Jebakan Betmen

1108 Words
Tidak hanya Yang Rou We yang terkejut, Hanan yang mendengar namanya di panggil oleh suara yang tidak asing juga langsung menoleh ke arah Yang Rou We. Dia juga menunjukkan wajah terkejutnya pada Yang Rou We. "Kenapa kau ke sini? Dari mana tahu rumahku?" tanya Yang Rou We karena terkejut dia menanyakan banyak pertanyaan sekaligus pada Hanan. "Aku tidak tahu ini rumahmu, aku datang tidak untuk menemanimu. Bagaimana aku akan menemanimu jika aku saja tidak tahu jika ini rumahmu," jawab Hanan juga binggung. "Lalu kenapa kamu datang, ada keperluan apa? Mencari siapa?" Yang Rou We terlihat sangat panik karena jika salah satu anggotanya mengetahui siapa yang datang itu akan menjadi masalah selanjutnya untuk Yang Rou We dan hubungannya dengan Hanan akan dalam masak besar. "Ayah yang mengajarkan kemari," kata seorang laki-laki yang muncul dari samping Hanan, Hanan dan Yang Rou We terkejut untuk yang kedua kalinya. "Hanan masuklah, istriku sudah menyiapkan makanan untuk kita," kata ayah Yang Rou We dengan datar sangat berbeda dengan yang Hanan lihat beberapa waktu yang lalu. Ayah Yang Rou We langsung masuk begitu saja, melewati Yang Rou We yang ada di dalam rumah dan Hanan yang masih berdiri di depan pintu, mereka berdua masih kaget dengan situasi saat ini. "Kenapa kamu bisa datang dengan ayahku?" tanya Yang Rou We pada Hanan setengah berbisik dia tidak ingin percakapan mereka berdua di dengar oleh orang lain. "Aku tidak tahu jika itu ayahmu, Kami bertemu di jalan dan dia sedang jalan kaki, meminta tolong padaku untuk mengantarkan pulang, karena istrinya sudah menunggunya dan akan mengijinkan aku udah makan malam." "Sangat sempurna," gumam Yang Rou We. Yang Rou We memijat tengkuknya karena dia merasakan sakit di sana, ayahnya sedang merencanakan sesuatu, Yang Rou We dan Hanan sudah masuk dalam ke jebakan Betmen ayahnya. "Lebih baik kamu pulang," kata Yang Rou We pada Hanan sambil sedikit mendorong pintu agar tertutup meninggalkan Hanan yang masih di luar. "Bukankah ini tidak baik? Jika aku pulang begitu saja dan juga ayahmu sudah mengajakku kemari, ini adalah pertama kalinya aku menginjakkan kakiku ke Amri bagaimana aku bisa bersikap tidak sopan seperti ini?" "Hanan percayalah padaku, aku memilih firasat buruk, ini tidak.akam membawa kebaikan, semuanya tidak akan berakhir dengan baik." "Kenapa?" Hanan binggung kenapa Yang Rou We malah mengusirnya bahkan dia belum masuk kedalam rumah, padahal ayahnya sendiri yang mengundang Hanan datang, dengan alasan karena Hanan sudah mengantarkan pulang ayah Yang Rou We. Yang Rou We sudah akan menutup pintu itu dan membiarkan Hanan pergi dari rumahnya, namun suara ayahnya terdengar untuk sekali lagi menyuruh Hanan masuk. "Biarkan aku masuk, aku tidak enak hati pada ayahmu. Ini sungguh tidak sopan jika aku pergi begitu saja." Dengan berat hati Yang Rou We membuka pintu lebar-lebar untuk Hanan masuk ke dalam sarang harimau yang mungkin akan mencabik-cabik perasaannya. Ini memang murni rencana ayah Yang Rou We karena Yang Yuan dan ibu Yang Rou We juga terkejut ketika melihat Hanan bergabung dengan mereka di meja makan yang makanan sedang di sajikan oleh ibu Yang Rou We, keduanya langsung melihat ke arah Yang Rou We yang berjalan di belakang Hanan, meminta penjelasan apa yang sedang terjadi ini, tapi Yang Rou We memberikan isyarat pada kakak dan ibunya itu jika ibu semua bukan ulahnya melainkan rencana ayahnya jadi Yang Rou We terbebas dari tugas menjelaskan pada mereka berdua. Karena isyarat dari Yang Rou We membuat keduanya makin terkejut dan langsung berpindah melihat ayahnya yang nampak biasa saja cenderung dingin. Yang Yuan dan ibunya saling berpandangan satu sama lain. "Duduk," kata ayah Yang Rou We dengan datar pada Hanan. Hanan dengan ramah menyapa semua orang yang ada di meja makan itu kecuali Yang Rou We, dia pergi ke dapur untuk membersihkan tangannya dan melepas apron yang dia pakai, dia memanaskan air di panci. "Rou We, bagaimana ayahmu bisa bertemu dengan temanmu itu?" tanya ibunya yang kembali ke dapur untuk mengambil piring tambahan untuk Hanan. "Tanya pada ayah," jawab Yang Rou We yang menunggu air mendidih di depannya. "Apa mereka pernah bertemu sebelumnya?" "Ibu aku tidak tahu, aku rasa ini pertemuan mereka yang pertama," Setelah mendapatkan jawaban yang tidak memuaskan dari Yang Rou We, wanita itu kembali ke meja makan dan nampak terlihat dari dapur jika meja makan terlihat sangat dingin. Setelah lima menit Yang Rou We datang dengan satu mangkok mi rebus di tangannya, dan tanpa bicara langsung mengambil piring yang sudah terisi di depan Hanan, dia mengantikan makanan Hanan dengan mi yang baru saja dia masak. Dia ruangan ini yang tidak repot-repot mengangkat kepalanya dan masih pokus ke makannya adalah ayah Yang Rou We. "Ada apa?" tanya Hanan binggung, karena dia sudah siapa memakan makanan yang dia ambil sendiri di meja makan. "Kamu tidak bisa memakannya, ini bukan yang bisa di makan oleh mu," jawab Yang Rou We melihat anggota keluarga yang lain yang nampak tidak memperdulikan Hanan dan Yang Rou We. "Aku mengambil yang babi," jawab Hanan, dia mengerti dengan maksud Yang Rou We, dia juga tahu jika di depannya ada beberapa hidangan yang berbahan dasar daging babi, yang tentunya tidak bisa di akan oleh Hanan. "Semua yang ada di sini kamu tidak bisa memakannya, jika bahan dasarnya bukan daging babi namun masakannya mengandung minyak babi. Atau kamu bisa pulang tanpa makan itu akan lebih baik." kata Yang Rou We nampak kesal, bukan kesal pada Hanan tapi dengan dirinya sendiri. "Tidak, aku akan memakan ini," kata Hanan kemudian memakan apa yang di berikan oleh Yang Rou We di depannya. Hanan tidak bisa pergi dengan perut kosong dia perlu menghormati keluarga Yang Rou We sebagai tuan rumah. "Sudah lama kenal putri kami?" tanya ayah Yang Rou We setelah menjadi orang pertama yang menyelesaikan makannya. "Sejak kami SMA," jawab Hanan dengan cepat, karena pertanyaan itu hanya untuk dirinya. "Cukup lama," gumam laki-laki itu. "Sedekat apa hubungannya kalian?" lanjut ayah Yang Rou We yang membuat Yang Rou We yang sedang memasukkan makanan di mulutnya hampir saja menyemburkan makanan yang ada di mulutnya, karena pertanyaan langsung dari ayahnya. "Kami sudah dekat 5 tahun ini," jawaban Hanan membuat Yang Rou We menutup matanya sambil memalingkan wajahnya karena ketiga anggota keluarga tanpa Yang Rou We melihatnya mereka pasti sedang melirik dirinya. Selama ini Yang Rou We sudah menyimpan dengan rapat hubungan yang dia miliki dengan Hanan namun demikian mudahnya di hancurkan oleh Hanan di hadapan semua keluarganya. Meja makan ini terasa sangat panas sekarang ini Yang Rou We, dan untung saja Hanan tidak di cerca dengan banyak pertanyaan lainnya oleh ayahnya, setelah itu ayahnya pergi karena laki-laki itu sudah menyelesaikan makannya. Yang Rou We dengan cepat mengintruksikan kepada Hanan lewat bahasa isyarat jika Hanan harus segera pergi sebelum ayahnya berubah pikiran dan melakukan hal yang lainnya dan itu tidka akan baik untuk mereka berdua.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD