19. Rasa yang Tidak Bisa Diredam

2205 Words

“Sa, Sa, Sa... ikut aku dulu, yuk. Kita ke atrium lagi, kayaknya soal rencana yang tadi masih harus kita omongin sama anak-anak. Mereka masih ada di atrium, kan? Iya, pasti masih di atrium. Cowok kan biasanya pulangnya—” Risa yang saat itu sudah bersiap pulang setelah kegiatan kampus merasa aneh dengan Karlina yang tiba-tiba menghadang, menghalangi langkahnya dan menahannya untuk pulang. Biasanya jika sudah larut seperti ini Karlina dan Tiwi yang paling vokal untuk menyuruh Risa pulang lebih dulu. “Apa? Kenapa sih? Aku mau pulang, Na. Kalau memang masih ada yang mau diomongin soal tadi besok aja.” “Nggak, nggak, harus sekarang. Pokoknya sekarang aja, ya? Nanti aku lupa lagi...” Tidak. Ini bukan sikap Karlina normal Karlina, Karlina tidak akan menggunakan alasan tak kuat macam ini untuk

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD