bc

maybe, you are the last

book_age12+
0
FOLLOW
1K
READ
dark
HE
secrets
like
intro-logo
Blurb

“-Bagian paling pentingnya adalah ketika kamu tahu betapa aku sangat mencintaimu Raja. Maybe, you are the last for me.” Ucap Junkyu pada anak laki-laki yang sedang menatap ke arah langit, penasaran dengan kalimat selanjutnya yang akan Junkyu ucapkan. “Tamat…” “Ngga seru ayah…Gitu doang?” “Seru, nanti saat kamu sudah besar baca lagi buku ini. Ini cerita tentang kisah Ayah sama Ibu.” “Ini cerita Ayah sama Ibu? Kalau gitu seru deh. Hehe.” “Yaudah sekarang kamu tidur ya, Ibu katanya ngajak ayah buat bantuin cuci piring.” Junkyu mengusap kepala anak itu lalu, lalu pergi sembari mematikan lampu.••• Junkyu terbangun dari mimpi itu, rasanya seperti nyata, tapi dia belum sempat melihat wajah istrinya dalam mimpi tersebut dan Junkyu melupakan hampir semua isi dari mimpi di siang bolong itu.••• Minju atau Ryujin?

chap-preview
Free preview
1. pertemuan dan perpisahan
“Mungkin saat kau melihat mataku hari itu, kamu akan tahu seluruh isi hatiku. Seluruh hatiku yang merindukanmu sepanjang waktu. Namun, aku terpenjara di dalam diriku sendiri. Pikiran tentang aku yang tidak cukup pantas untuk orang seindahmu, membuatku perlahan melepasmu pergi.” – Minju “Tak ada satupun kata yang bisa menggambarkan bertapa berartinya kamu bagiku, sejak awal kita bertemu. Sebenernya, aku sudah memutuskan untuk menjatuhkan hatiku padamu.” – Ryujin “Hujan malam itu sudah cukup membuatmu yakinkan? Yakin bahwa perasaanku padamu bukanlah main-main. Kamu satu-satunya orang yang aku tunggu.” – Junkyu *** 1. Hari yang pasti akan terjadi “Aku mau putus!” Untuk pertama kalinya, aku bisa merasakan bahwa ini adalah akhir dari hubungan kami. Aku tidak bisa lagi menahan Minju untuk tetap di sini, bersamaku. A-Aku sudah cukup terluka, dengan semua perasaan yangku pendam sendirian. Muak. Aku menatap matanya dalam, tapi Minju menatap ke arah lain. Sebenci itu kah Minju padaku? “Jika itu keinginanmu, maka aku harap kita tidak akan pernah bertemu lagi, Minju!” Baru saja aku melangkahkan kakiku untuk pergi, Minju menahan tanganku, “Sebentar Junkyu-” Aku kaget karena air matanya sudah berlinang di wajah cantiknya. “-izinkan aku menciummu untuk terakhir kalinya!” Badanku membeku saat Minju mencium pipiku, bibirnya dingin. Kami sempat bertatapan sebentar sebelum akhirnya berpisah, “Sesuai keinginanmu, akan aku pastikan kita tidak akan pernah bertemu kembali.” Itu ucapan terakhirnya sebelum ia melangkah pergi. Aku sekarang berada di kamarku yang sempit sedang merenungi sebenernya apa yang sudah terjadi? Aku tidak bisa membedakan ini mimpi atau nyata. Jantungku seperti di tikam oleh ribuan pedang, sakit sekali dan aku tidak bisa tidur. Air mataku terus mengalir deras. Aku pikir, aku akan gila atau aku sudah gila? *** 2 Bulan kemudian “Junkyu, kau menyebalkan!” ucap Ryu di ujung telfon sana. “Tolong sadar diri Ryu.” “Aku benci kau terus mengalahkanku dalam game kesukaanku.” Aku tersenyum sangat lebar di kamarku yang sempit dan berdebu, sambil memainkan game yang belakangan ini baru saja aku mainkan. Ryujin, adalah teman online yang sudah aku kenal selama 2 bulan. Aku bertemu dengannya di dalam game, kita sering bermain bersama dan saling menceritakan hal-hal konyol. Dia juga orang yg sangat ceria dan humoris, tak bisaku pungkiri bahwa dia sangat menarik. Walau aku belum tahu wajahnya. Tapi hari ini aku baru tahu bahwa.. “Sebentar ya Junkyu, sepertinya ada seseorang yang mengetuk pintu rumahku.” “iyaa.” Ucapku sambil kembali memainkan game yang sedang kita mainkan bersama. Terdengan suara pukulan keras dan suara tangisan histeris, yang aku yakin itu adalah suara Ryujin. Tiba-tiba jantungku berdebar, sepertinya aku bisa merasakan bahwa sesuatu yang bahaya mengancam nyawanya. Tangan dan badanku bergetar hebat. “Ryujin..” ucapku pelan. Suara tangisan histeris itu semakin terdengar, “Ryu-ryujin..” ucapku pelan, tanpa sadar. Kepalaku hanya memikirkan satu hal, bagaimanapun caranya aku harus menemuinya. “Ju-junkyu, Tolong aku..” “RYUJIN, CEPAT BERIKAN AKU ALAMAT RUMAHMU!” *** Setelah mengenal Ryujin selama 2 Bulan, aku baru tahu bahwa dia adalah orang Busan. Tadi aku buru-buru memasakan bajuku dengan sembarang ke dalam tas yang akan aku bawa untuk menemui Ryujin. Mungkin butuh waktu 4-5 jam untuk bisa sampai rumahnya, aku harap dia bisa bertahan sebentar lagi. Aku hampir saja melewatkan tempat seharusnya Aku turun, karena aku tertidur di dalam bus. Jadi seperti ini Busan, batinku saat turun dari bus. Aku pertama kali datang ke sini. Aku mencoba menghubungi Ryujin, tapi ternyata handphone ku mati. Sudah 1 jam keliling-keliling hanya menggunakan alamat yang aku tulis di kertas, tapi tidak kunjung aku temui rumahnya. Hingga aku menemukan seseorang yang sangat tidak asing, dia sedang menyirami bunga di halaman rumah. Cantik. “Minju..” Minju menatapku, dan tatapannya masih sama seperti dulu. Seperti saat kita masih saling jatuh cinta. “Bisakah kau menolongku kali ini saja?” bukannya menanyakan kabarnya, pikiranku hanya tertuju pada Ryujin. Minju mau mengantarkanku ke rumah Ryujin, katanya dia mengenal Ryujin. Namun, dia belakangan ini sangat jarang terlihat. “ini rumahnya.” Minju menatapku dengan tatapan sedihnya. Aku mengetuk pintu rumah usang itu, sambil menarik nafas panjang. Ketukan ketiga kali pintu itu baru terbuka. Aku tadi sempat mampir ke toko kue dan membeli cake kesukaan Ryujin. Tanganku gemetar dan aku reflek menjatuhkan cake yang sedari tadi ada di tanganku saat seorang perempuan keluar dari rumah itu. Badannya penuh Luka, memar, dan matanya sembab. Aku memeluk perempuan itu dengan sangat erat, dan dia hanya menangis dalam pelukanku. Aku memeluknya di depan mantanku sendiri. Kalau boleh jujur, aku masih ada perasaan pada Minju, walaupun kini perasaan itu sudah tidak berarti lagi. Perempuan yang saat ini sedang aku peluk sepertinya akan menjadi prioritasku untuk kedepannya. Pikiranku seperti terbagi dua, entah kenapa muka Minju sangatlah pucat sejak kita bertemu di depan halaman rumahnya. Apakah dia sakit? 2. Pertemuan Aku membawa Ryujin ke rumah sakit. Minju juga ikut, karena katanya dia khawatir dengan Ryujin. Kini kami sedang duduk bersebelahan di bangku rumah sakit, sedangkan Ryujin sedang di periksa oleh dokter. Saat aku tak sengaja melihat ke arah Minju. Mata kami bertemu. “Maafkan aku Junkyu.” Ucap Minju, memecah keheningan di antara kita berdua. “Maaf untuk apa?” “Maaf karena kita bertemu kembali, seharusnya kita tidak bertemu.” Aku sebenernya sangat senang bisa bertemu lagi denganmu Minju. “Mungkin Tuhan ingin kita bertemu kembali?” Aku tersenyum lebar pada Minju dan di Balas dengan senyum canggung dari Minju. “Apa kabarmu minju?” Akhirnya aku berani menanyakan kabarnya. “Tentu saja baik! aku kini sudah memiliki banyak pembaca.” Minju kini tersenyum lebar dan matanya berbinar. Cita-cita Minju dari dulu hanyalah untuk menjadi seorang penulis yang terkenal. “Sejujurnya, hingga saat ini aku terkadang masih membaca ceritamu.” Aku memandang wajah cantiknya dengan malu-malu. “Malam ini cerita itu akan tamat, mau aku beritahu bagaimana akhirnya?” Minju tiba-tiba menatapku dengan dalam. “Tentu saja, kalau boleh.” “Hazelia pada akhirnya akan mati dalam pikirannya sendiri. Dia tidak lagi bisa bersama dengan seseorang yang telah hidup di hatinya dalam waktu yang lama. Hazelia terjebak dalam pikiran yang membingungkan dan menyiksanya setiap hari, tapi dia tidak bisa memberi tahu pada siapapun bahwa dirinya sudah mati di dalam pikirinnya sendiri. Kira-kira begitu akhir dari ceritanya, bagaimana?” “Sebenernya kau mau pergi kemana, Minju?” Minju kaget mendengar jawabanku, saat dia baru saja akan menjawab. Seorang dokter menghampiri kami, “Apakah ada yang bernama Junkyu? Pasien ingin bertemu.” Aku reflek mengikuti dokter itu, karena aku sangat khawatir dengan kondisi Ryujin saat ini, tapi tanpa sadar aku melukai perasaan Minju. Dari kejauhan aku bisa melihat Ryujin terbaring lemah di atas kasur. Dia menatapku, sambil sedikit tersenyum. “Dia pacarku, dia yang menyiksaku, dia yang membuat hidupku hancur seperti ini. Sebenernya aku tidak pernah mencintainya, tapi dia terus memaksaku untuk terus bersamanya. Di saat aku meminta putus atau pergi meninggalkannya. Dia akan mencariku, lalu menyiksaku dan mengancamku!” Air mata berlinang di pipinya, aku mengusap air matanya. Hatiku terasa sangat sakit, ternyata selama ini Ryujin meyimpan masalah sebarat ini. “Kamu tidak perlu takut, sekarang aku di sini.” Ucapku sambil berusaha menenangkannya. Ryujin mengangguk, lalu tersenyum tipis, “Terimakasih Junkyu.” “Junkyu, tadi aku melihat Minju bersamamu. Kau kenal dia?” “Sebenernya, dia-“ “Maaf mengganggu.. aku di sini. Maaf, juga aku mendengar bembicaraan kalian sejak tadi.” Minju memotong pembicaraanku. “Tidak apa-apa Minju, terimakasih telah mengantarkan Junkyu ke rumahku.” “Iya, bagaimana keadaanmu sekarang Ryujin?” Ucap Minju sambil berjalan mendekat ke arah Ryujin. “Sudah lumayan, tapi Minju kenapa wajahmu pucat sekali?” Aku menatap Minju dan kami saling tatap, itu yang dari tadi ingin aku tanyakan padanya. Kenapa wajahnya pucat sekali, “Minju kau tunggu di sini, aku akan membelikan kamu makanan.” Aku berlari cepat keluar ruangan, aku hanya berpikir pendek. Mungkin Minju seharian belum makan, aku sebenernya takut kalau sesuatu yang buruk terjadi pada Minju. “Minju, kau kenal junkyu?” Tanya Ryujin. “Eum itu, sebenernya Junkyu adalah mantanku.” Ekspresi wajah Ryujin langsung berubah menjadi musam. Secantik ini mantan Junkyu? Pantas saja dia tidak bisa melupakan Minju. Kalau gini aku kalah telak. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

TERNODA

read
198.3K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.5K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.4K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
187.9K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
29.7K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
36.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook