Seorang laki-laki yang belum selesai dengan masa lalunya

1036 Words
Mourent sama sekali tidak menyangka jika Hanan setuju dengan keinginan orangtuanya Jiak mereka akan berkunjung ke ke rumah untuk menghadiri acara dari keluarga Mourent. Jadilah Mourent dan Hanan pulang ke kampung halaman Mourent di Banyuwangi, untuk beberapa hari. Mereka menggunakan mobil pribadi untuk mereka pulang. Perjalanan cukup lancar dan mereka datang ketika malam hari. Sesampainya di rumah orang tua Mourent, mereka disambut dengan baik bahkan sangat baik, ini adalah kunjungan pertama mereka Tentu saja Hanan akan mendapatkan perlakuan yang sangat baik dari orang tuanya terlebih itu dari ayah Mourent. Mourent malah merasa jika saat ini Mourent dan Hanan sedang sedang berkunjung di keluarga Hanan bukan di keluarga Mourent karena perlakuan yang diberikan oleh orangtua sangat berlebihan kepada Hanan dan sedikit mengucilkan Mourent. Dan Mourent hanya tersenyum mengejek dirinya sendiri karena ini masih di dalam rumah dan orang dan ayahnya sudah menunjukkan jika dia lebih cenderung ke kanan bukan ke putrinya sendiri. Lalu bagaimana nanti jika mereka sudah menghadiri acara keluarga besar dari keluarga ayahnya mungkin menjadi anak tiri yang terseksi sedangkan suaminya Hanan akan menjadi bintang di acara tersebut Ayah nya begitu bangga memiliki menantu seperti Hanan namun dia lupa jika ada putrinya yang menjadi jembatan antara menantu dan mertua. "Aku pergi istirahat dulu," ucap Mourent sambil memegang pundak Hanan yang masih asik berbincang dengan ayahnya. Hanan hanya mengangguk kemudian kembali ke mertuanya untuk melanjutkan obrolan mereka berdua. Mourent tidak ada kecewa pada tahanan karena dia hanya berlaku semestinya menjadi seorang menantu yang baik untuk mertuanya namun kecewa kepada ayahnya karena dia terlihat sangat antusias dan tidak menghargai perasaan putrinya sendiri, meskipun Mourent sudah tahu jika sifat ayahnya seperti itu sejak dulu namun Mourent juga ingin mendapatkan kasih sayang yang seharusnya didapatkan oleh seorang putri dari ayahnya. Tapi tetap saja perasaan itu masih ada ketika seorang putri ingin mendapatkan kasih sayang lebih dari ayah kandungnya sendiri. Mourent tidak langsung mengeluarkan barang bawaannya dan juga milik Hanan, dia hanya langsung bebersih kemudian langsung beristirahat. Meskipun Mourent tidak melakukan apapun di dalam perjalanan Mourent hanya duduk manis menunggu sampai Hanan membawanya sampai di tempat tujuan, namun tetap saja merasa cukup lelah, lalu bagaimana yang dirasakan oleh Hanan ketika dia mengemudi sendirian dan tidak cukup istirahat bahkan sampai tempat tujuan dia tidak langsung bisa istirahat melainkan harus melayani mertuanya yang tak kunjung selesai mengajaknya berbicara. Mourent tersenyum kecil saat melihat bingkai yang masih tersimpan dengan baik di dinding itu, Mourent isi bingkai dengan lukisan tangan milik Hanan bertahun-tahun yang lalu saat pertama kali Mourent dan Hanan bertemu. Mourent sedikit bernostalgia dengan gambar yang sudah menemaninya dari kecil sampai dia menikah dan saat ini dia masih saja tidak sendirian telanjang miliknya karena suaminya masih berada di luar bersama dengan ayahnya yang tidak tahu kondisi yang sedang dihadapi oleh anak Kamu kecapean mengemudi berjam-jam dari Jogja ke Banyuwangi. Namun Mourent segera tertidur karena perasaan lelah yang dialami ruangan yang redup cepat sekali tertidur. Mourent tidak tahu kapan Hanan kembali ke kamarnya dan saat Mourent terbangun di tengah malam Hanan sudah berbaring disampingnya masih dengan pakaian sama yang dia kenakan di dalam perjalanan. Mourent memastikan jika Hanan sudah tertidur. Entah keberanian dari mana yang dimiliki oleh Mourent, melihat Hanan yang tertidur di sampingnya dengan wajah damainya, Mourent ingin sekali memeluk tubuh Hanan ketika tidur. Tanpa pikir panjang Mourent segera merebahkan tubuhnya dengan memeluk tubuh Hanan dengan hati-hati. Mourent bisa mencium kemeja milik Hanan yang kotor karena Hanan belum mandi dan mengganti pakaiannya, namun anehnya Mourent malah menyukainya, Mourent menenggelamkan wajahnya di tubuh Hanan sambil mencium keringat dari tubuh suaminya. Sepertinya Hanan menyadari dan dia terbangun dari tidurnya juga, dan saat dia bangun Hanan mendapati Mourent sudah tidur dalam pelukannya, sebenarnya Mourent belum tidur dia hanya pura-pura tidur untuk menutupi rasa malunya, mengambil inisiatif untuk memeluk tubuh Hanan. Dan dia bahagia ketika Hanan tidak merubah posisi tidur mereka. Hanan membiarkan Mourent tidur di dalam pelukannya. Hanan malah mempererat pelukannya dan sedikit mengusap kepala Mourent, Mourent tidak bergerak sama sekali, jika di tidak malu mungkin Mourent juga akan semakin memeluk tubuh suaminya. Hanan mengelus rambut panjang Mourent dan pandangannya melihat bingkai yang ada di dinding, kamar ini redup namun ada cahaya dari luar yang masuk ke kamar dan itu tepat di bingkai yang terpasang di dinding. Lukisan itu sama persis dengan lock screen yang pernah di tunjukkan oleh Mourent padanya, Mourent mengatakan jika itu lukisan hasil karya tangannya, Mourent begitu cantik di sana, hanya ada warna hitam dan putih namun tidak mengurangi kecantikan yang di miliki oleh Mourent. "Jika saja waktu itu, aku juga jatuh cinta padamu pada pandangan pertama seperti yang kamu rasakan mungkin rasa ini tidak akan serumit ini," ucap Hanan di dalam hatinya. Samping detik ini, Yang Rou We tidak adalah pemeran utama wanita di dalam kisah yang sedang di jalani dan amat teramat sulit untuk Mourent menggantikan posisi senior Yang Rou We. Meskipun bakat dan visual yang di miliki Mourent tidak kalah dengan Yang Rou We, namun Hanan yang hanya seorang pencinta biasa tak mampu mengubah hatinya sendiri. Hanan kembali memejamkan matanya, jika ada pengambilan suara tentang laki-laki jahat penghancur perasaan wanita mungkin Hanan akan menduduki peringkat. Hanan bisa tidur dengan memeluk tubuh seorang wanita namun otak dan hatinya memikirkan wanita lain. Sungguh berbahaya menjalin hubungan dengan seorang pria yang belum selesai dengan masa lalunya, Hanan bisa tersenyum dan perhatian di depan Mourent namun dia belakangnya, Hanan memikirkan, merindukan dan ingin tahu apa yang sedang di lakukan oleh wanita lain. Acara yang akan di hadiri oleh Mourent sekeluarga masih lusa, dan Mourent masih memiliki kesempatan untuk mengajak Hanan jalan-jalan. Mourent berdamai dengan dirinya sendiri, jika saat ini Mourent masih memikirkan perlakuan orang tuanya, terlebih ayahnya, yang menjadikan Mourent seperti anak tiri dan memperlakukan Hanan seperti putranya sendiri. Mourent sudah tidak lagi mempermasalahkan hal itu, meskipun itu masih terasa sakit namun Mourent mengambil kebaikan yang ada. "Bukankah lebih baik seperti ini?" tanya Mourent pada dirinya sendiri. Jika Hanan mendapatkan perlakuan buruk dari keluarganya bukankah Mourent akan binggung dan malu sendiri kepada Hanan. Mourent mengambil hikmahnya. Setidaknya Mourent sudah pernah mendapatkan perlakuan buruk dari ayahnya, jadi ini bukan masalah untuk dirinya, toh mereka hanya beberapa hari saja di sini. Dan Mourent juga Hanan akan kembali ke Jogja dan butuh waktu lama untuk tidak bisa di pastikan kapan Mourent akan pulang kampung lagi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD