"Lalu apa mau mu jika tidak ingin ikut dengan ku untuk mempertanggung jawabkan perbuatan mu" ucap pria itu setengah jengkel karna wanita ini agak jual mahal tidak seperti wanita yang seperti ia temui kemarin kemarin
"Aku hanya bisa memberikan KTP dan nomor telepon sebagai bahan jaminan untuk sekarang tuan. Karena sekarang saya harus cepat pergi dari sini ada hal yang lebih penting yang harus saya tau" ucap kinan kepada pria itu. semoga aja pria itu mengiyakan agar kinan bisa cepat pergi dari tempat itu sebab orang orang mengerumuni mereka.
"Apa yang kalian lihat disini cepat bubar ini bukan urusan kalian dan kamu boleh pergi sekarang Sebelum aku berubah pikiran dan menculik mu dari sini" ucap pria itu saat ia menjadi tontonan pejalan kaki dan menyuruh wanita cantik itu pergi juga
"Baik tuan saya akan pergi sekarang terima kasih akan kemurahan hati anda tuan" ucap kinan buru buru agar bisa cepat ke rumah sakit menyusul ibu nya.
Sesampai nya di rumah sakit kinan langsung berlari ke dalam dan menanya kan keberadaan ibu nya ke suster
"Sus apakah ada pasien bernama ibu ratih di rumah sakit ini?? Ucap kinan kepada suster sambil mengatur napasnya
" Maaf bu disini tidak ada pasien yang bernama ratih seperti yang ibu katakan" ucap suster sambil memeriksa setiap nama pasien di buku
"Apakah bener sus tidak ada nama ratih di buku pasien, coba tolong cek lagi sus" ucap kinan sambil memikirkan siapa yang ibu nya bawa ke rumah sakit jika bukan ibunya yang di rawat
"Maaf bu sudah saya cek ulang kembali juga dan tidak di temukan nama ratih di buku pasien ini" ucap suster dengan sangat yakin
"Ya sudah sus terima kasih kalo begitu" ucap kinan
Kinan segera menelepon ibu nya dan memberi tahu bahwa dia sekarang sudah di rumah sakit yang tadi ibu nya sebut kan.
"Bu aku sudah ada di RS. SEHAT SELALU, siapa sebenarnya yang sakit bu?? tadi aku tanya ke suster tidak ada nama ibu di buku pasien."ucap kinan di telepon sambil menunggu jawaban ibu nya
"Maafkan ibu kinan yang sakit itu bapak bukan ibu." ucap ibu nya merasa bersalah karena telah membuat panik anak nya
"Sakit apa bu bapak?? Kenapa tadi ibu sangat panik saat menelepon ku bu" ucap kinan sambil berdoa semoga saja tidak ada kabar buruk yang di terima nya
"Kamu susul ibu saja ke ruang melati lantai 3 no 59 bapak di rawat di situ. Cepat kesini ya nak nanti ibu ceritakan semuanya." ucap ibu kepada kinan sesantai mungkin agar kinan tidak panik
"Baik bu kinan segera kesitu ibu tunggu saja" ucap kinan dengan santai
Kinan pun menaiki tangga karena lift nya penuh ia cuman malas menunggu, capek dikit juga tak apalah agar cepat sampai. Dia pun sampai di depan ruangan bapak sambil mengatur napas nya agar beraturan sebab tadi ia berlari saat menaiki tangga agar cepat sampai.
"Assalamualaikum bu" ucap kinan sambil mengetuk pintu
" Wa alaikum salam nak silakan masuk." ucap ibu kinan sambil membuka pintu
" Bapaknya mana bu kenapa di ruangan ini cuman ibu saja?? Terus apa yang terjadi dengan bapak bu??" ucap kinan sambil bertanya tanya dalam hati
"Bapak mengalami kecelakaan nak, jatuh saat membersihkan kaca luar gedung di tempat kerja nya yang mengakibatkan kaki bapa sebelah kanan patah. dan mengharuskan bapak di rawat beberapa hari di sini untuk beberapa hari ke depan nak ."ucap ibu menjelaskan kejadian kecelakaan bapak sambil menangis karena suami tercinta nya tidak bisa bekerja lagi karena kecelakaan ini lantas yang membiayai sekolah kedua anaknya yang paling kecil siapa
"Lalu apa kata dokter bu?? Apakah bapak harus ada tindakan operasi atau tidak??" ucap kinan dengan wajah cemas dia hanya takut ayah nya kenapa napa
"Ibu juga tidak tau nak sebab bapak di bawa ke tempat rongsen agar kelihatan seberapa parah patah di kaki bapak. " ibu belum menjelaskan pastinya seperti apa sebab bapak belum di bawa ke ruang rawat lagi
"Ya sudah bu kita tunggu saja hasilnya seperti apa. Semoga saja keadaan kaki bapak tidak parah patah nya." ucap kinan menenangkan ibu agar tidak terlalu kepikiran
"Ya ibu harap bapak tidak terluka parah" ucap ibu sambil terus berharap
Tak lama mereka selesai mengobrol bapak masuk ke ruang perawatan memakai kursi roda yang di dorong suster bersama seorang doktor di sisi nya. Kinan lalu menghampiri bapak dan meminta penjelasan kepada dokter.
"Maaf dok, saya kinan anak dari bapak suhendi. Apakah cidera yang di alami bapak saya parah sehingga melakukan rongsen 2 kali??" ucap kinan berusaha santai agar tidak panik
"Cidera yang di alami bapak lumayan parah bu. Dan bapak harus segera operasi pemasangan pen agar memastikan tulang yang patah berada di posisi struktur tulang yang tepat bu" ucap sang dokter membuat kinan dan ibu khawatir akan keadaan bapak dan biaya operasi yang lumayan
Setelah berbincang dengan dokter kinan dan ibu pun membaringkan bapak di tempat tidur agar bapak bisa istirahat. Kinan pun keluar mencari udara segar ke taman rumah sakit. Semilir angin sudah mulai terasa menerbangkan helaian rambut kinan.
"Jika kau mengantuk pulang lah jangan tidur disini karena sangat dingin sekali." ucap pria asing dengan nada datar lalu duduk di samping kinan. Ah bukan lebih tepatnya menikmati wajah cantik kinan yang di terpa angin. Entah dia tiba tiba penasaran dengan gadis di sampingnya
" Aku tidak tidur hanya sedang menikmati angin malam yang membuatku tenang."ucap kinan tetap memejamkan mata sambil menikmati angin malam
" Tidak baik malam malam wanita di taman sendirian. "ucap pria itu dengan santai
" Lalu kau sendiri sedang apa disini sendirian pula mengganggu saja" ucap kinan agak ketus karena merasa terganggu dengan kehadiran pria aneh di samping nya
" Ini kan tempat umum tidak ada larangan untuk kesini meskipun sendirian." ucap pria itu dengan datar meskipun dalam hati dia sangat menyukai muka misuh wanita cantik ini
"Ya sudah kau juga jangan terlalu mencampuri urusan orang lain. Sudahlah aku pergi saja dari sini." ucap kinan ketus lalu pergi melewati pria aneh itu.
Belum juga kinan pergi jauh. jaket kinan sudah di tarik dari arah belakang yang membuat ia menengok ke belakang untuk mengetahui siapa gerangan yang menarik jaket nya. Ternyata pria aneh itu setelah aku berbalik dia hanya melihatmu saja tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
"Apa yang kau lakukan?? Kau sudah mengganggu ketenangan ku dan sekarang menarik jaket ku. Tolong lepaskan jaket ku. aku ingin pulang." ucap kinan menahan kesal pada pria aneh di depannya
"Kau bisa pulang tapi dengan satu syarat yang harus kau penuhi baru aku akan melepaskan mu" ucap pria itu sambil tersenyum misterius menatap kinan dan membuat kinan langsung ciut tapi pria itu jangan sampai tahu kalo kinan takut pada pria aneh di depannya bisa bisa dia di intimidasi oleh tatapan pria aneh itu
"Ya sudah katakan apa syarat nya agar aku bisa cepat pulang dan beristirahat." ucap kinan dengan tidak sabaran karena pria aneh itu.. Dia itu tampan memiliki halis tebal, bibir yang tipis mata yang tajam berwarna hitam pekat yang bisa membius siapa saja yang melihat, d**a nya bidang yang nyaman untuk aku senderan dan mengeluarkan keluh kesah ku.
"Astagfirullah, kenapa aku malah memuji nya sih. Sadar kinan di tampan tapi sangat menyebalkan di pertemuan pertama." ucap kinan sambil geleng geleng kepala membuat pria di depan nya keheranan
"Jangan berpikiran aneh aneh nona aku tidak akan mengabulkan semua yang ada di pikiran kamu" ucap pria itu dengan sangat percaya diri membuat kinan mual seketika
"Oh kau sangat percaya diri sekali tuan aku tidak memikirkan apa apa percayalah" ucap kinan meyakinkan
"Terserah kau sajalah aku tidak peduli dengan isi pikiran mu" ucap pria itu dengan acuh
"Ya sudah, jika tidak peduli kenapa tuan masih menahan jaket saya" ucap kinan dengan kesal