Hanna mencoba mengatur napasnya yang masih terdengar menderu, namun ia tersenyum pada William lalu melepaskan sprei dari cengkraman kedua tangannya. Ia, mengangkat tangan-tangan itu kemudian mengalungkannya ke leher saudara lelakinya. "Aku mencintaimu," kata Hanna nyaris berbisik. Ucapan wanita kesayangannya itu membuat William sontak tertegun, dan tertawa kecil setelahnya. "Kau— ternyata Ayah benar-benar telah mengajarimu dengan baik. Kau tahu, bukan kalau aku tidak akan bisa melakukan apapun padamu jika kau mengucapkan kalimat sialan itu?" William menarik lengan Hanna satu persatu dari lehernya kemudian menggulingkan tubuhnya ke samping wanita kesayangannya itu usai ia berbicara, telentang di samping Hanna yang menatapnya dengan wajah bingung. "Mengapa?" celetuk Hanna, dengan sat

