Identity 2 - Pria Tampan

1176 Words
Identity 2 - Pria Tampan Pagi ini dengan malas Amelia pergi ke kampusnya. Amelia harus segera menyelesaikan tugas akhirnya. Agar ia bisa mulai bekerja. Namun, ia tidak mau bekerja di tempat perusahaan orang tuanya. Karena nantinya akan menjadi bahan bulan-bulan untuk karyawan di sana. Amelia sudah terbiasa di ejek, tapi kalau ayah ibunya ikut di ejek karena mempunyai anak jelek seperti Amelia. Rasanya Amelia tidak tega, lebih baik ia mencari kerja di tempat lain. Supaya mandiri juga sebetulnya. Biar Amelia belajar dari nol mengenai bisnis. Buk! Tidak sengaja Amelia menabrak seseorang. Dia pasti akan langsung di omeli orang yang di tabraknya. Pasalnya Amelia sejak kemarin memang terlalu banyak melamun. "Kamu enggak apa-apa? Maaf tadi aku enggak lihat kamu," seseal orang itu. Loh, biasanya meskipun bukan Amelia yang salah. Tetap Amelia yang di marahi, siapa orang yang telah baik meminta maaf itu. Amelia yang tadinya menunduk, ia mulai memberanikan diri melihat wajah pria yang ia tabrak tadi. Begitu mata mereka saling bertemu. Amelia terkejut karena melihat ketampanan pria itu. Jantungnya langsung berdegup kencang. Rasanya ia seperti melihat seorang pangeran tampan dari negeri dongeng. Apa Amelia sedang bermimpi? "Kamu enggak apa-apa?" Tanyanya lagi. "Eh enggak, aku enggak apa-apa. Aku yang minta maaf karena udah nabrak kamu," sesal Amelia. "Aku yang salah kok, tadi udah buru-buru dan nambrak kamu. Oh iya nama aku Remon Diego. Nama kamu siapa?" Remon mengulurkan tangannya pada Amelia. Ini pertama kalinya ada seorang pria tampan yang mau berkenalan dengan Amelia. Dengan ragu, Amelia ikut mengulurkan tangannya. "A.. Amelia," sahut Amelia tanpa menjabarkan nama lengkapnya. "Nama yang cantik," puji Remon. Baru kali ini Amelia dipuji oleh seorang pria, tampan pula parasnya. Apa pria itu tidak salah memuji Amelia? Amelia langsung tersipu malu karena dipuji oleh pria tampan. "Kamu pasti lagi ngerjain tugas akhir ya? Lagi bimbingan dosen?" Berondong pertanyaan dari Remon. Membuat Amelia jadi salah tingkah. Ini kan yang di sebut cinta? Hati Amelia benar-benar berdebar. Rasanya Remon terlalu akrab padanya. "I.. iya, aku lagi menjalankan tugas akhir. Baru saja tadi bimbingan sama dosen," sahut Amelia. "Oh gitu. Kamu udah makan? Kita makan yuk! Aku lapar," ajak Remon. Apa katanya? Amelia tidak salah dengar kan Remon mengajaknya makan? "Ka.. kamu tidak malu?" Tanya Amelia. Sebetulnya sejak tadi ia ingin menanyakan hal itu. Soalnya hanya Najla yang tidak malu makan bersama Amelia. Ini Remon yang di bilang pria tampan. Apa tidak salah mau makan bersama Amelia yang buruk rupa? "Malu? Malu kenapa? Jangan-jangan kamu malu lagi di ajak makan sama aku?" Remon malah salah paham. "Enggak-enggak. Apa kamu enggak malu makan sama aku. Yang wajahnya jelek seperti ini?" Tanya Amelia. Amelia tidak mau sampai Remon di ejek teman-temannya gara-gara makan sama Amelia. Seperti ayah dan ibunya di hina oleh karyawannya. "Emang kenapa sama wajah kamu? Kamu cantik kok. Udah yuk! Aku lapar," ajak Remon lagi. Tanpa menunggu jawaban dari Amelia. Remon langsung menarik Amelia menuju cafetaria kampusnya. "Mau pesan apa?" Tanya Remon lagi. "Nasi goreng cumi teriyaki aja," jawab Amelia. Nasi goreng kesukaan Amelia sepanjang di ia kuliah. Makanan kesukaan Amelia kalau lagi beli makanan di cafetaria kampusnya. "Minumnya?" "Jus mangga aja," jawab Amelia singkat. "Oke, Bu. Pesan nasi goreng cumi teriyaki dua dan jus mangganya dua," pesan Remon pada pelayan cafetaria. "Loh kamu pesen yang sama kayak makanan dan minuman aku?" Tanya Amelia. Remon seakan ingin lebih dekat dengan Amelia. Sedikit aneh sih, Remon adalah pria tampan pertama yang mau dekat dengan Amelia. Sampai-sampai dia mau makan satu meja dengan Amelia pula. "Ya, apa salahnya? Kamu enggak suka ya?" Amelia menggeleng cepat. "Bukan begitu, ya enggak apa-apa sih." Amelia di buat kikuk oleh Remon. Amelia memperhatikan Remon dari atas sampai bawah. Benar-benar sangat tampan. Apa Amelia sedang bermimpi? Pria tampan di hadapannya ini begitu nyata. Apa mimpinya akan menjadi kenyataan? Seperti yang Najla bilang. Bahwa nantinya akan ada pria tampan yang jatuh cinta pada Amelia. Tanpa melihat wajahnya yang buruk rupa. Ternyata benar, mungkin Remon adalah jawaban dari setiap do'anya. Jika ya, Amelia akan sangat bahagia. Ia tidak perlu operasi plastik demi mendapatkan kecantikan. Yang Amelia idam-idamkan selama ini. Tidak lama makanan di antar, mereka makan menikmati hidangan yang ada di hadapannya. Amelia bisa merasakan makanan kesukaannya. Berarti ini sungguh bukan mimpi. Amelia pernah membuat nasi goreng dengan cumi bakar teriyaki. Bahan-bahannya yaitu tiga buah cumi, bersihkan dan kupas kulitnya. Dua ratus lima puluh gram tahu cina, haluskan. Satu butir telur, kocok lepas. Garam, merica secukupnya. Satu sendok makan saus tiram, dua sendok makan saus teriyaki. Bumbu irisnya yaitu dua siung bawang putih, dua buah bawang merah, satu buah cabai merah besar, buang biji nya, satu buah cabai rawit merah, satu batang daun bawang. Bahan olesannya yaitu empat sendok makan saus teriyaki, satu buah jeruk limau, peras. Satu sendok makan margarine. Amelia juga masih ingat cara membuatnya pertama, campur tahu dengan telur. Aduk rata. Kedua, tumis bumbu iris hingga harum. Masukan adonan tahu aduk rata. Bumbui dengan garam, merica, saus tiram dan saus teriyaki, koreksi rasa. Masak hingga matang. Angkat dan dinginkan. Ketiga, masukkan adonan tahu ke dalam cumi semat dengan tusuk gigi. Lumuri cumi dengan bahan olesan. Keempat, panggang cumi hingga matang. "Kamu sering di perpustakaan ya? Soalnya aku jarang lihat kamu, tapi aku tahu kok. Kamu mahasiswi tingkat akhir," ujar Remon. Dari bahasanya seakan sudah akrab dengan Amelia. Amelia tersadar dari lamunanya tentang nasi goreng cumi bakar teriyaki kesukaannya. Bisa-bisanya dia melamunkan hal itu di saat ada pria tampan di hadapannya. Amelia hanya tersenyum kecut. "Mana ada yang mau berteman sama aku. Wajahku membuat mereka malu berteman denganku. Kamu saja yang aneh tidak jijik melihat muka aku. Makanya tadi aku aneh pas kamu ajak makan," sahut Amelia mulai bisa beradaptasi dengan kehadiran Remon yang begitu mendadak. Remon tiba-tiba memegang tangan Amelia. "Mel, kecantikan itu bisa hilang. Kamu jangan minder gitu ah. Enggak semua orang tidak mau berteman dengan kamu. Apa salahnya dengan wajah kamu? Mereka saja yang buta tidak bisa melihat kecantikan kamu." Hati Amelia langsung berdesir mendengar ucapan Remon. Ini sungguh nyata? Amelia dipuji oleh pria tampan. Remon sudah membuat Amelia melambung tinggi dengan pujiannya. Semoga Remon nantinya bisa benar-benar mencintainya. Karena Amelia juga ingin merasakan cinta seperti yang lainnya. Setelah mereka mengobrol cukup lama. Remon bangkit dari duduknya. "Ya udah, aku pamit pulang dulu. Sebentar," Remon seakan kebingungan. Ia merogoh saku celananya. Sepertinya dia mencari sesuatu. "Ada apa Remon?" "Dompetku. Ya ampun, pasti jatuh di suatu tempat. Aduh gimana ya, padahal aku harus bayar makanan ini," Remon terlihat sangat panik. "Oh, enggak apa-apa Remon biar aku yang bayarkan," tawar Amelia. "Jangan, aduh ini memalukan. Aku yang ajak. Kok kamu yang bayar." Remon tersipu malu. "Enggak apa-apa. Kan dompet kamu hilang. Coba cari lagi, siapa tahu masih ada. Semoga belum ada orang yang mengambilnya," ucap Amelia sambil mengeluarkan beberapa uang kertas untuk membayar tagihan makanan yang sudah mereka makan tadi. "Duh, Mel. Makasih banget loh, nanti aku cari dompet aku lagi. Kalau sudah ketemu aku ganti uang kamu ya," sesal Remon. Setelah itu Remon pamit untuk pulang. Semoga saja ini bukan pertemuan pertama dan terakhir mereka. Amelia masih terpaku di tempatnya. Semuanya seakan benar-benar seperti mimpi. Terlalu indah jika harus diingat kembali.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD