Part 6

1207 Words
Andra sedikit terkejut dengan kehadiran Shabila di depan pagar rumah. Gadis itu begitu cepat melupakan bentakan Andra kemarin malam. Shabila dengan senyum mengembang melambaikan tangannya menyapa Andra. "Andra! Selamat pagi! Apakah hari ini kamu mengizinkanku ikut dengan motormu?"tanyanya dengan penuh ceria seperti tidak terjadi apa-apa. Andra langsung melesat melewati Shabila dengan motornya. Gadis itu hanya menghela napas dan berjalan sendiri menuju sekolahnya. " Dih,"ucap Shabila menyipitkan mata melihat Andra yang semakin menjauh. "Semakin sombong aja tuh pria, baru juga motor,"rutuk Shabila menghentak-hentakan kakinya. " Ditinggal Dek!"seru Andro dari belakang tubuh wanita itu. Shabila mengangguk dengan bibir mencebik. "Biasa, Adek bang Andro terlalu jual mahal, padahal dia harus bangga disukai oleh wanita secantikku." Andro tertawa renyah mendengar ucapan percaya diri Shabila. "Mau abang antar lagi?" "Kalau abang tidak keberatan aku mau -mau aja!"seru Shabila salah tingkah. " Tunggu di sana! Abang ambil kunci mobil dulu." "Hasyeek diantar pakai mobil, kapan lagi bisa pamer sama temen-temen sekolah." Shabila menanti dengan penuh kesabaran dan keceriaan, bahkan sebelum diperintah untuk masuk dia sudah lebih dahulu membuka pintu mobil. "Mama waktu hamil Andra ngidam apa, Bang? Dingin banget kayak kulkas yang mahal seperti porselen yang tidak boleh disentuh,"ucap Shabila berceloteh. Andro tertawa kecil." Padahal dulunya Andra tidak bersikap seperti itu kepadamu, abang juga nggak tahu kenapa dia berubah dingin." Shabila menghela napas sedih." Mungkin terlalu banyak belajar jadi otaknya miring dikit, bang." Andro tertawa menimpali rasa kekecewaan Shabila. Menurut Andro pribadi gadis itu sangat lucu dan juga cantik. Sebagai abang Andra, dia tidak tahu kenapa sikap Andra sangat jutek kepada Shabila. "Sekali lagi terima kasih bang Andro ganteng atas tumpangannya. Semoga bang Andro lancar rezeki, dapat istrinya cantik dan bahagia dunia akhirat,"ucap Shabila saat diantar sampai ke sekolah dengan selamat. Lagi-lagi Andro mengeluarkan uang lima ratus ribu untuk Shabila. "Andra bilang kelas kalian akan mengadakan outing ke luar kota. Kamu sudah bayar uang outingnya, Dek?"tanya Andro menyerahkan uang itu kepada Andra. Shabila terdiam beberapa saat sambil memandangi uang yang ada di tangan Andro. " Aku rencananya tidak ikut kak, lagipula kegiatannya juga tidak wajib. Nantinya juga hanya jalan-jalan ke kebun binatang, rencananya Shabila ke rumah tante aja sabtu ini." Andro menatap sedih kepada Shabila, walau gadis itu nampak ceria. Namun, ada beberapa hal yang terkadang menurut Andro sikap ceria Shabila terlalu dipaksakannya. "Pergi saja Shabila lumayan buat refreshing otak, kamu kan sudah kelas tiga. Pelajaran sedikit lebih berat dan terlalu mengasah otak, jalan- jalan sedikit menghilangkan suntuk." Shabila menggeleng pelan. " Di sana nantinya Shabila juga tidak ada teman, kak. Riri teman sebangku aku juga tidak pergi, jadi Shabila juga tidak akan ikut outing. Hanya Riri yang mau berteman denganku." "Pegang saja uang ini, kalau kamu berubah pikiran dan ingin ikut, kamu bisa membayarnya. Kalau kamu memang tidak ingin ikut simpan saja uang ini untuk mu." Shabila tersenyum hangat kepada Andro, salah satu alasan kenapa gadis itu berharap bisa meluluhkan hati Andra. Siapa tahu nanti mereka berjodoh, Shabila akan dikelilingi oleh keluarga yang menyayanginya. "Tidak usah, Bang! Beberapa hari lalu bang Andro baru saja memberiku uang jajan. Aku tidak bisa menerimanya." "Terima saja dulu Shabila, kalau kamu tidak terima abang marah nih!" Dengan senyuman malu-malu yang dipaksakan Shabila menerima uang pemberian Andro dengan semangat. "Terima kasih bang Andro ganteng, hari ini bang Andro lebih ganteng dibanding Andra,"ucapnya dengan tersenyum geli. " Sering-sering lah berbaik hati kepada adekmu yang beda papa dan mama ini. Semoga bang Andro nantinya cepet nikah sama ayangnya dan banyak anak yang lucu-lucu." "Sudah-sudah memujinya,"tutur Andro tertawa. " Masuk sana! Jangan membual lagi,"kata Andro mengacak rambut Shabila yang menjadi kebiasannya. Shabila melambaikan tangan dengan penuh semangat dan senyum terukir di wajahnya. Gadis itu berlari seperti anak-anak menuju ke kelasnya. Andro menatap punggung Shabila yang mulai menjauh. Dadanya mengernyit sedih melihat betapa gadis sebaik Shabila memikul permasalahan hidup yang berat. Shabila selalu menutupi perasaannya sendiri, walau sudah terlihat memudar bekas itu masih terlihat di mata Shabila. Bekas darah yang mengumpal yang ada di bagian putih matanya. Andro tahu bekas merah itu karena kekerasan yang diterima oleh Shabila. *** "Sampai jumpa Andra! Hati-hati di jalan!"seru Shabila berdiri di depan pagar rumah Andra. Sabtu ini Andra akan melaksanakan outing bersama teman satu kelas dan beberapa kelas lainnya. Setelah berpikir lebih matang lagi, dia tidak ikut di kegiatan tersebut. Lagipula juga tidak wajib, jadilah Shabila tinggal di rumah. "Jaga kesehatan kamu ya!"ucapnya tulus. Sedangkan Andra tidak suka mendengarnya. Pria itu diam tanpa melihat ke arah Shabila. Andra sedang menunggu Andro karena Andro lah yang akan mengantarkannya ke sekolah. " Jangan cemberut dong, Andra! Masih pagi juga, lagian kamu akan bersenang- senang dengan teman- teman yang lain. Masa masih pagi sudah badmood." Andra berdecak kesal." Karena kamu hari ku sangat jelek setiap pagi dan setiap harinya." "Isshhh...pemarah sekali pria ini! Untung suka!"kata Shabila bercanda. " Kamu ikut mengantarkan Andra ke sekolah Shabila?"tanya Andro menimpali. Andra memberikan isyarat menolak kepada Andro, tapi abangnya itu tidak peduli sama sekali. "Mauuu!"seru Shabila berbahagia. " Aku jalan-," "Masuk ke mobil Andra!"seru Andro dengan nada memerintah. Andra memilih duduk di depan sedangkan Shabila di kursi belakang. Karena waktunya cukup lama dari yang telah ditentukan oleh sekolah. Andro sengaja melaju pelan mobil agar Shabila punya waktu untuk berbicara dengan adik kulkasnya. " Andra kamu nggak sedih karena aku tidak ikut?"tanya Shabila memecahkan keheningan. "Tidak!" "Yakin kamu menjawabnya dengan hati?" "Yakin!" "Jual mahal sekali, ganteng pun tidak,"ucap Shabila bercanda. " Aku yang wajah pas- pasan sekarang saja tidak menyukaimu. Apalagi kalau sudah tampan levelnya makin tinggi lagi." "Busyet pedenya ya Tuhan!" Shabila menimpali. Sedangkan Andro tersenyum geli dengan perdebatan mereka. Andra walau memperlihatkan wajah tidak suka kepada Shabila, tapi masih mau mengimbangi perkataan gadis itu. "Andra ini aku belikan obat agar kamu tidak mabuk di bus nanti, minum ini menjelang bus nya jalan." "Kau minum saja! Lebih baik aku minum racun daripada minum itu." Shabila tertawa mendengar nada kesal Andra."Segitunya, suatu saat nanti kamu pasti akan merindukan perhatianku. Sekarang saja jual mahal, nanti aku nggak ada di dekatmu kamu rindu loh! Kangen loh! " "Bermimpilah terus dan jangan pernah bangun- bangun!" "Delapan bulan lagi,"sela Shabila dengan suara rendah. " Kamu bisa merasakan perhatian ku delapan bulan ini. Setelah itu kita akan berpisah, kamu akan kuliah ke kampus impianmu dan aku juga akan ke jalan takdirku. Kalau aku pindah dari depan rumahmu, apakah kamu merindukan ku? Merindukan aku yang selalu berdiri setiap pagi menunggu mu, merindukan aku yang selalu menayapamu dengan penuh semangat. Kata orang, lebih baik dicintai dari pada mencintai loh. Kan karena aku mencintaimu maka aku memberi perhatian kepadamu." "Kan kata orang dan bukan kata ku. Aku akan bersama dengan wanita yang aku cintai. Dan ketika aku menemukannya maka dia yang akan selalu di dalam hatiku. Yang jelas tidak ada namamu!"seru Andra tajam mampu membuat lidah Shabila kelu. Gadis itu terdiam di tempatnya, dengan bersembunyi Shabila meletakan telapak tangan di d**a. Dia menghentikan dadanya yang mengernyit sedih. "Dek,"sela Andro. " Kamu sudah mandi kan? Kalau sudah, setelah mengantarkan Andra kita jalan- jalan yuk. Seharian ini abang akan membawa mu tamasya, nanti kita makan enak dan pergi nonton,"ucap Andro menghibur Shabila "Sumpah Bang! Jangan bercanda nih, jangan beri aku harapan palsu seperti Andra,"jawab Shabila kembali ceria. " Pegang janji abang ganteng mu ini!" "Ok lets gooo,"sorak Shabila semangat. Sedangkan Andra hanya diam dan tidak suka. Andro sengaja mengalihkan perasaan sedih Shabila.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD