Part 3: Menyukaimu

1043 Words
”Prince Satan” Author by Natalie Ernison Thania yang merupakan seorang wanita penghibur, harus menerima perlakuan kasar bahkan cukup kejam dari Edzard. Niat ingin mencari pelanggan, justru membawanya ke masalah baru. Terlebih lagi Edzard yang dikenal sangat berkuasa, kini mulai tertarik dengan sosok Meisie, adik perempuan dari Thalia. ~ ~ ~ ”Resto xx” Meisie Zea, biasa dipanggil Meisie/Mei/Zea. Bertubuh langsing, putih, berambut panjang, paras cantik. Meisie kini menempuh pendidikan strata satu, jurusan seni. Ia ingin menjadi guru tari internasional. Namun karena keterbatasan biaya pendidikan, Mei harus bekerja paruh waktu. Mei bekerja di sebuah resto keluarga. Ia di sana sebagai tangan kanan manager, namun terkadang ia membantu para pelayan menghantarkan makanan ke meja pelanggan. "Zea! Tolong selesaikan laporan akhir bulan ini" seru salah seorang managernya. "Baik tuan Ho," jawan Zea, sembari mengenhentikan kegiatannya. Mr. Howard Stef, atau biasa di panggil dengan nama singkatnya, Mr. Ho. Bertubuh tinggi profosional, hobi olahraga, dan berusia 32 tahun. Mr. Howard Stef  Zea mulai mengerjakan segala jenis laporan laba rugi resto tempat ia bekerja. Zea dikenal sangat ramah pada para keryawan maupun pelanggan. Sehingga keberadaannya sangat dibutuhkan di sana. Terlebih lagi Mr. Ho sangat peduli pada Zea. Mr. Ho yang merupakan pemilik dari resto tersebut, namun juga turut ambil bagian sebagai manager. Zea menyelesaikan laporannya hingga larut malam, dan kini saatnya untuk Zea kembali pulang. "Pulanglah bersamaku!" ujar Mr. Ho yang membuat Zea terkejut. Ahkk.. Pekik Zea, yang terbuyar dari lamunannya. "Tidak tuan, aku akan mampir ke mini market untuk membeli beberapa bahan makanan." "Tidak masalah, aku akan menemanimu" tukas Mr. Ho. Mendengar hal tersebut, membuat Zea cukup senang. Karena sosok ramah, tampan Mr. Ho membuat Zea kadang memikirkan pria tampan satu ini. *** Setelah menemani Zea berbelanja bahan makanan, Mr. Ho menghantarkan Zea tepat di depan kediamannya. "Terima kasih banyak tuan Ho, maaf merepotkan tuan," ujar Zea dengan wajah tersipunya.  "Jangan terlalu kaku begitu, nona Zea. Aku tak ingin ada jarak diantara kita. So, santai saja" tukas Mr. Ho, lalu pergi dari hadapan Zea. Zea melambaikan tangannya pada Mr. Ho, lalu ingim masuk kembali. Namun, satu mobil berwarna hitam cukup mengalihkan perhatiannya. Kemudian, mobil tersebutpun langsung pergi dari hadapannya. "Kak! Kak Thania!" seru Zea, tatkala melihat pintu kamar Thania kakaknya terbuka sedikit. Melangkah secara pelan dan mencoba melihat apa yang terjadi di dalam sana. Hahh... Zea terkejut dengan apa saat ini ia saksikan. Zea berbalik, dan lari menuju kamarnya. Nafasnya terengah, dan terasa sesak di d**a. Thania sedang melakukan hubungan seksual bersama seorang pria yang tidak dikenal. Kala itu, Zea melihat Thania sedang melahap batang milik si pria. Zea yang masih sangat polos dan belum pernah menjalin hubungan dengan siapa pun. Ia sangat syok atas apa yang baru saja ia saksikan. Setelah beberapa menit kemudian... Pria yang bersama Thania pun pergi dengan mengendarai mobil. Zea langsung keluar dari kamarnya, lalu mendapati Thania yang hanya mengenakan handuk sebagai penutup tubuhnya. "Mei!" pekik Thania. Plak.... Zea spontan menampar wajah cantik Thania. "Apa yang sudah kakak lakukan! Aku malu kak! Aku sangat malu pada mendiang ayah dan ibu!" isak Zea dengan wajah yang sangat emosional. Thania hanya terdiam dan tak mengtakan sepatah katapun. "Jika kakak kekurangan uang, katakan padaku kak! Jangan bekerja seperti ini lagi!" bentak Zea. "Diam! Kau tahu apa tentang hidupku! Ini hidupku, terserah aku ingin berbuat apapun! Urus saja urusanmu sendiri! Jika tidak suka aku berada di sini, maka besok aku akan keluar dari rumah ini!" jerit Thania, lalu membanting pintu kamarnya. Zea terus terisak hingga terlelap dalam kamar pribadinya. Karena rumah sederhana itu hanya memuat dua kamar saja, beserta ruang tamu kecil, dan dapur juga kamar mandi. >>> Zea baru saja terbangun dari tidurnya, dan ini sudah cukup siang. Beruntung ini adalah hari libur kuliah, dan waktu bekerja di siang hari. Baru saja ingin membersihkan diri dan bersiap-siap bekerja, Zea melihat secarik kertas di atas meja tepatnya di ruang tamu. Perasaannya sudah mulai tidak nyaman, dan ia pun mengambil kertas yang berisikan tulisan tangan itu. "Zea, adikku tersayang. Maafkan aku, jika aku tidak dapat menjadi contoh yang haik untukmu. Maafkan aku yang hanya seorang wanita penghiburn ini, w************n tak berguna, dan hanya bisa menyusahkan dirimu. Mulai saat ini kau lanjutkanlah masa depanmu, jaga hidupmu dengan baik. Kakak akan pergi untuk waktu yang tidak bisa kakak katakan. Tak perlu mencariku, aku baik-baik saja." With love, Thania. Membaca surat tersebut, Zea menangis sedu lalu terduduk lemas di kursi kayu yang terletak di ruang tamu. Hal ini sangat membuatnya sedih tak tertahankan, ingin mencari Thania, namun Zea pun tak tahu harus mencari di mana. *** "Resto xx" Saat bekerja, Zea hanya diam dan fokus dengan pekerjaannya. Tak ada kata sapaan maupun senyum darinya sepanjang hari hingga menjelang malam itu. Drrttt.... Satu panggilan masuk... Meraih ponsel miliknya dan mencoba untuk menjawab panggilan itu. "Hallo manis, mengapa hari ini aku tidak melihat senyuman manismu?" tukas seorang pria dari balik panggilan suara. Setelahnya, Zea langsung mengakhiri panggilan tersebut. "Aneh! Siapa pria ini, aki bahkan tidak mengenalnya," batin Zea kala itu. Zea tidak mengenal siapa pria yang berbicara padanya. Kebetulan malam itu ia sangat sibuk, sehingga ponselnya ia letakkan saja di dalam tas runselnya. "Hai Zea! Kita pulang bersama, oke!" ujar seorang rekan kerjanya. "Ohh baiklah Shila, aku akan membereskan meja kerjaky terlebih dahulu" jawab Zea, pada Shila, si rekan kerjanya. *** Keduanya pun pulang bersama, dan karena malam itu masih sangat panjang, keduanya pun pergi ke kedai makanan. "Shila, bukankah makanan du resto sangat enak. Tapi kita malah pergi makan kemari" kekeh Zea. Shila temannya pun ikut terkekeh. "Kau benar Zea, kurasa lidah kita sudah terlalu bosan, bukan!" tulas Shila. "Mungkin saja begitu.." kekeh Zea. Shila dan Zea begitu asyik menikmati makanan mereka, sembari saling berbincang. *** "Terima kasih untuk malam ini, byee Zea!" seru Shila padanya sembari melambaikan tangan. Zea pun berjalan menuju kediamannya, dan wajahnya kembali terlihat pilu, tatkala teringat pertengkarannya bersama sang kakaknya, Thania. Titt titt tiitt.... Suara klakson mobil tepat di belakang Zea, dan terus mengikuti langkahnya. Zea acuh, dan tak merasa terganggu. Namun... "Hallo nona Meisie Zea!" tukas seorang pria yang muncul dari balik mobil mewah yang terhenti di depan halaman kediamannya. "Maaf tuan, apakah kita saling mengenal?" tukas Zea acuh. Si pria hanya tersenyum lalu, Cup... Pria tersebut langsung melumat bibir milik Zea, dan menepikannya di sisi mobil. Zea terdiam kaku, ini hal pertama baginya. Namun siapa pria b******n ini yang telah berani berbuat kurang ajar padanya. "K--kau," ucap Zea sembari mengusap bibir bekas kecupan si pria. "Aku Edzard, cukup panggil aku Ed. Sampai jumpa!" ujar si pria yang ialah Edzard, lalu pergi begitu saja. Zea masih terdiam dalam kebingungannya. Ia pun kembali menuju kediamannya dengan perasaan yang campur aduk tak karuan. Drtttt... Satu pesan masuk.. "Gadis manis sampai bertemu kembali, aku menyukaimu" batin Edzard. "b******n!" umpat Zea. ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD