“Eh?” “Saya akan pergi, Risa...” Ulang Vienna, tersenyum menatap raut wajah Risa yang terlihat tidak menduga dirinya akan mengatakan hal itu. “Malam ini, untuk entah sampai kapan lagi.” Vienna melirik Risa dari balik cangkir kopi yang diangkatnya. Wanita itu menyesap kopinya yang masih terasa hangat, menunggu Risa dengan reaksinya. Tapi tidak seperti apa yang Vienna harapkan, reaksi yang ditunggunya itu tak kunjung terlihat, karena Risa justru terdiam bingung dengan apa yang harus dikatakannya. Benar memang, tidak seharusnya Vienna mengharapkan apapun dari reaksi Risa. Memangnya Risa harus merespon apa atas kepergian Vienna? Apa yang ia harapkan? Mereka jelas tidak memiliki hubungan sesuatu yang membuat Risa harus memiliki reaksi khusus, kan? Yah kecuali Risa memang menganggap Vienna se

