Part 2. Kenyataan Mengejutkan

841 Words
Nathalia tersenyum puas saat melihat kamarnya sudah rapi dan bersih. Kamar yang sebelumnya di tempati Letta di rombak habis-habisan olehnya menjadi lebih mewah. Tidak hanya itu, barang-barang yang dibelinya sudah tertata rapi di tempat yang seharusnya. Seperti dress, sepatu, high heels, seragam sekolah, tas, make up, dan barang-barang mahal lainnya. Richard begitu memanjakannya sehingga tidak marah setelah Nathalia menghabiskan uang hampir seratus juta rupiah. Malah Tania dan Letta yang marah-marah tapi kemarahan mereka hanya di simpan untuk diri sendiri karena mereka sadar tidak berhak untuk marah. "Pertama yang harus gue lakukan adalah memperbaiki penampilan." Cetusnya. Ia duduk di dekat cermin rias berwarna putih yang baru dibelinya. Keningnya mengernyit melihat pantulan bayangannya di cermin. "Culun banget sih ya ampun." Gemasnya. Nathalia menyingkirkan poni panjang yang menutupi hampir sebagian wajahnya. Nathalia asli memang selalu membiarkan rambut hitamnya tergerai dan wajahnya tidak terlihat begitu jelas karena terganggu oleh rambut. Selain itu, Nathalia memakai kacamata bulat dan kuno. Nathalia juga selalu menunduk, tidak pernah berani menatap lawan bicaranya. Tubuhnya menegang seketika kala dapat melihat wajah Nathalia secara keseluruhan di cermin. "Oh my god!!! Kenapa wajahnya sama persis dengan wajah asli gue?!!" Jeritnya histeris. Untung saja kamarnya kedap suara. Jadi tidak akan ada yang mendengar jeritan histerisnya. Ia menangkup kedua wajahnya sembari terus menatap intens ke cermin. Barangkali ia salah lihat sebelumnya karena teringat dengan wajah aslinya. Akan tetapi, selama apa pun dia menatap cermin, ia tetap lah melihat wajahnya yang dulu. Dia dan Nathalia bagaikan pinang dibelah dua. Hanya saja Nathalia yang ini berambut hitam bukan berambut pirang. Ia terus mencari dimana letak perbedaan wajah mereka tapi tidak menemukan perbedaan sedikit pun. Mereka memang sangat lah sama persis. Bahkan setelah meneliti lebih lanjut, warna rambut mereka pun sama. Rambut hitam Nathalia sebelumnya ternyata di warnai bukan warna asli. "Apa mungkin kami saudara kembar? Tapi kenapa gue gak pernah tahu?!" Ia tertawa sendiri. Merasa tidak percaya dengan kenyataan ini. "Ah, sudahlah. Nanti saja mencari tahu kebenarannya karena yang paling terpenting sekarang adalah mengubah penampilan culun ini." Nathalia mengambil gunting, kemudian menggunting rambut panjangnya itu. Karena wajahnya sama persis dengan Nathalia, ia memutuskan untuk memakai penampilannya yang dulu. Dia akan membuat kedua penghianat itu merasa ketakutan saat melihatnya atau pun membuat sekolah geger karena ada orang yang mirip dengan seorang Nathali Alexander. Yang paling terpenting, dia akan kembali di puja-puja oleh para lelaki dan besar kemungkinan dia akan kembali menjadi primadona sekolah. Dengan kecantikannya, dia akan merebut pacar atau gebetan Letta dan membuat Letta dicampakkan. **** Tap... Tap... Tap... Suara langkah kaki terdengar begitu jelas. Membuat semua mata tertuju padanya. Semuanya terlihat sangat terkejut. Tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. "Nathali?!" "Lo siapa?!" Tanya Tania dan Letta berbarengan. Nathalia tersenyum sinis. Tidak menyahut sedikit pun dan langsung pergi karena sang Daddy tidak ada di sana. Nathalia mengendarai mobil sport yang baru dibelinya dengan santai sambil mendengarkan musik. Senyuman miring terpatri di wajahnya. Ia sudah tidak sabar melihat reaksi semua orang, terutama kedua penghianat itu. Dia akan membuat kedua penghianat itu mengigil ketakutan dan bersujud-sujud di kakinya, memohon ampunan atas segala dosa besar yang mereka lakukan. Tidak membutuhkan waktu lama, mobil sport Nathalia yang sangat mencolok berhasil mengambil perhatian para murid. Mereka berdecak kagum melihat mobil Nathalia dan merasa tidak sabar melihat si pengendara. Di dalam benak mereka, si pengendara pasti lah tampan atau cantik. Nathalia tidak langsung keluar dari dalam mobil. Ia bercermin sebentar untuk melihat penampilannya. Ah, dia sudah terbiasa melakukan itu sejak dulu sebelum keluar dari mobil. Bedanya dulu ia diantar oleh supir pribadi lalu dibukakan pintu mobil untuknya. Dulu dia tidak diijinkan mengendarai mobil sendirian ke sekolah tapi sekarang dia bebas melakukan apa pun yang diinginkannya sejak dulu. Tidak akan ada yang melarangnya. "Astagaa!!" "Nathali?!!" "Kamu gak jadi mati, Nathali?!" "Oh my god, kenapa Nathali bisa hidup kembali? Bukan kah dia sudah meninggal dunia akibat bunuh diri dari rooftop?" "Gevan harus tau ini!" "Rere pasti akan senang melihat sahabatnya kembali hidup." "Oh tuhan, untung lah kau tidak mengambil dewi pujaanku." Berbagai ucapan lebay dan syok keluar dari mulut para siswa kala Nathalia keluar dari mobil. Nathalia tidak menghiraukannya untuk sekarang. Dia langsung menerobos masuk ke dalam sekolah. Menuju kelas Nathalia, 11 IPS 1. Sepanjang perjalanan, tatapan kaget diterimanya tapi dia tidak peduli atau pun berusaha menjelaskan sedikit pun. Dia tetap berjalan dengan penuh percaya diri. Mata Nathalia berkilat marah melihat Gevan dan Rere sedang berjalan berdua di koridor. Ia mempercepat langkahnya dan dengan sengaja menabrak bahu Gevan. "Upss, sorry. Natha buru-buru." Ucapnya dan langsung pergi begitu saja. Meninggalkan Gevan yang terpaku. "Apakah aku tidak salah lihat? Dia mirip Nathali?" Gumamnya. "Hah? Masa sih?" Tanya Rere terkejut. "Iya. Dia seperti Nathali." "Mungkin hanya sekilas kali. Udah yok, lanjut jalan ke kelas lagi. Aku belum buat pr fisika sama sekali. Nanti aku pinjam pr kamu." Nathalia yang masih dapat mendengar percakapan mereka mengepalkan tangan kesal. Bisa-bisanya kedua penghianat dan pembunuh itu hidup tenang setelah kematiannya. Dia tidak akan pernah membiarkan keduanya hidup tenang. Dia akan membuat kedua orang itu berada dalam ketakutan dan kegelisahan. Apa pun caranya! -Tbc-
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD