1 minggu setelah kejadian itu terjadi, Leon kembali menjadi seseorag yang dingin dan tidak bisa di tebak
Ana kembali menjalani aktivitasnya, bertemu teman - temannya, belanja, dan kembali tidur dirumah
Ia mulai bosan dengan aktivitas nya yang begitu - begitu saja, ia berfikir untuk bekerja di perusahaan kantoran mengingat Ana lulusan S2 di salah satu universitas ter baik di kotanya
Ana menggunakan Kemeja putih dan rok span selutut tidak lupa ia menghias wajah agar terlihat lebih fresh dan menambahkan sedikit aksesoris seperti kalung dan cincin
Leon tidak mengetahui sebelumnya jika Ana hari ini di panggil untuk interview kerja, Ia berfikir bahwa Leon tidak akan peduli maka ia melakukannya tanpa izin dari Leon
Ana memesan mobil online dari smartphone nya, ia membawa semua berkas - berkas yang di perlu kan dan langsung bergegas menuju Portard Group
"Ke Portard Group di Jalan Heritage ya bu" Kata supir tersebut mengkonfirmasi
"Yap betul pak" Jawab Ana
Selama perjalanan Ana hanya berdiam diri sambil memikirkan ala di balik semua kedinginan Leon, ia penasaran kenapa selama ini Leon sangat amat menutup dirinya apalagi ruang kerja di lantai 3
Tak terasa 30 menit sudah berlalu, Ana sampai perusahaan tersebut dengan selamat
Perusahaan ini di dirikan sejak 1978, berkembang sangat pesat bahkan tidak pernah down di bawah kepemimpinan Gerigo Hanatta sang CEO saat ini
Ana memasuki perusahaan itu dengan berbekalan dari receptionis yang menyuruhnya ke lantai 15 untuk bertemu sekertarisnya
Sesampainya di lantai 15 Ana di berikan sambutan hangat oleh Tatti sekertaris sang CEO terlihat Tatti sudah hamil besar dan mulai kelelahan untuk berjalan
"Good morning mrs. Anna" Sapa Tatti
"Good morning mrs. Tatti" Kata Ana sambil membaca name tag yang tertera di kanan baju Tatti
"Ana mr. Hanatta baru saja memberitahu saya bahwa ia sangat membutuhkan sekertaris sesegera mungkin. Setelah interview kamu bisa langsung menuju ruangannya dan menemuinya" Kata Tatti sambil menunjukan ruangan yang sangat besar di ujung lantai 15
"Baiklah, dimana saya bisa mulai interviewnya?" Tanya Ana
"Kamu bisa masuk ke ruangan HRD di depan"
"Oke baik, terimakasih arahan nya Tatti senang bertemu dengan kamu"
"Senang bertemu dengan mu juga Ana. Good luck!"
Ana memasuki ruangan HRD itu dengan perasaan campur aduk, setelah sekian lama ia tak pernah memasuki ruangan HRD karena pernikahannya
Ia di lontari beberapa pertanyaan, ada yang menjebak ada juga pertanyaan yang sangat sulit untuk di logika kan. HRD nya perempuan, cantik sekali bernama Iriana Gabriella
Setelah beberapa pertanyaan tersebut di keluarkan akhirnya Iriana menyuruhnya untuk langsung menemui CEO
Sesampainya di ruangan besar dan mewah tersebut Ana melihat seseorang yang sangat tampan sedang fokus ke laptopnya tanpa menoleh ke arah Ana
"Selamat pagi pak, saya Ana baru saja di interview dengan Mrs. Iriana" Kata Ana
"Besok kau sudah boleh bekerja, saya tidak suka telat, ceroboh dan tidak cekatan. Sekarang kau sudah boleh pulang dan siapkan diri untuk besok" Kata Geri singat padat jelas
"Baik pak, terimakasih" Kata Ana sambil berlalu pergi
++++
Ana meregangkan badanya, hari ini cukup lelah menurutnya karena terlalu biasa dengan hidup nya yang leyeh - leyeh
Tak terasa malam sudah datang tetapi Leon belum saja pulang
Ana mengambil smartphone nya dan mulai memainkannya, tetapi tiba - tiba Ana mendapatkan pesan singkat dari nomor yang tidak di kenal
'Ana, tolong ceraikan suami mu aku sangat mencintainta sangat amat mencintainya. Aku tahu kamu tidak mencintainya, tolong berkorban demi aku - R'
Ana membaca pesan tersebut dengan sangat hati - hati, keningnya berkerut menandakan ia sangat bingung dengan pesan barusan
Ia tidak memusingkan hal tersebut karena ia harus menyiapkan kebutuhkannya untuk besok
Setelah semua sudah beres Ana membersihkan dirinya dan menggunakan piyama doraemon kesukaannya.
Leon membuka pintu dengan keras sambil membanting kertas - kertas dokumen didepan Ana
"Aku tidak pernah mengizin kan mu untuk bekerja Ana!" Teriak Leon di depan Ana
Para maid yang berlalu lalang kaget mendengar teriakan Leon dan langsung mengosongkan Lantai 2, kamar mereka berdua
"Close and Lock the door please" Kata Leon pada benda kecil canggih
Leon menatap Ana penuh amarah dan emosi yang meledak - ledak sambil melipat tanganya di dadanya
"Kenapa?" Tanya Ana pelan, sangat pelan sekali ia sangat takut sekarang
"Aku masih bisa membiayai mu, tidak perlu kau berkerja di perusahaan sampah milik Geri!"
"Aku bosan" Jawab Ana
"Bosan kau bilang? Setiap hari kau lakukan semua hal yang ingin kau lakukan Ana!"
"Aku hanya ingin mecari kesibukan Leon dan KAU MENGHANCURI NYA LAGI!" Ana tidak sadar dengan perkataannya
"Kau bekerja di perusahaan musuh suami mu sendiri"
"Maaf Leon, aku benar benar tidak tau" Kata Ana, ia sangat senang ketika Leon menganggap dirinya sebagai suami
"Siapkan baju mu, besok kita liburan ke Maldives" Kata Leon singkat lalu menjatuhkan badanya di sebelah Ana
Ana menatap lelaki itu heran, setelah beberapa bulan sikap dia dingin seperti es tetapi bisa sesekali manis seperti gula sungguh Leon tidak bisa di tebak
Ana memastikan Leon sudah terlelap, ia mengelus rambut Leon dengan lembut ia menatap wajah suami nya sendiri
"Teruslah seperti itu Ana, aku sangat lelah hari ini dan butuh sentuhan tangan mu" Kata Leon tetapi tetap menutup matanya
Ana dengan senang hati masih mengelus - elus rambut lebat milik Leon dan merambah ke pipinya sampai Leon benar - benar tertidur pulas
"Kalau benar memang kamu jodoh aku pasti tembok di antara kita akan runtuh.. Tapi jika kamu bukan jodoh ku rumah tangga kita yang runtuh"
Ana mendekatkan diri pada Leon, menatapi wajah dia yang sangat tampan bak dewa
Ia tidak pernah menyangka di nikahkan oleh lelaki yang sangat misterius seperti Leon
Walaupun Leon sangat dingin tetapi disisi lain Ana tetap melihat bahwa Leon lelaki yang sangat pecemburu dan sangat posesif
××××
VOTE KOMEN SHARE ❤❤❤