Sebuah keinginan

1005 Words

Rubby POV Dan kami sampai di kediamannya Reynan. Aku disambut sedemikian hangatnya. Mamah Ivanka memang sebaik itu. "Duh, kamu tambah cantik aja." beliau memelukku. "Jadi kapan kamu isi?" tambahnya sedikit berbisik. Duh, mertuaku ini pasti sudah mikir kalau aku akan hamil bulan-bulan ini. Padahal, baru saja kemarin aku membeli alat kontrasepsi. Aku tidak mau hamil dengan status pernikahan yang tidak jelas ini. Aku hanya bisa tersenyum kikuk saja. Bagaimana bisa aku menjawab hal ini, sedangkan Reynan saja tidak pernah membicarakan ini denganku. Untuk saat ini aku memang sedang ingin fokus pada hubungan kami. Tapi bukan berarti mau-mau saja ketika Mamah Ivanka mengatakan tentang kehamilan ini. Percayalah, aku cukup takut dengan akibatnya. Bagaimana kalau aku punya anak tapi Reynan mala

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD