkan hukuman yang ditetapkan tetapi tidak belaku karena mereka melarikan diri ke dunia manusia. Tongkat kecil yang sama dengan bentuk yang sebelumnya, tetapi perbedaannya adalah sayap nya patah, menunjukkan bahwa mereka memiliki hal untuk pergi dari Dunia Waktu itu.” Ucap Chery.  Ia membalikkan slidenya lagi, slide kali ini membahas tentang, alasan mengapa dewa-dewa itu dijatuhi hukuman.  Chery menjelaskan, “Slide ini mengartikan bahwa dewa-dewa tersebut menikahi manusia, ada yang pergi ke Bumi meski bukan tujuannya untuk menikah tanpa sepengetahuan atau tanpa izin dari kerajaan. Ada juga yang dijatuhi hukuman karena tidak menaati perintah raja. Mungkin mereka memiliki kekuatan, dan kekuatan itu tidak digunakan sesuai dengan perintah raja.”  Chery berhenti dan melihat ekspresi mereka. “Apa yang menjadi tanda bahwa orang tua kami adalah Dewa?” Tanya Jay. “Kamu lihat gambar tongkat dengan sayap dan ular itu?” Kata Chery. Ia menge-zoom gambar itu untuk memperlihatkan detailnya. “Tattoo,” kata Ray dengan suara keras. “Besar juga suara mu.” Kata Chery yang mendengar reaksi Ray. “Ayah punya tatto itu.” Ucap Ray. “Ayah seorang dewa? Lalu apa yang dilakukan dewa di Bumi?” Kata Tey.  Chery hanya menaikkan pundaknya. Ia tidak punya clue sama sekali untuk pertanyaan itu. ia mengingat tugasnya hanyalah menerjemahkan buku itu saja.  “Jadi kenapa kami anak-anaknya tidak menjadi dewa juga?” Tanya Tey pelan. Wish, Ardy, Panom, dan Ohn hanya menatap mereka berempat saja. Kisah mereka memang seperti kisah dongeng anak-anak. “Seperti yang kalian lihat, ayah kalian itu menikah dengan manusia di Bumi. Dari kisah gambar di halaman terakhir, bahwa seorang dewa bisa membuat anaknya menjadi manusia utuh dengan meminum poison yang mematikan gen dewa. Poison itu hanya bisa dibuat oleh dewa diatas dewa, mungkin suatu pangkat di atas si dewa itu! Mungkin ayahmu meminum poison itu. Lihatlah gambar di buku itu.” Jelas Chery.  “Sangat membingungkan.” Kata Jay. “Beritahu mereka tentang teka-teki itu.” Kata Tey. “Oh, surat yang ditinggalkan ayah?” Ucap Jay melirik Tey. Ia setuju dengan Tey agar mereka bisa membantu mereka mengerti apa yang dimaksud ayah mereka. “Sebelum ayah meninggal, ia memberikan wasiat kepada kami. Bunyinya seperti ini,’He lived in the words. He needs to be turned over to read. Ergo, He hasn’t been here. He was sitting on a stool. Waiting to be read. This whole thing is a clue. Which cannot be denied. It would emit  a beam of light. SMEG is one of them.’” Chery dengan sigap mengetikkan hal itu di ICE miliknya dan memunculkannya di layar.  “Ini sangat menarik. Apakah ayah kalian berusaha memberitahu kalian sesuatu?” Tanya Chery ingin mengetahui dari intuisi mereka terlebih dahulu. “Bagaimana menurutmu tentang ini Wish?” Tanya Chery.  “Aku tidak punya pendapat sama sekali.” Kata Wish lalu melirik ke arah Jay. “Biasanya, seseorang yang menyampaikan sesuatu dengan kode-kode seperti ini pasti yakin bahwa penerimanya akan mengerti apa yang dimaksud tanpa berpikir tegas.”  Itulah yang ada di pikiran Wish. Ia merasa akan masuk akal jika sipenerima mengetahui maksud dari sipemberi. Ia mencoba menggali kembali ingatan mereka. “Aku tidak tahu. Jangan-jangan kata-kata itu bukan untuk kami!” Ucap Ray mencoba memberikan kemungkinan yang lain. “Ini sangat menjengkelkan. Sekarang otakku serasa mau pecah. Baru kali ini aku merasa kesulitan dalam mempelajari sesuatu.” Ucap Chery.  Ardy memberikan pendapatnya, “Apakah itu menunjuk suatu tempat?”  Panom melirik Ohn. Ia ingin berpartisipasi dalam rapat itu. Ia pun berkata, “Apakah mungkin ia menyebutkan suatu benda? Apakah dalam kalimat-kalimat itu memiliki kaitan masing-masing?”  “Bagaimana menurutmu Ohn? Otakmu biasanya dipenuhi dengan banyak pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan darimu bisa membantu juga dalam mendapatkan clue. Mungkin kami melewatkan sesuatu.” Kata Chery. “Aku tidak tahu. Semua terasa jelas, sekaligus terasa abstrak. Tak ada yang bisa kupikirkan saat ini.” Ucap Ohn menggelengkan kepala. “Bagaimana jika kita mencoba mengartikan kalimat pertama, dikatakan, ‘He lived in the words’. Apa yang hidup di dalam kata?” Ucap Tey. “Apakah kita harus mencari tahu setiap arti dari setiap kalimat?” Kata Ardy yang kurang setuju dengan Tey. “Yang hidup di dalam huruf maksudnya huruf hidup? Apakah itu masuk akal?” Kata Ohn menjawab.  “Tidak mungkin seperti itu. Apa yang bisa diartikan dari huruf A,I,U,E,O?” Ucap Wish. Ia membaca kembali kata-kata itu.  “Aku tidak memiliki ide.” Kata Panom. “Mungkin itu tidak memiliki arti. Kalian mungkin bisa mengerti hanya dengan membacanya. Coba lagi.” Kata Ohn kepada si kembar. Mereka membaca di hadapan mereka lalu menggelengkan kepala. Mereka tetap tidak tahu makna dari kata itu. “Apakah itu sejenis meminta pertolongan? Atau petunjuk? Atau peringatan?” Tanya Chery.  “Benar-benar sulit. Aku yakin bahwa ini bukan untuk mereka.” Ucap Chery. Cukup lama mereka berdebat, tetapi tetap tidak mengerti apapun. Mereka tidak tahu harus melakukan apalagi. Jadi, mereka pun bubar karena jam malam sudah tiba.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD