Bagian Satu

1500 Words
Hari-hariku sebagai anak panti asuhan sangatlah biasa, tidak ada yang istimewa. Bangun tidur mandi lalu membantu ibu panti membereskan gedung panti ini yang tidak terlalu besar. Setelah itu berangkat sekolah, selepas pulang sekolah kita bebas bermain. Namaku Yanti, kata ibu panti aku ditemukan oleh warga di selokan kering. Di dalam kardus aku meringkuk kedinginan. katanya, aku hanya dibungkus kain sarung. Karena tangisanku yang keras akhirnya aku ditemukan warga. Lalu dibawa ke panti asuhan ini. Entah aku harus sedih atau bagaimana mendengar kisah masa kecilku itu, yang pasti aku harus menjadi orang sukses agar orang-orang tidak memandang rendah kepadaku. Salah satu caranya adalah aku harus berhasil di adopsi oleh orang kaya dengan begitu jalan menuju kesuksesan ku akan sangat mudah. Ibu panti pernah bilang, orang tua yang mau mengadopsi anak panti itu menginginkan anak yang baik dan penurut. Untuk itu, aku selalu berusaha menjadi yang terbaik dan penurut. Hingga suatu hari ada mobil berwarna merah mengkilat parkir di depan panti. Mobil itu terlihat sangat mewah kontras dengan gedung panti yang sederhana dan berwarna putih. Aku baru saja pulang sekolah, dan melihatnya dengan sangat takjub. Pasti ini mobil orang kaya yang mau mengadopsi anak panti, pikiranku langsung tertuju kesitu. Soalnya jarang sekali ada yang membawa mobil sebagus ini selama aku tinggal disini. Oh ya, aku berusia 9 tahun. Aku duduk dikelas 3 SD teman-teman panti juga ada yang sekelas denganku. Setelah puas meliha setiap inci mobil itu, aku bergegas memasuki gedung panti yang sudah ku anggap sebagai rumahku sendiri dengan riang. Aku juga tidak tahu kenapa aku bisa sebahagia ini. Padahal tadi biasa saja. "Yanti jangan senyum-senyum terus. Kaya orang gila ih." Seru Nova, Nova adalah teman terbaik di panti ini. Aku tersenyum kepadanya lalu menjulurkan lidahku untuk mengejeknya. "Weeee.... Bodoamat, terserah aku dong." Aku berlari lalu dia mengejar ku. Aku tertawa riang sambil berlari dan terus mengejek Nova. "Weeee... Weee.... Gak kena, gak kena," Karena tidak memperhatikan kedepan aku terjatuh menabrak sesuatu. Alhasil, pantatku terjun bebas ke lantai putih ini. "Aduhhh... Pantatku sakit." Ringisku. Aku mengelus pantatku yang sakit dan membersihkan bagian belakang rokku yang kotor. Nova berhenti mengejar ku. Lalu dia berlari meninggalkan aku. Mungkin dia takut dimarahi gara-gara mengejarku hingga aku terjatuh. "Kamu gak apa-apa nak?" Seorang laki-laki dewasa yang masih terlihat tampan menghampiriku. Dia memakai setelan jas rapi yang terlihat mahal dan membantuku untuk berdiri. "Ehh maaf om, aku gak sengaja. aku gak apa-apa kok om. Cuma sakit aja p****t ku hehehe..." Jawabkuku sembari cengengesan. Om itu tersenyum kemudian dia menunduk mensejajarkan tinggi badannya denganku. "Nama kamu siapa?" Ucapnya, dia tersenyum manis kepadaku. "Aku Yanti om." Aku menjawabnya dengan riang, "Ooh Yanti, baru pulang sekolah yaa?" "Iya om." "Ya udah kamu masuk gih, ganti baju. Om mau ketemu ibu panti dulu." "Baik om." Aku berlalu meninggalkan om itu sambil terus mengusap pantatku. Masuk ke dalam kamar lalu mengganti baju. Di kamar aku bertemu Nova dia menghampiriku. "Yanti, maaf. Gara-gara aku kamu tadi dimarahin yaa sama om itu?" Nova menjulurkan tangannya untuk mengajakku bersalaman. Lalu aku menerimanya dengan senang hati sambil tersenyum. "Enggak kok, aku gak dimarahin. Om itu baik." "Ooh gitu yaa, yaudah kita makan yuk?" "Ayok." Aku berjalan ke ruang makan bergandengan tangan dengan Nova. Di panti aku paling dekat Nova, makanya tak heran kalau kami sering bersama-sama dalam hal apapun termasuk sekolah karena satu kelas. **** Ketika sedang asik bermain di halaman panti. Tiba-tiba aku dipanggil oleh ibu panti. Dengan hati bertanya aku pergi menemui Ibu panti. "Ada apa Bu, memanggil yanti?"  Tanyaku hati-hati. "Sini masuk dulu nak," Ibu menjawab sambil tersenyum. Lalu aku masuk ke dalam panti mengikuti ibu. Ibu mengajakku ke ruangan pribadinya. Di dalam ruangan itu kulihat ada om yang bertabrakan denganku tadi sedang menatapku sembari tersenyum, disampingnya ada seorang tante cantik yang juga sedang memperhatikanku. Aku membalas senyumnya, senang sekali bertemu om itu lagi. Tapi ada apa yaa aku dipanggil kesini? "Hallo om." Sapaku. "Hallo sayang... Ayo duduk," Om itu menjawab ku sapaku dengan ramah. "Loh, Yanti, kamu sudah kenal sama Om Rian?" Ibu panti menatapku heran. "Iya Bu, tadi aku gak sengaja menabrak beliau. Sekali lagi maaf yaa om." Aku menunduk, takut ibu panti memarahiku. "Haha... Yanti, 'kan tadi sudah om maafin." Om Rian terkekeh. "Oohh gitu. Ayo Yanti duduk sini sama ibu." Aku menurut dan duduk disebelah ibu panti. "Nah, Yanti kenalin ini Pak Rian sama Ibu Laras. Bu, pak, ini Yanti anak yang tadi saya ceritakan." "Ooh ini toh yang namanya Yanti, Haii cantik apa kabar?" Sapa tante cantik itu. Aku tersenyum lebar. "Baik Bu." Lalu aku menunduk lagi. "Yanti, sekarang ibu Laras dan om Rian akan menjadi orang tua kamu." Aku menatap ibu panti. Beliau tersenyum dan mengangguk. Aku juga menatap kedua calon yang akan menjadi orang tua baruku, mereka tersenyum dengan lembut. Seolah sangat ingin aku menjadi anaknya. "Nanti di rumah beliau, kamu jangan bandel yaa jadi anak yang baik dan penurut." Ibu panti mengelus rambut panjangku. Aku menunduk takut. "Iya Bu." "Sayang jangan takut, kami orang baik kok. Iya kan mah?" Sahut om Rian, "Iyaa sayang. Sekarang panggil kami Mamah dan Papa yaa..." Suara tante Laras serasa membelai telinga kecilku. Jadi sekarang aku punya Papa dan Mama? Batinku bertanya. Aku mengangguk lagi. Kulihat senyumannya begitu cantik. Lalu aku ikut tersenyum. Aku yakin mereka orang baik, jadi aku tidak perlu takut. Dengan perlahan aku berani mengangkat kepalaku yang sedari tadi tertunduk. "Yanti, senang gak? Sekarang yanti punya Mama dan Papa, " Aku mengangguk dengan semangat sambil tersenyum lebar memperlihatkan gigiku yang ompong dia di depan. Kedua orang tua baruku tertawa kecil dan ibu panti tersenyum. "Nah sekarang, Yanti kemasi barang-barang Yanti dikamar yaa.." Perintah ibu panti. "Baik Bu." Aku keluar dari ruangan pribadi ibu panti, rasanya aku sulit bernafas di ruangan itu. Jantungku juga berdebar-debar. Aku mau diadopsi. Aku mau diadopsi. Kalimat itu terngiang diotakku. Antara senang dan sedih aku mengemas barang-barangku, tidak banyak hanya baju yang tidak seberapa, boneka panda kecilku lalu buku sekolahku. Setelah selesai aku kembali ke ruang ibu panti. "Yanti, kamu mau kemana?" Nova memanggilku sambil berteriak. "Aku mau diajak sama orang tua baruku nov." Aku menunduk menahan air mata, teman-teman panti juga menatapku. "Terus kamu mau ninggalin aku?" Ucap Nova dengan bergetar. Aku diam lalu menangis, Nova juga ikut menangis lalu memelukku. "Huhuhu...Jangan lupakan aku ya yan." Nova semakin keras menangis dan memelukannya pun semakin mengerat. Dalam pelukan kecilnya aku menangguk lalu pergi melambaikan tangan pada teman-teman satu kamar. Mereka terisak melihat kepergianku ke ruangan ibu. Ku seka air mata yang mengalir dari mataku lalu aku bergegas memasuki ruangan ibu panti lagi. **** "Dadaahhh... Dadaahhh...." Anak-anak panti melambaikan tangannya padaku. Aku pun melakukan hal yang sama dengan teman-temanku. Aku akan merindukan kalian teman-teman. "Dadaahhh..." Aku tersenyum. Ternyata mobil merah yang terparkir di halaman panti itu datang untuk membawaku keluar dari panti ini. Di dalam mobil aku hanya diam. Menikmati mobil yang sangat nyaman berbeda dengan mobil angkot yang kerap kami tumpangi jika mau ke panas. Disana panas tadi di dalam mobil ini sangat sejuk sekali. Aku masih memeluk boneka panda kesukaanku. Sesekali Mama Laras, Ibu baruku itu bertanya tentang hal-hal kecil. 'Semoga saja orang tuaku baik, aamiinn..' "Sayang kamu harus terbiasa yaa manggil kami Mama dan Papa.." ucapnya. "I-iya Maa..." Ucapku agak sedikit kelu. Mama Laras tersenyum sambil mengusap rambutku. Aku sangat senang akhirnya aku punya Mama, seperti teman-teman di sekolah ku. Aku jadi kasihan pada Nova dan yang lain mereka belum punya Mama seperti aku. Semoga mereka juga segera punya Mama, aamiinn. "Pah kita ke Restoran dulu yuk, kasihan nanti Yanti kelaparan perjalanan kan masih jauh." Suara lembut Mama Laras membuyarkan lamunanku. "Emang kita mau kemana mah?" Tanyaku penasaran. "Kamu nanti tinggal di Bandung bersama Mama dan Papa. Ada kakak kamu juga yang udah menunggu." Jawabnya, "Jadi, aku punya kakak?" Dengan antusias aku bertanya. "Iya sayang, namanya kak Joni. Dia sudah kelas 6 SD sekarang." "Waahhh asyiiikkk akhirnya aku punya kakak. Makasih Mah Pah.." Aku tersenyum lebar. Kucium punggung tangan Mama baruku itu. Hmmm...wangiii. "Nah, sekarang ayo kita turun. Kita makan dulu oke?!" "Oke om eh pah." Aku menatap om eh papa Rian dengan malu-malu. Papa Rian hanya tersenyum lalu menggandeng tangan kecilku lalu masuk ke restoran mewah diikuti mama Laras. . Ya Allah aku sangat terkagum-kagum dengan restoran ini, baru kali ini aku ke tempat seperti yang ada di TV TV itu. **** Entah sudah berapa lama perjalanan ini, yang jelas kepalaku pusing tubuhku pegal-pegal rasanya sekarang aku mau muntah. Pantatku juga sangat panas sekali. "Sayang kok kamu pucat banget." Mama meraba pipiku. Aku semakin mau muntah. Aku repleks membekap mulutku, aku baru sadar ini adalah perjalanan terlama selama hidupku. Mungkin aku sedang mengalami mabuk perjalanan. "Pah stop pah, Yanti kayaknya mau muntah. Ke pinggirkan dulu mobilnya." Mama berteriak panik. Mobil berhenti, pintu disampingku dibuka oleh mama. Lalu aku turun dan langsung memuntahkan segala isi perutku yang membuatku mual. Mama membantu memijit belakang leherku. Rasanya aku sungguh lega setelah memuntahkan segalanya dan sekrang tubuhku menjadi lemas. Setelah agak mendingan, mama memberikanku minuman dan mengoleskan minyak kayu putih pada perutku. Rasanya hangat, sungguh nyaman. Mama juga menyuruhku meminum obat. Rasanya lebih enak. Mama mengajakku kembali masuk mobil dan mobil berjalan kembali. "Gimana, udah enakan belum?" "Aku mengangguk lemas." "Yaudah sekarang kamu tidur ya, sebentar lagi nyampe rumah." Tak cukup waktu lama mataku terasa berat dan akhirnya aku kembali terlelap. **** Jangan lupa Lovenya teman-teman
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD