Chapter 1

2282 Words
Hangatnya udara pantai tropis masih menusuk kulit kemerahan Alex—biasa dia disapa, sudah beberapa hari dia menikmati udara tersebut. Membiarkan kulit putihnya memerah terkena sengatan matahari, hingga akhirnya Tuhan membuka kesempatan baginya mendekati obyek hatinya, Halsey Claire Jacob. Baru berapa langkah kakinya meninggalkan tempat di mana keluarga Jacob berada, namun sebuah suara yang dia kenal menginterupsi. Wanita yang kini mengenakan baju rajut sebagai penutup pakaian renang merah di dalamnya berjalan ke arah Alex. Rambut emasinya digelung asal, menyisakan anak rambut yang tak beraturan, menambah kesan seksi pada wanita itu. Tetapi kesan seksi itu kian menjadi setelah melihat ke sisi wanita itu, seorang miniatur lelaki tampan berada dalam gandengan tangannya. “Apa yang kau lakukan di sini, Lex?” tanya wanita itu sebelum membawa tubuh gemuk sang putra ke dalam gendongannya. “Aku baru saja mengantarkan adikmu, Sara,” jawab Alex yang menyentuh pipi gembil putra Sarah, Niall. “Halsey?” tanya Sarah memastikan sembari membelai pipi Niall yang tadi disentuh Alex, karena putranya tidak merasa nyaman dengan sentuhan yang diterimanya. “Ya! Dia bermain air sendirian di tepi pantai,” jawab Alex acuh pada wajah tidak suka Sarah. “Lebih baik kau menjaga jarak dengannya, Lex. Aku tidak tahu apa yang akan kakak-kakakku lakukan padamu nanti jika mereka mengetahuinya,” ucap Sarah mendudukkan Niall di atas pasir pantai, membiarkan putranya bermain pasir. “Bagaimana jika aku menolaknya, Sa?” tanya Alex yang ikut mendudukkan diri di sisi Sarah yang kini juga bermain dengan Niall. “Setidaknya aku telah memperingatkanmu akan bahayanya, kan?” “Baiklah, baiklah. Jadi apa yang kalian lakukan di sini? Ku lihat keluarga kalian berada di tempat ini, hampir semuanya,” tanya Alex berusaha mengalihkan pembicaraan dari sekadar larangan untuk mendekati Halsey. “Kami baru saja melangsungkan pernikahan Kak Luke dengan gadis Perancis, Mademoiselle Isabelle Marlenè Roux,” jawab Sarah melirik sekilas ke lautan lepas yang tampak menjadi 1 dengan birunya langit. Alex tampak mengangguk-anggukkan kepalanya tanda paham, sebelum akhirnya mengehela napas panjang dan menatap ke surai daun kelapa yang seakan menari diiringi deru angin pantai. “Maaf karena waktu itu aku tidak bisa menghadiri pernikahanmu dengan Andrew, ketika itu aku tengah berada di Dubai untuk membahas proyek telekomunikasi baru.” “Aku paham, ayahmu juga telah mengatakannya ketika menghadiri pesta pernikahan kami,” ucap Sarah menanggapi ucapan maaf sang sahabat. Sarah dan Alex telah menjadi sahabat sejak di sekolah menengah, keduanya tampak cocok sehingga memutuskan untuk menjadi sahabat. Meski pada kenyataannya Alex tak begitu menyukai berada di dekat keluarga Jacob, terlebih lagi Nick Jacob yang merupakan saingannya sejak dulu. Ada banyak hal yang membuat Nick begitu membenci Alex, da nada begitu banyak hal juga yang membuat Alex enggan untuk terlalu dekat dengan keluarganya. Terkecuali dirinya dan juga gadis manis yang tadi menjadi alasan Alexander Harris kini berada di dekat Sarah Dimitrova-Jacob. “Bisa kau tidak mengacuhkan permintaanku tadi, Lex?” tanya Sarah menatap Alex dengan wajah seriusnya. “Permintaan yang mana?” Alex menatap Sarah sama seriusnya, karena dia tidak paham larangan yang mana. “Jangan pernah kau mencoba untuk mendekati adikku, Lex. Dia adalah adik kami yang sangat berharga, dan kau bahkan tahu bagaimana Kakek kami begitu menjaganya?” Sarah berusaha memperingatkan sahabatnya sekali lagi, karena dia tahu jika Alex memiliki ketertartikan pada Halsey sejak dulu. “Aku tidak ingin kau menyakirinya, dan aku bisa menjamin jika saudara-saudaraku tidak akan diam saja melihat Halsey terluka. Kau tahu kan seperti apa?” lanjutnya. “Rupanya kalian masih semenyeramkan dulu,” kekeh Alex melihat Niall yang menyiram ramburnya dengan pasir, membuat Sarah menghembuskan napas lelah. “Hey, Lex,” sapa Andrew yang baru saja tiba untuk menghampiri istri dan juga putranya. “Hey, Drew. Putramu sungguh menggemaskan,” ucap Alex yang sejak tadi mengagumi gen unggul yang dimiliki oleh Niall. “Sebaiknya kau segera menikah untuk bisa mendapatkan anak selucu dan semenggemaskan putraku,” saran Andrew pada Alex yang langsung membuat pasangan suami istri itu tersedak salivanya sendiri. “Kalau Halsey mau melahirkan anak-anakku, aku bersedia untuk segera menikah.” “Jangan gila, Lex. Halsey bukan mainan seperti wanita-wanitamu itu,” Sarah memeringatkan sahabatnya dengan tatapan yang lebih tajam dan dingin dari sebelumnya. “Aku serius, Sa.” “Kita lihat saja apa yang akan keluarga Jacob lakukan terhadapmu jika sampai kau menyakitinya,” Andrew berusaha memperingatkan rekan bisnisnya. Alex tampak memikirkan apa yang diucapkan oleh pasangan suami istri itu, dan ia tahu jika semua peringatan yang diberikan padanya adalah benar adanya. Keluarga Jacob memang seperti itu, mereka akan menyingkirkan siapa pun yang menjadi penghalang bagi keluarga mereka. Melukai salah seorang dari mereka, sama saja melukai seluruh anggota keluarga, dan semuanya akan ikut terlibat. Sama halnya dengan apa yang dialami oleh David Schneider, mantan kekasih Sarah yang kini berada dalam daftar hitam mereka. Bahkan hingga kini pun hubungan bisnis mereka juga sedikit berimbas, mesti keluarga Jacob tidak memutus semua kerjasama bisnis yang telah mereka jalin sejak lama. Dalam hati Alex bersumpah tidak akan pernah mengecewakan Halsey, apalagi sampai membuat gadis itu terluka. Iya berjanji pada dirinya sendiri, jika kesempatannya untuk bersama Halsey berhasil tercipta dengan baik. Lelah menjadi penonton keharmonisan keluarga kecil sang sahabat membuat Alex memutuskan untuk kembali ke resort tempatnya menginap selama di Bali. Mencoba untuk menenangka dirinya agar tidak gegabah dalam mengambil keputusan, mendekati Halsey bukanlah perkara mudah baginya. Karena ada begitu banyak serigala berkuku dan taring panjang yang menjadi penjaganya. Pertama kali dalam hidupnya Alex begitu menginginkan seorang gadis hingga begitu menyiksanya, menahan diri untuk tidak mendekat, dan kini kesempatan itu telah berada di depan matanya, apakah dia harus membuang kesempatan itu begitu saja? Tentu tidak! Inilah saat yang tepat untuk menunjukkan bahwa dia ada, menyukai Halsey dengan begitu besar hingga nyaris gila. Abaikan fakta bawha dia adalah seorang lelaki yang selama ini selalu dielu-elukan wanita-wanita seksi di luaran sana. Karena tidak ada yang benar-benar bisa menarik hati dan pikirannya selain gadis berambut cokelat itu, Halsey Claire Jacob. Niall yang sejak tadi bermain pasir pantai ditemani kedua orang tuanya akhirnya mengantuk, dia sudah menguap beberapa kali. Membuat Andrew langsung mengangkat tubuh gemuknya dalam gendongan, membawanya kembali ke resort di mana keluarga Jacob berada. Sepanjang perjalan dari pantai ke resort, suami istri itu sedang membicarakan Alex yang secara mengejutkan mengatakan bahwa dia memiliki ketertarikan pada adik kecil mereka. “Semoga saja Alex tidak berbuat yang aneh-aneh, aku tidak bisa menjamin apa yang akan Kak Luke dan Kak Nick lakukan padanya jika semua itu terjadi,” lirih Sarah ketika mereka sudah berada di resort. “Semoga saja,” Andrew menganggukan kepalanya setelah mendengar perkataan sang istri. “Niall!!!” teriak Halsey sembari berlari ke arah Sarah dan Andrew dengan Niall yang sudah tertidur dalam gendongan sang Ayah. “Ssssttt... Niall sudah tidur,” bisik Sarah sembari meletakkan jari telunjuknya di depan bibir. Halsey hanya menganggukan kepala tanpa bersuara, sedangkan Andrew memutar bola matanya malas melihat kelakuan adik kecil sang istri. Besyukurlah karena Niall sama sekali tidak terganggu dengan suara melengking yang Halsey keluarkan untuk memanggilnya. Kalau tidak akan repot jadinya jika Niall yang masih mengantuk merasa tidurnya terganggu, anak kecil itu akan rewel dan tidak ingin lepas dari kedua orang tuanya. “Kak, tadi aku melihat kalian bicara dengan seorang lelaki di pantai,” ucap Halsey mengikuti langkah Sarah dan Andrew yang tengah berjalan menuju kamar tidur mereka. “Oh, Alex maksudmu?” tanya Sarah memastikan jika Alex adalah orang yang dimaksud adiknya. “Ya, katanya dia putra Perdana Menteri. Apa benar begitu?” rupanya Halsey masih belum bisa percaya dengan kata-kata Alex. “Benar, dia Alexander Harris putra Perdana Menteri. Mengapa?” “Dia tampan, baik dan teerlihat sedikit nakal,” gumam Halsey pelan namun masih bisa terdengar jelas di telinga Sarah dan Andrew yang kini saling pandang. “Kau bilang apa tadi?” tanya Sarah memastikan apa yang dia dan Andrew dengar. “Tidak ada, Kak. Kalau begitu Halsey mau pergi keluar dulu, ya. Harinya cerah dan sayang untuk dilewatkan jika hanya berada di resort,” ucapnya sembari berlalu meninggalkan kamar tidur sang Kakak sepupu. “Sepertinya Halsey tertarik pada si b******k itu,” ucap Andrew sembari menutup pintu kamar tidur mereka. Kini Halsey tengah berada di dalam mobil yang memang disediakan oleh keluarganya, lengkap dengan pengawalan ketat seperti biasa saat dia tidak bersama anggota keluarganya yang lain. Rencananya sore ini dia ingin mengunjungi beberapa tempat menarik menurut teman-temannya yang pernah ke Bali. Gadis itu memutuskan untuk melihat sunset dengan hiburan penari api yang sekali lagi membuatnya takjub. Tidak jauh darinya para pengawal siap berjaga untuk memantau kondisi gadis manja dan ceria itu. “Waaawww...” mulutnya terbuka melihat atraksi penari api yang untuk pertama kalinya dia lihat. “Harus seheboh itu?” Halsey merasa ada seseorang yang menginterupsi kegiatan menyenangkannya langsung berpaling ke arah datangnya suara. Dia melihat lelaki tinggi besar yang menggunakan kaus tanpa lengan, menampilkan lengan berotot yang indah berdiri di sisi tubuhnya. Gadis itu awalnya ingin menegur orang yang tadi menginterupsinya, namun dia urungkan setelah melihat wajah siapa yang sedang menatapnya lembut. “Kau!!!” tunjuk Halsey tepat di depan wajah tampannya. “Ya, Aku! Mengapa? Kau tidak suka jika Aku berada di sini?” tanyanya pada Halsey yang menggelengkan kepalanya cepat. “Hahaha... Kau sungguh lucu dan manis, Mengapa kali ini Kau sendirian lagi? Di mana saudara-saudaramu?” Alex mengacak rambut pendek Halsey, membuat gadis itu mengerucutkan bibirnya karena tidak senang rambutnya disentuh. “Mereka semua punya acara masing-masing, dan aku jugua punya acara sendiri,” ucapnya sembari merapikan rambutnya yang tadi diacak-acak oleh Alex. Lelaki itu tertawa melihat wajah lucu Halsey ketika merajuk, sepertinya dia memang membutuhkan gadis seperti ini dalam hidupnya. Selama ini kehidupannya terlalu monoton dengan perempuan-perempuan seksi yang selalu sibuk mengejar-ngejarnya, tidak memperlakukannya layaknya lelaki biasa. Alex hanya menginginkan gadis ini, tidak yang lain. Dia akan berjuang untuk mendapatkan gadis manis di depannya, walau itu artinnya dia harus berhadapan dengan keluarga Jacob yang terkenal tidak kenal ampun pada lawan. “Jangan! Biar aku saja,” Halsey merasa canggung karena Alex membantu untuk merapikan kembali rambutnya yang sedikit berantakan karena tertiup angin. “Tidak! Aku harus berbuat manis pada gadis manis dan menyenangkan sepertimu,” tolak Alex tetap merapikan rambut Halsey. Pipi gadis itu merona merah mendapat perlakuan manis lelaki setampan Alex, walau dia tahu jika lelaki di depannya ini terkenal playboy. Karena tadi siang saat sang Nenek mengajaknya masuk ke dalam resort, dia sempat mencari tahu tentang keluarga Perdana Menteri di internet. Dia menemukan foto wajah tampan Alex mendominasi sebagian besar media, baik berita tentang sepak terjangnya sebagai pengusaha atau sebagai flamboyant. “Kau demam?” Alex menangkup kedua pipi Halsey yang memerah dengan tanganya, menatap manik mata gadis itu. “Tii—tidak!” jawab Halsey gugup karena jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, sepertinya dia akan terkena serangan jantung. “Tetapi wajahmu merah, aku yakin kau sedang demam. Kalau demam mengapa masih main di pantai? Angina laut tidak bagus untuk tubuh yang sedang demam, kau akan sakit karenanya,” lagi-lagi Halsey hanya bisa pasrah pergelangan tangannya ditarik Alex untuk meninggalkan pantai. Gadis itu meelihat tangan kekar Alex yang sedang menarik lembut pergelangan tangannya, berjalan membelah keramaian turis-turis lain yang tengah menikmati sunset. Halsey memberikan kode pada beberapa pengawalnya untuk tidak mengikutinya dan Alex, gadis itu menggeleng pelan dengan kedipan mata. Para pengawal yang sejak tadi mengawasi pergerakannya dan Alex hanya bisa menarik napas dalam. Mereka sudah siap dengan kemarahan Nick dan Anthony saat mengerahui adik mereka pergi dengan lelaki yang mereka tahu adalah putra Perdana Menteri Inggris. “Sepertinya Nona Halsey adalah kekasihnya,” ucap salah satu pengawal yang tadi mengawasi Halsey dan lex. “Mereka terlihat serasi, hanya saja apa kau tahu kalau putra Perdana Menteri Inggris itu sangat playboy?” tanya salah seorangnya lagi yang hanya dijawab dengan gedikkan bahu. Akhirnya kedua pengawal Halsey mengikuti langkah gaadis itu dan Alex dari belakang, memastkan bahwa Nona mereka baik-baik saja. “Apa keluargamu selalu memberikan pengawalan seperti ini padamu?” tanya Alex yang menyadari bahwa sedang diiikuti oleh pengawal pribadi Halsey. “Ya.” “Kau begitu lucu dan polos, pantas saja keluargamu menyembunyikanmu dari media,” kekeh Alex memegang pundak Halsey dan berjalan dibelakang tubuh gadis itu. “Memangnya sepertimu? Semua media selalu memuat wajahmu dengan banyak wanita, aku saja sampai muak melihatnya,” ucap Halsey terdengar ketus membuat Alex bingung, karena seingatnya tadi siang gadis itu mengatakan tidak mengenalnya. “Mengapa?” Halsey menoleh kebelakang dan melihat wajah tampan Alex yang tengah menatapnya dengan kedua alis bertaut. “Tadi siang kau mengfatakan tak mengenalku, lalu bagaimana bisa sekarang kau membahas pemberitaan tentangku di media?” Alex menaikkan sebelah alisnya dan menatap tajam manik mata Halsey yang terlihat bergerak tidak tentu arah. “Kau mencari tahu tentangku?” “Hahaha... Tentu tidak, percaya diri sekali kau ini. Kakakku yang mengatakannya,” sanggah Halsey cepat agar dia tidak tertangkap basah mencari tahu tentang lelaki itu. “Baiklah kalau begitu, aku akan mengantarmu pulang atau kau ingin diantar oleh para pengawalmu itu?” tanyanya berusaha mengalihkan pembicaraan karena mulai mengerti dengan karakter gadis lucu di depannya ini. “Pengawalku saja,” jawabnya cepat sembari berlari kebelakang dan meninggalkan Alex yang tengah menggelengkan kepalanya dengan senyum mempesona perempuan di sana. “Gadis lucu, aku tidak sabar untuk menjadikanmu Nyonya Harris,” gumam Alex sembari mengacak rambutnya dan berjalan kembali ke arah pantai. Sedangkan Halsey sudah berdiri di depan kedua pengawalnya dengan memegangi d**a kirinya yang terasa ingin meledak. Sepertinya kerja jantungnya sedang tidak baik, dia perlu memeriksakan ini pada sang Kakak. Luke Jacob seorang ahli bedah jantung, jadi dia pasti tahu kalau mungkin saja Halsey mengalami gangguan pada jantungnya. “Cepat antarkan aku pulang!” perintahnya pada kedua pengawal yang hanya menganggukkan kepalanya tanda paham. “Lucu... Manis...” Alex menatap kepergian Halsey sebelum membalas lambaian tangan gadis cantik dan seksi yang sejak tadi menemaninya di pantai.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD