3. Menit Mengubah Hidup

1090 Words
Satu kejadian tak terduga, seperti memasuki sebuah ruang yang tak tahu apa yang akan terjadi di dalamnya Menit mengubah seluruh hidup -Rena- --    Malam semakin beranjak larut, Rena meratapi kejadian pada hari ini yang sama sekali tak ia inginkan. Duduk termenung di atas tempat tidur sambil memeluk lututnya.    "Kenapa ya, gue bisa segitu bencinya sama dia? Apa alasan gue nuduh dia yang enggak-enggak coba? Apa, jangan-jangan benar kata dia, gue terobsesi sama peran-perannya di film? Dan obsesi pengacara gue muncul mengingat kejadian itu. Atau memang murni karena gue benci dengan si aktor sok ganteng yang penuh dengan sensasi itu. Tebar pesona sama cewek sana-sini tapi nggak ada yang diseriusin. Playboy!" Rena terus saja memaki seseorang yang ada di kepalanya saat ini, bahkan seharian ini.     Rena terus menjelajahi alam pikirannya, satu tangan menopang kepala. "Bener juga sih, kalo dia bilang gue aneh! Itu kan cuma peran di film. Dan masalah sensasi, itu juga urusan pribadi dia. Hak dia. Tapi, gue benci atau suka itu kan urusan gue juga. Hhhhffff...!" Rena mengacak rambutnya sendiri. "Kenapa juga dia pake nyium bibir gue segala, terus kenapa juga bisa sampe kebetulan ada wartawan! Hadeeeh gawat nih, kalo sampe wartawan majang muka gue di majalah. Mending kalo sama idola gue, si Nicolas Syahputra kek, atau Reza Rahadian gitu. Ini malah parah, sama orang yang paling gue benciiii... seduniak! GALANG ALEHANDRO...!!!" geram Rena sampai mengepal kedua tangan dan menggeretakkan gigi-giginya.     Pintu kamar terbuka, Liza masuk dengan langkah tersaruk dan wajah kantuk. "Geser, numpang tidur Kak, ngantuk!" ucapnya dengan mata terpejam, selanjutnya ia berbaring memeluk guling di samping Rena. "Tadi itu ... ngapain manggil cowok gue?" kata Liza dengan suara parau dan mata yang tetap terpejam.     "Ha? Cowok lo, siapa? Kang somai?"    "Galang... cowok gue, tuh!"    "Hih, ngigok lo!" memukul bantal ke wajah adiknya. Kemudian ia berbaring, mencoba untuk tidur tanpa mengingat semua kejadian tadi yang menyangkut tentang aktor itu. Tanpa mengingat wajahnya. Bahkan, sesuatu yang seumur hidup membayangkannya saja pun Rena belum pernah sama sekali. Berciuman. Dengan dia...     Berciuman, oh nggak dicium--orang yang gue benci justru dengan otak gilanya udah ngambil ciuman pertama gue, sial!     Rena bergidik lalu kedua matanya memejam, menutup penuh wajahnya dengan bantal dan berteriak di sana dengan suara yang teredam bantal.  ***    Setiap subuh, Pak Rohman selalu membangunkan keluarga untuk solat berjamaah. Sekarang, subuh sudah terlewati, sarapan pun sudah, Pak Rohman siap akan mengantar anak-anaknya untuk pergi ke sekolah. Saat ini tinggal Rena dan Ibunya. Setelah membantu beres-beres rumah, Rena segera mandi. Ibu pun segera membuka warung kecil yang ada di samping rumahnya. Dengan tivi menyala, menayangkan acara infotainment kesukaan ibu.    Setelah mandi, Rena siap-siap untuk berangkat kerja. Rena berjalan dengan menenteng sepatu di tangan kirinya, kemudian duduk di depan tivi seperti biasa. Ia bangkit lalu mengambil tasnya. Rena tercengang, pandangannya naik, kemudian berpaling ke tivi yang baru saja menyebut nama seseorang yang sangat ia benci. Mulutnya menganga tak percaya apa yang sudah berhasil direkam oleh media kemarin.     "Mati gue!" gumamnya, menyambar remot tivi. Menekan tombol off, lalu dengan cepat menyembunyikan remot di bawah kursi.     "Ren, kok tivi-nya dimatiin?" protes Ibu, dengan memiringkan kepala agar bisa melihat televisi.     "Acaranya jelek semua Bu, hemat listriklah!" dusta Rena untuk mengelabui ibu.     "Ah, Ibu mau nonton gosipnya artis."    "Ibu gosip melulu, entar dimarahin Bapak. Mau Ren, laporin ke Bapak?" ancam Rena agar ibu tak menonton acara gosip yang membuat kemungkinan dirinya akan ada di sana bersama dengan aktor yang sedang menjadi incaran seluruh media di Indonesia.     "Yaa..., tapi kan nggak semuanya negatif. Udah nyalain lagi!" paksa ibu kepada Rena.     "Nggak usah Bu, hari ini beritanya negatif semua. Pokoknya, hari ini gosipnya jelek semua, Bu. Sensasi, bukan prestasi." Rena lalu beranjak dari kursi. "Aku berangkat ya Bu," pamit Rena kemudian mencium tangan Ibu. "Assalamualaikum!" ucapnya sebelum melangkah pergi.    "Wa'alaikummusalam...!" jawab Ibu lalu kembali sibuk memberesi warung.     Berselang 5 menit setelah Rena pergi kemudian seorang ibu yang bertetangga dekat dengan rumah Rena, berusia sekitar 40 tahunan, berbelanja ke warung ibu. "Ibu Lasmi, saya minta garam 1, gula setengah kilo, terus... kopinya satu bungkus."    "Iya, sebentar." Ibu Lasmi segera melayani si pembeli. "Apa lagi?" tanyanya ramah. "Itu aja. Bu, nggak nonton inpotemen?" kata Bu Tini dengan pandangan menyelidik.    "Nggak Tin. Kata Rena beritanya jelek semua hari ini."    "Jelek?" Bu Tini memandang heran kepada Bu Lasmi. "Ah, pasti Bu Lasmi sudah tau soal berita itu!"    "Soal, berita apa sih?" tuntut Bu Lasmi.    "Berita tentang Rena. Dia pasti sudah cerita kan?" tuduhnya. "Wah, beruntung ya, si Rena."    "Eh, Tini, dari tadi omongan kamu bikin saya bingung aja. Memang ada berita apa maksudnya?" Bu Lasmi masih tak mengerti.    "Ibu bener nggak tau? Saya pikir Rena pasti udah cerita. Itu di tivi, Rena pacaran sama artis. Si ganteng. Galang Alehandro," katanya dengan wajah genit, "mereka ketangkep wartawan lagi...," memonyongkan bibir menornya. "Ganteng, cakep banget dah pokoknya, hebat si Rena."    "Maksud kamu apa, Tini?!" Ibu Lasmi makin tak mengerti. Ia menyerahkan belanjaan lalu menerima bayaran. "Nggak mungkin itu!" Bu Lasmi menatap Tini lekat-lekat. "Kamu yakin? Nggak salah liat, kan?"    "Yakin. Oh..., saya ngerti kenapa Rena bilang beritanya jelek, biar ibu nggak nonton. Itu mungkin karena Rena nggak cerita soal hubungannya dengan artis itu."    "Artis? Mana mungkin Rena--"    "Iya. Si Galang itu kan artis paling terkenal loh, Bu Lasmi! Saya yakin nggak salah. Saya kan tau Rena dari jaman dia masih orok, jelas hafal mukanya Rena sekali sorot. Tadi jelas disorot kamera mereka lagi...," kali ini mengerucutkan jarinya antara yang kanan dan kiri.    "Ciuman?" Ibu menatap ngeri dan ragu putrinya yang dimaksud.    "He-eh," mengangguk dengan senyum genit, "di dalem apa tuh namanya, lip. Iya di lip, di emol tempat Rena kerja 'ntu!" Bu Tini masih berusaha meyakinkan Bu Lasmi yang sepertinya memang benar tak mengerti.     "Kamu yakin nggak salah liat, Tin?" masih tetap tak percaya putrinya melakukan hal yang selama ini sangat ditentang dia dan suami sebagai orang tua.     "Bu Lasmi masih nggak percaya aja. Kalau saya ngejelasin terus, kagak jadi masak, dah! Gini aja, entar siang pantengin acara inpotemen, masih banyak tuh, sore juga ada. Liat aja, itu Rena apa bukan. Saya mau masak dulu, terima kasih...!" katanya ramah.    Ibu Lasmi terus mencerna kabar yang baru saja ia terima. "Masa sih, Rena begitu? Dia kan benci banget sama artis yang namanya Galang itu. Dan apa dia bisa melakukan hal yang... ah, awas entar kalau dia pulang!" *** Kamu pernah dengar dalam dunia nyata, fans jatuh cinta dengan idolanya bahkan menikah? Nah, ini berbeda. Haters, terjebak situasi dengan si aktor dan sejak itu hidup mereka berubah.  Gimana dengan ceritaku yang ini? Mana vote dan komennya? Terimakasih dan salam hangat Dian
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD