Niko dengan berat hati menarik kopernya keluar dari rumahnya. Rumah dan barang-barang yang ada di dalamnya sudah terjual. Para karyawannya sempat berdemo meminta pesangon karena PHK massal yang dilakukan perusahaannya. "Ayo Pa. Hati-hati." Digandengnya lengan Surya agar ayahnya itu kuat berjalan. Kaki sebelah kiri Surya sedikit susah digerakkan, membuatnya kesulitan untuk berjalan. Niko melihat ke belakang kembali. Lalu menghela napasnya. "Kita mau ke mana, Niko?" Surya bertanya setelah memasuki mobil. "Niko sudah cari rumah, Pa. Lumayan jauh dari sini, tapi di sana tenang. Biar Papa cepat sembuh," jawab Niko. Surya mengangguk dan tidak bertanya kembali. Dia sudah mulai menerima keadaan mereka. Mau bagaimana lagi, sudah tidak ada yang bisa dimintai bantuan. Keluarga mereka yang la

