Paralel

1023 Words
A Wan kembali menerjang hujan yang deras sendirian namun ia sama sekali tidak merasa kesepian setelah mengantarkan kan Mourent pulang ke apartemennya. Apartemen yang dia tinggal sendirian karena m sudah berpisah dengan suaminya berbulan-bulan yang lalu. Sesungguhnya A Wan bisa saja berteduh di rumah di apartemen milik Mourent, Mourent juga menawari A Wan untuk mampir sekedar mengganti pakaiannya dan juga menghangatkan tubuh, Tapi A Wan menolaknya dengan cepat dengan beberapa alasan dan juga pertimbangan A Wan tidak ingin masuk ke apartemen yang di hanya ditinggali oleh Mourent sedangkan Mourent adalah seorang wanita yang sudah bercerai dari suaminya yang sangat rawan terkena sebuah fitnah. Mereka hanya akan berdua saja di dalam apartemen dan itu A Wan tidak suka awan tidak tidak menginginkannya hal itu dia tidak bisa hanya berduaan dengan seorang wanita di dalam sebuah ruangan yang tertutup. A Wan memilih untuk pulang meskipun merasa kedinginan dia akan menanya dan mengganti pakaiannya sesampainya dia di kos-kosan. Hawa dingin yang menusuk tidak mengurungkan niat untuk terus menerjang derasnya hujan malam ini dia sedang bahagia dan itu lebih dirasakan oleh A Wan daripada dinginnya malam ini dia masih bisa merasakan dingin karena keadaannya saat ini tapi perasaan hangat bahagia lebih menonjol lebih terasa daripada dinginnya malam ini. "Terimakasih ya Allah," gumam A Wan sambil melangkah l lebih cepat agar bisa sampai ke kos dekat cepat, saat ini dia hanya ingin pulang mengganti pakaiannya dan menghangatkan tubuhnya di bawa selimut sambil memikirkan banyak hal apa yang harus dilakukan kedepannya ketika mengetahui status baru yang dimiliki oleh Mourent untuk saat ini. A Wan sama sekali tidak menyangka jika doa-doanya akan cepat terkabul dalam waktu dekat padahal jika dipikir-pikir hubungan yang dimiliki oleh Hanan dan Mourent tidak memiliki ada yang salah, jika dipandang dari kacamata orang luar hubungan mereka sangat baik-baik saja mereka memiliki rumah tangga yang harmonis dan tidak pernah bertengkar satu sama lain. Hanan ganteng memiliki pekerjaan yang tetap sedangkan Mourent juga cantik dan juga seorang wanita yang baik dan juga istri yang baik siapa yang mengira jika rumah tangga yang dibangun masih seumur jagung itu akhirnya kandas di tengah jalan yang membuat kedua kedua pasangan yang sangat cocok itu akhirnya memilih untuk berpisah dan hidup sendiri sendiri untuk menjalani kehidupan mereka selanjutnya. "Maafkan aku ya Allah, karena aku merasa bahagia di atas penderitaan orang lain," gumam A Wan sambil sedikit mengangkat kepalanya ke langit yang masih menumpahkan air. Namun itulah sebuah kehidupan, seperti paralel yang menghubungkan satu hal kejadian yang lainnya, tidak bisa dipungkiri jika kebahagiaan seseorang mungkin itu karena kesedihan yang dilakukan oleh beberapa orang lain kemalangan orang lain belum tentu itu adalah kemalangan bagi orang tertentu juga bisa jadi karena kemalangan orang tersebut memberi kebahagiaan untuk orang lain. Bagaimana seorang yang memiliki pekerjaan sebagai tambal ban bisa bekerja jika tidak ada orang yang kemalangan memiliki lubang pada bannya, begitu juga yang dirasakan oleh a Wan saat ini dia tidak akan mungkin bisa mendapatkan kebahagiaan nya, sedikit harapannya jika hubungan rumah tangga yang dimiliki oleh Mourent dan juga Hanan masih dalam keadaan baik-baik saja karena perceraian mereka membuat A Wan memiliki kesempatan untuk bisa mendekati Mourent yang sudah bukan lagi berstatus sebagai istri seseorang. "Ada apa dengan mu?" tanya Yosep teman satu kos A Wan saat melihat A Wan datang dengan basah kuyup namun dengan wajahnya yang berseri-seri. "Basah," jawab A Wan tanpa bersalah, meskipun A Wan tahu jika maksud Yosep bukanlah itu. "Bagaimana Kamu bisa basah kuyup seperti itu? Apakah kamu tidak bisa memilih tempat untuk berteduh sebentar ini sudah malam bagaimana kamu bisa menerjang hujan seperti ini lihatlah lantainya penuh dengan air saat kamu masuk dengan pakaiannya yang basah kuyup ini." Yoseph menggerutu pada teman satu kamarnya itu namun tetap saja dia bangkit dari duduknya dan mengambil kain lap untuk membersihkan lantai yang penuh dengan air tetesan yang turun dari pakaian milik awan yang basah kuyup. "Terimakasih," ucap A Wan pada Yosep setelah selesai menganti pakaiannya. "Kamu kok sudah pulang, biasanya kamu pulang bekerja paling cepat 1 jam lagi apa kamu tidak bekerja hari ini?" "Aku bekerja." "Kemudian?" "Sudah pulang," jawab A Wan sambil menyembunyikan tubuhnya di bawa selimut sambil menunggui Yoseph, yang membuat teman satu gambarnya itu khawatir kepada A Wan. "Kamu sakit?" Yoseph menghampiri A Wan yang sudah memejamkan matanya, Yoseph mengecek suhu tubuh A Wan dengan menempelkan telapak tangannya di dahi yang sudah memaksimumkan matanya. "Tidak, Aku hanya mengantuk," jawab A Wan. A Wan sebenarnya belum begitu mengantuk tapi dia hanya ingin mengalahkan tubuhnya di bawah selimut sambil memejamkan matanya dan memikirkan beberapa hal yang harus dilakukan untuk lebih mendekati wanita yang dihapus sejak lama. A Wan tidak ingin merusak suasana hatinya yang sedang sangat baik dengan mengobrol dengan teman satu kamarnya A Wan tidak ingin karena perasaan bahagia yang sedang dirasakan membuat dirinya lepas kontrol dan akhirnya akan mengatakan beberapa spoiler pada Yosep yang pasti akan memancing rasa penasaran Yosep, Jika Yoseph sudah penasaran hidup a tidak akan bisa lebih tenang lagi karena dia akan mencegahnya dengan banyak pertanyaan dan A Wan tidak akan mungkin berbohong dan saat ini ia belum bisa bersiap untuk mengatakan kepada orang lain jika dia sudah memiliki incaran seorang janda kembang. "Benar, kamu tidak sakit?" tanya Yosep untuk memastikan. "Benar," jawab A Wan. Di tengah obrolan mereka, ponsel A Wan berbunyi dan ternyata itu dari Mourent, A Wan menoleh ke arah ke belakang dimana teman satu kamarnya itu sudah kembali ke tempat duduknya untuk kembali bermain game online Yosep sama sekali tidak akan menyangka jika jika panggilan yang baru saja masuk adalah panggilan dari seorang janda karena biasanya juga mendapatkan panggilan dari seorang janda tapi itu adalah ibunya sedangkan kali ini panggilan dari seorang janda namun berbeda. Jika Yoseph mengetahui jika panggilan ini juga dari janda tapi janda yang lain mungkin A Wan tidak akan pernah selamat dari godaan yang akan terus dilontarkan oleh Yosep kepadanya. "Assalamualaikum," ucap A Wan setelah panggilan itu terhubung. "Waalaikumsalam," jawab Mourent. "Sudah sampai?" "Sudah, bahkan saya sudah meringkuk di bawa selimut." Mourent tersenyum karena Mourent juga melakukan hal yang sama dengan apa yang saat ini dilakukan oleh Mourent. Mourent melirik hujan di luar melalui jendela di kamarnya, hujan masih sangat lebat, dan tidak tahu ini kapan akan berakhir.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD