hari hari ku laluai seperti sebelumnya, menjadi ibu rumah tangga melayani istri mengurus anak dan mengajar di sekolah yang sudah beberapa tahun ini aku lakukan. entah ada tujuan apa kakak perempuan ku akhir akhir ini selalu datang dan menginap di rumah, padahal jarak rumah orang tua kami dan rumah ku tidak jauh. aku mulai merasa risih dengan kehadiran kakak ku nadia, entah karena apa aku merasa dia akan menjadi ancaman dalam rumah tangga ku.
"mas, aku ga nyaman kak nad sering dateng dan menginap disini. dia itu ga ada suami taku takut nanti kamu di rayu sama kak nad" aku mengutarakan ke tidak nyamanan ku kepada mas bian
"mas juga jadi rikuh dirumah kalau ada kakak mu, tapi bagaimana kita kan sudah bilang kr ayah kemarin cuma nadia masih saja kemari dan selalu sering menginap"
"besok pulang ngajar aku langsung ke rumah ayah mau ngeluh lagi kalau kak nad itu bikin kita risih"
"iya, tapi ngomongnya yang sopan biar ga ada yang tersinggung nanti"
"iya mas iya, pasti itu"
setelah obrolan itu aku dan mas bian sudah saling meraba memberi sentuhan saling melumat dan mencari titik rangsangan pada tubuh pasangan. kami memang sangat rutin berhubungan intim, mungkin mas bian sedang mengalami puber kedua. itu dikarenakan mas bian sudah cukup umur waktu menikahi ku jadi bisa saja itu yang menyebabkan hasrat nya sering meledak ledak dan aku harus sering melayani mas bian supaya mas bian merasa puas dan tak jajan diluar.
"ehm, sayang mas mau kamu sekarang"
"iya mas, yuk enak enak aku uda ga tahan ach...."
aku menjerit saat tangan mas bian sudah mencubit bagian sensitif ku dibawah sana, aku harus akui kalau mas bian selalu berhasil membuat aku mencapai kepuasaan walau belum sampai ke permainan inti.
aku yang tak mau kalah tentu langsung merunduk dan memainkan ke gagahan suami ku, meremas dengan lembut lalu ku masukan kedalam mulut dengan sesekali menghisap dan ku keluar masukan. tentu saja mas bian tak tinggal diam dia langsung melenguh,
"ach sayang, iya terus....... ehhmm. suka ach iya suka sayang ouch lagi ee.......hm"
aku sudah tak sabar karena mendengar mas bian terus mendesah akhirnya kuepas benda gagah yang tadi ku kulum dan mendudukin mas bian tentu dengan langsung ku lesakkan senjatanya.
"aaaaaaaach" kami mendesah bersama saat penyatuan itu terjadi.
rasanya selalu sesak padahal sudah bertahun tahun aku di perawani tapi tetap saja aku akan menjerit saat mas bian memasuki ku.
aku tak mau membuang waktu, dengan posisi dipangku aku langsung meliuk maju mundur memegang kendali permainan kami. tak mau memberi jeda pada mas bian aku terus bergerak sampai aku kelelahan karena terlalu bersemangat. mas bian tersenyum melihat aku ambruk di pelukannya.
aku dibalik menjadi di bawah mas bian sekarang dan mas bian langsung menggerakkan pinggulnya maju mundur tanpa jeda. aku yang berada di bawah kukungan mas bian hanya bisa mendesah menjerit tanpa henti.
"mash, aaaachh lagi mas yang dalam. ach ach ach iya yang kuat mash. aku su khaaaaaa"
"ehm sayang kamu enak ah ah ah enaaaak sayang"
sudah hampir 15menit kami berpacu dalam gairah sampai pada akhirnya mas bian mencapai puncak pendakiannya.
"mas aku sam ach sampai"
"iya sayang, mas juga sebentar lag ghi. ach ach iya mas sampai sayang aaaaaaaaach"
lenguhan kami menggema di penjuru kamar, aku sempat melirik kearah billa putri kami untungnya billa masi tertidur nyenyak. mas bian mencium kening ku seraya berterimakasih, hal itu biasa mas bian lakukan saat kami selesai b*********a.
sementara di kamar sebelah, nadia dengan sangat jelas mendengar desahan desahan dari kamar sang adik fiani. tentu nadia merasa tersiksa karena dia seorang janda dan tak bisa dengan leluasa menyalurkan hasratnya, walau sebenarnya nadia memiliki beberapa teman kencan tapi tak mungkin dia melakukan penyaluran setiap saat keinginan itu datang dikarenakan semua teman kencan nadia adalah pria beristri.
"s****n fiani, dia bisa enak enak sama bian dengan bebas. sementara aku sudah sering datang kesini dan menginap si fabian itu belum juga mau tergoda"
sebenarnya kedatangan nadia kerumah fiani adalah untuk merayu fabian, tapi sampai sekarang rencananya belum juga berhasil. bagaimana mau berhasil kalau fabian tak pernah menganggap nadia ada, fabian tak pernah mau terlalu intens berinteraksi dengan nadia karena dia sudah mencium gelagat aneh dari seringnya nadia datang dan menginap dirumahnya.
nadia sudah sampai frustasi karena dia belum juga berhasil membawa fabian berbagi peluh padahal semua cara sudah dia lakukan. mulai dari memakai pakaian yang sedikit terbuka atau mencoba mendekati fabian saat fiani tak didekat fabian tapi tetap saja fabian cepat menghindar. nadia tau fabian lelaki yang sulit didekati dan itu jadi tantangan untuk nadia karena menurut nadia pasti akan sangat menggairahkan saat nadia bisa bergumul dengan fabian nanti.
============
"kak, ayo sarapan aku sudah masak" ajak fiani pada nadia yang baru saja keluar kamar hanya dengan baju tidur satin tipis yang memperlihatkan dalaman yang nadia pakai.
"hmm" fabian langsung menarik napas dan cepat cepat memakan sarapannya dan berlalu keruang keluarga menemani putrinya menonton televisi.
"kak, kenapa pakai baju begitu disini. ada suami ku tolong sopan sedikit kak"
"lah kenapa? inikan baju tidur ya ga masalah dong. kalau suami mu kuat iman ya ga akan tergoda, kecuali suami mu itu mata keranjang pasti dia ga ada tinggal diam" nadia dengan santai menjawab teguran fiani dan duduk untuk sarapan.
"amit amit kak, jangan sampai mas bian begitu"
"ya kamu berdoa saja semoga suami mu itu tidak tergoda ya"
"ada baiknya kak nad ga usah sering menginap lagi dirumah ku, aku risih melihat cara kak nad begini"
"loh kamu ini kenapa si fan, aku ini kakak mu kenapa hanya menginap saja kamu larang. mentang mentang kamu ini jadi orang"
fiani yang mulai tersulut emos dengan kakaknya pergi begitu saja tanpa menjawab lagi, fabian yang melihat sang istri ke kamar langsung menggendong billa untuk diajak ke kamar. sungguh fabian merasa kesal dengan kakak ipar nya itu, seperti tidak ada malunya memakai baju tidur begitu didepan suami orang. didalam kamar fabian memberi hp pada bella untuk menonton video sementara dirinya bergegas mengambil baju ganti untuk mengajak anak serta istrinya untuk jalan jalan karena sudah kadung kesal dengan ulah nadia tadi di ruang makan.