Chapter 2

1608 Words
Halsey tengah menikmati udara malam Pulau Bali dari dalam mobil yang kacanya sengaja dia buka. Gadis manis itu tersenyum bahagia karena bisa merealisasikan 1 rencanya, walau harus gagal karena bertemu dengan Alex Harris. Mengingat nama itu membuat Halsey memberengut sebal, dia merasa acaranya diganggu. Belum lagi sejak tadi Alex berhasil membuat kerja jantungnya tidak normal. “Sepertinya aku terpaksa harus mengganggu Kak Luke dan Kak Belle. Jantungku perlu diperiksa,” gumamnya sangat pelan sembari memegangi d**a kirinya. Hampir setengah jam berada di dalam mobil, karena malam ini Bali cukup macet. Atau mungkin sudah seperti biasanya seperti itu? Entahlah. Halsey tidak tahu dan tidak ingin tahu. Gadis cantik itu keluar dari dalam mobil dengan bersenandung riang, dia sedikit berloncat-loncat kegirangan. Karena untuk pertama kalinya dia tidak dibuntuti oleh kakak kembarnya atau Nick yang sangat protektif. “Dari mana saja?” tanya suara bariton yang membuat nyanyiannya terhenti. Halsey memalingkan tubuhnya ke arah suara, dia bisa melihat tatapan dingin kedua kakak kembarnya yang bersandar pada pilar resort. Dia tidak ingin berdebat dan memancing keributan, jadilah Halsey hanya menyunggingkan senyum manisnya disertai puppy eyes yang menggemaskan bagi Harry dan Henry. “Kau selalu berhasil meluluhkan kami, Tuan Putri,” ucap Harry mencubit hidung mancung adiknya dengan gemas. “Walau kau sedikit menyebalkan, tatapi kau tetap Tuan Putri kami...” Henry memeluk tubuh adiknya yang terkekeh geli karena kedua kakaknya selalu memperlakukannya layaknya seorang Putri. Ketiga kakak beradik itu memasuki resort dan disambut hangat oleh anggota keluarga lainnya. Halsey berlari ke arah Philips dan Lily, memeluk tubuh kakek neneknya dengan manja. Lily mencium pipi cucu bungsunya dengan gemas, karena gadis itu selalu manja seperti ini padanya. “Kak Luke...!!!” teriak Halsey ketika menyadari kehadiran Luke dan Belle di ruang keluarga vila mewah itu. “Jangan berteriak, Sayang. Kakakmu masih bisa mendengar dengan baik,” tegur Emily pada putrinya yang selalu bersikap semaunya. “Halsey lupa, Bu, Maaf,” cengir Halsey yang bangkit dari duduknya dan berjalan menuju Luke. Gadis itu dengan tidak tahu dirinya duduk di antara Belle dan Luke. Dia hanya tersenyum dengan puppy eyes andalannya pada Belle dan Luke yang tersenyum melihat tingkahnya. “Kak...” panggil Halsey pada Luke yang tengah menaikkan sebelah alisnya. “Pasti ada maunya!” tuduh Nick yang berkacak pinggang bersandar di dinding. “Ih. Kak Nick pengganggu!” protes Halsey tidak suka dengan tuduhan Nick. “Jadi, apa yang kau inginkan, Tuan Putri?” tanya Luke merapikan poni adik sepupunya. “Tolong periksa jantung Halsey, Kak,” pintanya yang membuat suasana hangat itu berubah tegang. Mereka terkejut mendengar permintaan Halsey, mengapa gadis itu meminta Luke untuk memeriksa jantungnya? Setahu mereka kondisi kesehatan Halsey baik-baik saja setelah hasil pemeriksaan kesehatan rutin yang biasa mereka lakukan awal bulan ini. Dan sekarang apa yang diminta Halsey? Jangan katakana ada kesalahan pada hasil pemeriksaan kesehatan Halsey. “Ada apa denganmu?” tanya Karl khawatir dengan keadaan putrinya. “Jangan main-main, Sayang. Apa yang terjadi pada jantungmu?” tanya Mariana ikut khawatir. “Luke, segera periksa adikmu. Jangan sampai terjadi sesuatu padanya, dan kalau sampai Dokter Lewis salah memeriksa Halsey selama ini, segera pecat dia!” perintah Philips berjalan ke arah cucu kecilnya yang menggemaskan dan sudah menatapnya dengan mata berbinar. “Baik, Yah,” hanya respons itu yang bisa diberikan oleh Paul atas ucapan ayahnya, karena Luke masih diam menatap bingung adiknya. “Anth, aku pinjam stetoskopmu,” ucap Luke bangkit dari duduknya dan meminta Halsey agar merebahkan diri di atas sofa. Sekarang keluarga Jacob tengah harap-harap cemas menantikan Luke memeriksa Halsey. Sedangkan Philips tampak sibuk dengan ponselnya, dia tengah berusaha menghubungi Dokter Lewis yang bertugas untuk memeriksa kesehatan keluarga Jacob. Wajahnya merah padam karena kesal tahu cucunya mengalami masalah dengan jantungnya. “Dokter Lewis, kau bilang kondisi Halsey baik-baik saja. Tetapi dia mengeluh bahwa ada masalah dengan jantungnya!” geram Philips setelah panggilannya dijawab di seberang sana. “—“ “Kalau terjadi sesuatu pada cucuku, aku akan memecatmu!” ancam Philips sebelum memutus panggilannya dan kembali fokus pada Luke yang tengah memeriksa Halsey. “Apa yang kau rasakan?” tanya Luke sembari menempelkan stetoskop di atas d**a kiri adik kecilnya. “Sekarang tidak terasa, tetapi sebelumnya jantungku seperti berkejaran,” jawabnya polos sembari memerhatikan raut wajah khawatir keluarganya. “Jadi apa yang membuatmu bisa merasa seperti itu? Apa kau melakukan hal berat?” tanya Anthony ikut khawatir dan duduk di dekat Luke yang tengah memeriksa Halsey. “Kau habis berlari-lari atau apa, Sayang?” tanya Karl masih terlihat sangat khawatir. “Tadi dia merapikan rambut Halsey yang berantakan, lalu jantung Halsey terasa sesak dan berdetak cepat,” jawabnya polos dan membuat keluarganya menatap heran padanya “Dia? Siapa?” tanya Henry menaikkan sebelah alisnya. “Alexander Harris,” jawaban polos Halsey sukses membuat semua yang khawatir padanya ternganga tidak percaya. Bahkan Luke langsung melepaskan stetoskop dari telinganya. Dia tidak percaya dengan pikiran polos adiknya yang mengira ada masalah dengan kerja jantungnya. Bahkan Philips sudah memijat pelipisnya karena nyaris saja memecat salah satu Dokter terbaik di rumah sakitnya. Semua itu karena Halsey yang tidak paham dengan perasaannya pada Alex. “Sialan!” Nick berdecak kesal setelah mendengar jawaban adiknya. “Mengapa, Kak? Halsey sungguh merasa jantung ini rusak, sebelumnya tidak pernah merasakan seperti itu,” ucapnya polos sembari kembali duduk di sisi Belle yang susah payah menahan tawanya agar tidak pecah. “Ya, Tuhan... Aku tidak percaya adik kecil kalian ini sungguh polos,” kekeh Andrew yang dihadiahi tatapan tajam Luke, Nick dan Sarah yang terkenal dengan tatapan mautnya. “Jadi apa yang kau lakukan sampai Alex berani memegang rambutmu, Sayang?” tanya Anthony membelai lembut lengan adik sepupunya. “Tadi Halsey pergi ke pantai untuk menonton atraksi tarian api, da—“ “Atraksi tarian api? Dengan siapa? Jangan katakan kau pergi sendiri?” tanya Nick sedikit panik yang diangguki oleh si kembar. “Kau dengan siapa? Mengapa tidak mengatakan pada kami?” tanya Harry tidak terima adiknya bepergian seorang diri. “Jeremy dan Rupert yang menemaniku,” jawabnya dengan wajah kesal karena diberondong pertanyaan. “Lalu mengapa bisa Alex bersamamu?” tanya Nick mulai mengitrogasi adiknya seperti seorang terdakwa dalam sebuah persidangan. “Bu... Kak Nick menyeramkan...” ringis Halsey yang bangkit dari duduknya dan memeluk tubuh ibunya. “Kakakmu hanya bertanya dan mereka khawatir dengan kondisimu, Sayang,” ucap Emily membelai lembut rambut cokelat putri bungsunya. “Benar, Tuan Putri. Kau nyaris saja membuat kami terkena serangan jantung sungguhan,” ucap Paul hangat. “Tetapi Halsey sungguh mengalami gejala gangguan jantung, Paman Tadi rasanya jantung ini akan melompat keluar,” ucapnya berapi-api, masih dengan wajah polos dan puppy eyes-nya. “Itu namanya kau jatuh cinta, Halsey,” ucap Belle yang membuat Halsey menatapnya bingung. Gadis itu menatap Belle dengan kening berkerut, bahka dia melihat kakak-kakak sepupunya berulang kali. Hingga akhirnya dia menatap kedua orang tuanya bergantian. Semua orang semakin bingung dengan reaksi yang ditunjukkan Halsey setelah mendengar ucapan Belle. “Cinta saja belum, mengapa harus jatuh?” tanyanya sembari menenggelamkan wajah di d**a Karl Jacob. “Ya Tuhan! Kepalaku sakit menghadapi kepolosan adikmu, Luke,” ucap Belle memijat keningnya dan dihadiahi tawa oleh yang lainnya. “Sudah ku katakan jangan ikut berkomentar, adikku memang sepolos itu,” ucap Luke mengecup sekilas bibir istrinya yang sudah mengerucut karena kesal dengan Halsey. “Ada apa yang kau lakukan sampai Alex merapikan rambutmu, Sayang?” tanya Sarah pada akhirnya. “Tadi rambutku berantakan karena tertiup angin, lalu Alex merapikannya. Dia bilang kalau dia harus berbuat manis pada gadis manis dan menyenangkan sepertiku,” Halsey menirukan ucapan Alex padanya. “Perutku mual...” ucap Harry dan Henry bersamaan. “Darahku mendidih,” ucap Nick dengan nada dinginnya yang mencekam. Sedangkan yang lainnya hanya meringis ngeri mendengar ucapan Nick. Masih jelas dalam ingatam bagaimana Nick dan Alex berkelahi di sebuah klab malam. Hanya karena Alex menggoda seorang wanita dan Nick tidak suka tindakan Alex. Awalnya hanya adu mulut dan berakhir dengan adu tinju. Bahkan keduanya sampai harus diamankan polisi, beritanya menjadi headline news selama beberapa minggu. Halsey tidak terlalu tahu berita itu karena saat kejadian perkelahian dia berada di Amerika. Dan ada hal lain lagi yang menjadi alasan betapa Nick membenci Alexander Harris, dan hal itu terlarang untuk dibicarakan. “Lalu dia kira aku demam, katanya pipiku merah saat dia merapikan rambutku. Bahkan dia memegang pipi Halsey dan katanya hangat,” cerita Halsey terus mengalir dan membuat mereka tersenyum kecuali Luke, Nick dan Sarah. Sekali lagi ketiga orang itu tidak beraksi seperti yang lainnya. Jika Luke dan Nick sedang memikirkan bagaimana cara menjauhkan Alex dari adik mereka. Berbeda dengan Sarah yang memikirkan bagaimana nasib Alex setelah ini karena nekat mendekati adik kecilnya. “Lalu apa yang Alex lakukan setelahnya, Tuan Putri?” tanya Lily penasaran dengan cerita cucu polosnya ini. “Dia bilang Halsey sakit dan harus pulang, jadi dia mengantar Halsey sampai di depan Jeremy dan Rupert,” jawab Halsey dengan senyum hangatnya. “Sepertinya dia pemuda yang baik,” ucap Lily jujur. “Tidak, Nek. Dia lelaki b******k, buktinya saja dia bermesraan dengan seorang perempuan saat aku tinggal pergi,” Halsey berapi-api dan semakin membuat senyum di wajah keluarga itu mengembang, kecuali ketiga orang tadi. “Jadi jantung Halsey bagaimana, Kak?” tanyanya pada Luke yang memijat pangkal hidungnya. “Baik-baik saja, Tuan Putriku. Dan lebih baik jangan bertemu dengan Alex lagi jika ingin jantungmu baik-baik saja,” ucap Luke dengan senyum tulusnya pada sang adik. “Benar, terlalu bahaya bertemu dengan Alex. Kau bisa terkena serangan jantung sungguhan,” Nick semakin menakuti Halsey agar tidak dekat dengan Alex. “Baiklah, Kak. Mulai sekarang Halsey akan menghindarinya, kan aku masih ingin hidup dan menonton tur konser BTS...” ucap Halsey kembali ceria dan menciumi satu persatu pipi keluarganya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD