3. Stray Cat

1211 Words
"Dah ya cantik, kamu udah bersih. Semoga nyaman ya, kita sama-sama baru sih sebenarnya disini, mudah-mudahan aja ini tempat yang menyenangkan buat kita." Prisa bicara sambil tersenyum pada seekor kucing yang baru saja selesai ia mandikan dan masukkan ke kandang. Ini adalah kucing yang baru saja datang setelah sebelumnya kabarnya kucing berwarna kekuningan tersebut hampir saja tertabrak di jalanan yang tidak jauh berada dari shelter, syukur saja seseorang menyelamatkan dan membawanya kesini. Ini adalah hari pertama bagi Prisa bekerja di tempat penampungan hewan . Dari pagi ia sudah disibukkan dengan berbagai hal sampai saat siang menjelang sore sekarang. Tampaknya bukan hal yang sulit bagi Prisa untuk mulai bekerja disini, ia hanya diarahkan sedikit tapi sudah mampu mengerjakan berbagai hal. Memang tidak perlu diragukan lagi pengalaman Prisa selama ini yang selalu aktif bekerja di beberapa tempat shelter penampungan hewan. Senyum Prisa terkembang melihat kucing itu langsung makan dengan lahap di dalam kandang, "makan yang banyak biar kamu makin cantik, suatu hari pasti kamu akan ketemu seseorang yang dengan senang hati jemput kamu kesini untuk diadopsi." Perlahan Prisa mundur dan mengambil posisi duduk di salah satu kursi sambil memperhatikan hewan-hewan lain yang ada di depannya sembari beristirahat. Kini badannya mulai terasa lelah, sejak tadi ia terlalu bersemangat mengerjakan berbagai hal. Gadis itu kini bersandar sambil tanpa sadar ia malah jadi melamun. "Kamu kelelahan udah seharian ngurus mereka?" tiba-tiba saja seseorang membuyarkan lamunan Prisa. Prisa terkejut dan memperhatikan secara seksama siapa yang baru saja bicara padanya, seorang pria kini tengah membelakanginya karena tengah memperhatikan kucing kuning di dalam kandang. "Pak Dehan??" Prisa terperanjat namun masih belum yakin dengan apa yang sedang ia lihat. Ia bahkan mulai berdiri dan mendekat untuk memastikan apa ia tidak salah orang. Pria yang awalnya santai memperhatikan kucing langsung menoleh dengan wajah tak kalah terkejut, "kamu mengenal saya? Saya baru tahu kamu adalah petugas disini, apa saya kurang memperhatikan?" pria tinggi yang memakai jaket berwarna hitam itu menunjukkan wajah bingung sembari coba lebih memperhatikan wajah Prisa. Dengan cepat Prisa menggeleng, "ouh itu, saya baru hari ini kok pak kerja disini." "Lalu? Kenapa kamu langsung mengenali saya?" Prisa tertawa kecil sambil menunjukkan wajah hormat, "saya kerja di kantor bapak, tentu saya mengenali bapak." "Oh benarkah? Maaf, sempat tidak mengenalimu." Dehan menunjukkan wajah bersalah. "Eh!? Nggak papa kok pak, karyawan di kantor bapak kan banyak banget, ya ga mungkin lah bapak ingat semuanya. Lagi pula saya hanya pegawai yang posisinya tidak begitu penting di kantor." Jawaban Prisa langsung membuat Dehan menggeleng dan menunjukkan wajah tak senang, "hei jangan bicara demikian, tidak ada yang namanya posisi tidak penting di kantor. Kalau tidak penting tentu mereka tidak akan ada di kantor, kamu jangan bicara seperti itu." Prisa hanya bisa menunjukkan tawa malu, "maaf pak." "Jadi kamu baru bekerja disini? Pantas saja saya tidak pernah lihat." dengan santai Dehan duduk di salah satu kursi diikuti Prisa yang dikursi lainnya yang posisinya tidak begitu jauh. "Iya pak, baru hari pertama." "Eh, kita belum berkenalan dengan resmi. Siapa namamu?" Dehan teringat dan langsung menjulurkan tangannya ke Prisa. Prisa masih terkejut dengan kehadiran Dehan si bosnya di kantor, bahkan kini ia diajak berkenalan secara langsung yang bahkan selama di kantor rasanya ia tidak pernah kontak dengan calon bos besar alias anak sulung pemilik perusahaan tempat dirinya bekerja itu. Reflek Prisa mengelap tangannya ke baju yang ia kenakan terlebih dahulu untuk menyambut jabat tangan Dehan, "Prisa, pak..." Dehan agak terkejut dengan tingkah Prisa dan berakhir hanya dengan senyuman kecil, "apa kucingnya baik-baik saja?" "Eh, apa jangan-jangan bapak yang bawa kucing ini sebelumnya?" Pria itu mengangguk, "dia kebingungan di tengah jalan dan hampir ditabrak kendaraan yang lalu lalang. Yaudah saya langsung bawa saja kesini, ya walaupun tadi dia agak panik waktu akan diambil." "Apa karena itu tangan bapak jadi luka kena cakar?" tanya Prisa ragu sambil menunjuk luka gores di tangan Dehan. Dehan agak kaget karena Prisa dengan cepat menyadari hal tersebut ia mengangkat tangannya dan memperhatikan luka bekas cakaran yang ia terima sembari tertawa kecil, "wajar saja, dia pasti kebingungan dan panik. Tapi saat kamu menanganinya dia sudah tidak panik lagi kan?" Prisa menggeleng, "dia sudah baik-baik saja. Wah, cakarannya lumayan juga ya..," gadis itu masih memperhatikan tangan Dehan yang penuh dengan bekas cakaran yang bahkan meninggalkan bekas luka berdarah. Dehan mengangkat tangannya untuk ikut ia perhatikan, setelah dilihat-lihat luka yang ia dapatkan memang lumayan banyak, "lumayan perih dan sayanya juga ikut kaget tadi." "Lukanya udah bapak bersihkan?" "Tadi sudah saya cuci dengan air sesampai disini." Dehan menurunkan tangannya dan berlagak santai lagi. "Mau pakai obat antibiotik nggak pak?" Dengan cepat Dehan menggeleng menolak tawaran wanita berambut kuncir kuda disampingnya itu, "tidak perlu, ini hanya luka cakaran biasa." "Tapi lukanya lumayan banyak pak, dan tadi keadaan kucingnya kotor, takutnya gimana gimana. Bentar, saya ambilkan dulu ya pak." "Eh nggak us...," ucapan Dehan terputus karena Prisa sudah pergi dengan cepat dan hilang begitu saja sebelum ia menolak. Pria itu lebih memilih untuk pasrah saja menunggu Prisa untuk kembali. Tak butuh waktu lama Prisa sudah datang dengan krim antibiotik di tangannya dan kembali mengambil posisi duduk di samping Dehan, "ini pak, lukanya udah bersih kan? Tinggal oles saja." "Terima kasih," Dehan yang awalnya menolak kini lebih memilih untuk mengikuti saran Prisa. Prisa hanya diam memperhatikan Dehan yang kini sibuk mengobati bekas luka cakaran di tangannya yang lumayan banyak tersebut, hingga setelah beberapa saat Prisa kaget sendiri. "Astaga!?" Dehan melirik sambil mengangkat alisnya bingung, "ada apa?" "Pak Dehan!??" Dehan semakin bingung, "ya? Kenapa??" "Jangan bilang kalau donatur tempat ini adalah bapak?? Saya pikir tadinya itu Bapak Dehan yang lain." Prisa baru menyadari sesuatu yang baginya cukup mengejutkan. "Memangnya kenapa kalau itu saya?" "Jadi itu benar pak!?" "Mungkin, tapi saya tidak memberikan banyak kok, hanya beberapa." Prisa tertawa, "wah ternyata semua pendapatan saya berasal dari bapak. Dunia sempit ya pak ternyata." "Dari saya? Tentu saja tidak, semua penghasilan kamu berasal dari kerja keras kamu sendiri. Lagipula kenapa kamu bekerja disini? Hari biasa kamu bekerja di kantor, hari libur kamu kesini. Terus kapan kamu istirahat?" "Tiap malam saya istirahat kok, pak." Dehan langsung melirik Prisa dengan tajam sambil menahan tawa, "jawabanmu tidak salah, tapi entah kenapa saya kesal." Prisa tertawa kecil, "bapak sendiri sering kesini?" "Saya datang ketika saya ingin." "Jawaban bapak juga nggak salah sih, tapi entah kenapa saya kurang puas mendengarnya." Prisa menyadari kalau Dehan sepertinya balas dendam. "Ini, terima kasih." Dehan kembali memberikan obat yang telah ia gunakan pada Prisa, "jam berapa kamu pulang dari sini?" Prisa melirik jam dinding, "sekitar dua jam lagi saya akan pulang pak." "Rumah kamu jauh dari sini?" "Deket kok pak." Baru saja Dehan akan menjawab, ia langsung terhenti karena dering ponsel di dalam saku celananya, dengan cepat ia langsung mengangkat panggilan tersebut, sedangkan Prisa lebih memilih untuk kembali memeriksa keadaan hewan-hewan. "Prisa, saya pamit pergi terlebih dahulu ya, ada yang harus saya kerjakan." Dehan yang sudah selesai menelfon berdiri dan bergerak mendekati Prisa untuk pamit sebelum pergi. "Ouh, baik pak. Hati-hati ya pak." Dehan mengangguk dan tak lupa meninggalkan senyum sebelum ia benar-benar beranjak pergi dengan langkah besarnya yang sangat cepat. Tanpa sadar Prisa tersenyum, "nggak salah lagi kalau Pak Dehan benar-benar orang yang sangat baik dan ramah, mana ganteng banget lagi, wangi pula." ****************************************** Ada orang nggak ya??? Btw udah lama banget nih cerita diem-diem bae wkwkwkw Kangen update tiap hari nggak? Yuk gaaasssss!!!!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD