Dika tahu yang memanggilnya adalah kakaknya, tapi dia masih terus asik bermain basket dengan anak-anak Jogja. Sejak sore hingga hari gelap, mereka masih melanjutkan permainan dengan dibantu penerangan lampu besar di pinggir lapangan.
"Dika, itu ada yang manggil!" Seorang pemuda bernama Abimanyu menepuk punggung Dika.
Dika menoleh pada Abimanyu, keduanya kemudian melihat ke arah yang sama. Dimana ada dua pria dengan pakaian rapi berdiri di dekat lapangan. Abimanyu menyuruh Dika untuk keluar tanpa harus memberitahu yang lainnya.
Dika Berjalan malas ke pagar pembatas lapangan. Fungsi pagar yang terbuat dari kawat itu agar bola tidak terlempar keluar dari lapangan. Juga membatasi bola agar tidak mengenai anak-anak yang biasa bermain di sekitar sana. Dika keluar mengabaikan dua pria yang
