Bagaimana jika aku memilih selingkuhan di luar sana

1030 Words
Hanan dan Mourent sedikit lebih dekat karena Hanan sakit, karena Hanan 24 jam bersama Mourent. Mourent merawat Hanan sepenuh hati. Mourent membersihkan tubuh Hanan setiap inci, karena Hanan tidak bisa mengerak sesuka hatinya, dia mengalami beberapa cidera di tubuhnya dan dia seorang dokter, Hanan tidak butuh Mourent untuk melarangnya melakukan ini atau itu, karena Hanan jauh lebih tahu apa yang baik untukmu dirinya sendiri. sebagai seorang yang memiliki cedera ditubuhnya Hanan adalah orang yang menjadi seorang penonton di rumah ini tidak berteman ini mah orang yang melakukan banyak hal di depan Hanan dan hanya nanya duduk bersandar sampai memperhatikan apapun yang dilakukan oleh Mauren. Hanan sangat merasa bersalah ketika dia dengan jelas melihat betapa besarnya cinta Mauren yang diberikan padanya tidak ada rasa kepercayaan keterpaksaan dia begitu tulus melakukan apapun untuk Hanan sedangkan Hanan sendiri mendapat luka ini hanya karena dia belum berdamai dengan dirinya sendiri dengan masa lalu Ingin rasanya Hanan berkata jujur tentang perasaannya pada Mauren karena menyakiti seseorang dengan kejujuran itu lebih baik daripada membahagiakan seseorang dengan kebohongan. Namun bibir Hanan kelu dan tidak bisa mengatakan apa yang seharusnya dia sampaikan dari sejak dulu pada Mourent, waktu 1 tahun, seharusnya sejak awal dia mengatakan yang sesungguhnya tentang apa yang ada di dalam hatinya. Jika Hanan jujur sejak awal kemungkinan akan ada sesuatu prahara di keluarga mereka namun setidaknya Mourent memilih alasan untuk menentukan kehidupan apa yang selanjutnya akan dia jalani, tanpa menjadi beban untuk Hanan. jika Mourent ingin melanjutkan dan mencoba tetap bersama dengan Hanan maka Hanan akan menemaninya mencoba menjalani kehidupan tanpa cinta ini namun jika ingin berhenti dan memutuskan pernikahan mereka Hanan juga akan melakukannya karena Hanan sadar diri tidak mempunyai kemampuan untuk menahan nya dan Hanan tidak punya kekuatan untuk mencintainya. "Ada apa? Apakah ada yang salah?" tanya Mourent yang merasa jika hanan terus memperhatikan dirinya, Mourent sejak tadi menyibukkan dirinya dengan membersihkan kamar mereka, tidak banyak hanya merapikan lemari pakaian mereka. Hanan menjawab pertanyaan dari Mourent hanya dengan gelengan kepala saja serta senyuman kecil, meski bibirnya tersenyum namun ada dalam hati Hanan sama sekali tidak bisa tersenyum sedikitpun dia mulai merasakan rasa simpati kepada Mouren mungkin saat ini dia tidak mencintainya namun sudah tumbuh rasa sayang karena besarnya cinta dan ketulusan yang diberikan kepadanya namun dipihak lain Hana juga sadar semakin dia membuat memberikan harapan kepadamu maka sedalam itu pula Hanan akan memberi luka pada Mourent di kemudian hari di saat semuanya akan terbongkar. "Aku akan memasak untuk makan malam, apakah kamu ingin makan sesuatu,? tanya Mourent sambil memasukkan satu tumpuk pakaian ke dalam lemari. "Apapun aku bisa makan," jawab Hanan. "Baiklah," Mourent segera berlalu dan Hanan masih bisa melihat Mourent dari tempat tidurnya, pintu kamar tidak di tutup dan Hanan masih bisa melihat aktifitas yang di lakukan Mourent di luar kamar. Tidak menunggu lama Mourent segera kembali dengan nampan di tangannya dengan dua mangkok bubuk ayam, makanan orang sakit meski sebenarnya tidak begitu banyak makanan yang terlarang, namun Hanan tidak akan mungkin menolak makanan apapun yang di berikan oleh Mourent untuknya, tidak ada makanan yang gagal yang pernah di buat oleh Mourent. "Aaaakk ...," ucap Mourent ssmbil membuka mulutnya, dia sudah bersiap dengan sendok yang berisi bubur ayam buatannya. "Aku bisa makan sendiri," kata Hanan. Dia tidak ingin di suapi oleh Mourent. "Lalu gunanya aku di sini apa?" tanya Mourent. Hanan tidak menjawab, ini pertanyaan mudah namun cukup sensitif, karena jika Hanan salah sedikit saja menjawab mungkin semuanya akan berbeda yang akan di terima oleh Mourent, dan Hanan lebih memilih untuk diam daripada dia salah ucap. Hanan membuka mulutnya untuk mendapatkan satu suapan dari Mourent. "Bagaimana?" "Teksturnya pas," jawab Hanan sambil mengunyah. "Rasanya?" "Masakanmu tidak pernah gagal," jawab Hanan jujur. Tidak membutuhkan waktu lama makanan yang ada di dalam mangkuk itu sudah berpindah tempat ke perut Hanan. Setelah memberikan makan Hanan Mourent menyiapkan obat-obatan yang perlu dikonsumsi oleh Hanan dan Mourent selanjutnya akan membersihkan tubuh Hanan sebelum dia bersiap untuk tidur. Mouren menekan rasa malunya ketika dia membersihkan tubuh Hanan ini adalah kali pertamanya Mauren bersentuhan langsung dengan kulit Hanan karena selama 1 tahun mereka menikah mereka belum pernah berhubungan lebih jauh mereka hanya sekedar teman dan teman tidak menyentuh satu sama lain. "Apa kamu malu?" tanya Hanan. "Tidak," jawab Mourent dengan wajah senormal mungkin, padahal jantungnya sudah ingin melompat dari melihat hanan bertelanjang d**a. Dengan sangat berhati-hati Mourent membersihkan tubuh Hanan namun dia tidak berani deket-deket perban yang melilit tubuh Hanan, Hanan hanya terus memandang Mourent yang penuh dengan kehati-hatian membersihkan setiap inci tubuh Hanan, ada kegugupan yang bisa terlihat di mata Mourent saat melakukan hal itu. "Apa kamu pernah melakukan hal ini sebelumnya?" tanya Hanan saat Mourent mengancingkan baju milik Hanan. "Ini pengalaman pertama ku," jawab Hanan. "Namun perkejaan mu bagus kamu bisa di bandingkan dengan seorang perawat." "Terlalu berlebihan," jawab Mourent. Hanan tersenyum kecil ketika dengan sigap Mourent menyelesaikan pekerjaan seorang perawat ini dengan baik, dan sekarang Hanan sudah bisa pergi tidur dengan keadaan nyaman karena perawatan dari Mourent. Hanan sudah bersiap untuk tidur begitu juga dengan Mouren dia sudah merebahkan diri di samping Hanan, Mourent menempatkan dirinya sedikit lebih jauh memberikan batas sebuah guling antara dia dan Hanan bukan apa-apa hanya Mourent sadar dari jika dirinya suka hilang kendali jika dia sedang tidur maka guling itu berfungsi untuk menghalangi dia melangkah lebih jauh agar tidak menyakiti Hanan ketika mereka sedang tidur, kelakuan Mourent yang tidak bisa dikendalikan oleh saat terlelap dalam tidur. Keduanya jatuh ke dalam kesunyian dan pikiran mereka masing-masing, Mauren tidak memiliki topik untuk mereka bicarakan dan memilih untuk sibuk dengan pikirannya sebelum dia jatuh tertidur sedangkan Hanan memiliki banyak pemikiran yang ingin diungkapkan pada Mouren namun dia tidak bisa memulainya, Hanan tidak memiliki jalan untuk memulai percakapan dengan istrinya padahal momen ini sangat pas untuk dirinya mengatakan hal yang serius dan cukup sensitif. "Mourent ...," panggil hanan lirih. "Ada apa, apakah kamu membutuhkan sesuatu?" "Tidak." "Kamu ingin ke kamar mandi?" "Tidak Mourent." "Ohh ... lalu?" "Aku akan hanya ingin menanyakan sesuatu?" "Apa?" Mourent menindah posisinya untuk melihat Hanan yang ada di sampingnya. "Kenapa kamu tidak bertanya, kemana aku pergi malam itu? Dan dari mana hingga aku kecelakaan pada pagi itu?" "Kenapa aku harus bertanya?" Mourent balik bertanya. "Bagaimana jika aku memiliki selingkuhan di luar sana?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD