36. PERKENALAN 3 PANITIA TURNAMEN

1763 Words
Stev sudah sampai di labirin Doom Hole, tempat diadakannya turnamen berhadiah fantastis itu, tampaknya labirin aman dan tidak ada sesuatu yang mencurigakan, meski cuma dicek dari luar. Mampukah Stev memenangkan turnamen itu? *** Semua peserta turnamen labirin sudah berkumpul di depan pintu utama, semua bersiap untuk mendengarkan acara pembukaan turnamen ini. Stev, Chely, dan Ricko benar-benar tidak saling ketemu untuk saat ini, apalagi saling kenal. Sekian detik kemudian, sebuah energi berbentuk portal hitam muncul di dinding labirin atas pintu utama, portal hitam itu berjumlah 3 buah, masing-masing berjarak sekitar 5 meter. Semua peserta turnamen labirin terkejut melihat 3 portal itu, termasuk ketiga murid Kakek Hamzo. Memang ini sudah waktunya pembukaan turnamen berhadiah fantastis dan menggiurkan itu. Semua peserta segera fokus melihat munculnya 3 portal hitam itu, ada yang awalnya duduk santai langsung berdiri, ada yang saling mengobrol dan mungkin ingin kerjasama segera teralihkan pandangannya, ada juga yang sedang asik mengagumi senjata miliknya dengan mengusap-usapnya, akhirnya semua fokus melihat datangnya 3 portal hitam itu. Sesaat kemudian, 3 orang berpakaian hitam dan longgar muncul dari masing-masing portal hitam, semua peserta turnamen terkejut dan kagum melihat itu. Ketiga orang yang muncul di atas dinding paling depan labirin tersebut adalah 2 orang pria dan 1 orang wanita. "Siapa mereka? Kenapa perasaan ku gak enak?" batin Stev merasa ada yang ganjil, mungkin karena 3 orang tersebut memakai pakaian hitam. Akan tetapi sesaat kemudian, ketiga orang tersebut tersenyum untuk menyambut semua peserta yang sudah berkumpul. "Selamat datang di Labirin Doom Hole! Terima kasih sudah datang untuk berpartisipasi dalam turnamen ini," teriak ketiga orang itu bersamaan dan tampak senang. "Selamat datang semua kesatria, semoga kalian semua dalam keadaan fit!" ucap orang yang paling tengah. "Perkenalkan, kami adalah panitia turnamen ini. Panggil saja saya Fictor, sang kolektor," lanjutnya memperkenalkan diri. "Saya adalah Venny, sang pencinta," ucap panitia wanita sebelah kanan. "Sedangkan saya adalah Gennai, sang kesepian," ucap panitia pria paling kiri. Semua peserta mendengarkan dan ada yang penasaran dengan julukan masing-masing panitia turnamen, tapi tidak berani bertanya, mungkin hanya julukan saja, bahkan ada yang tertawa saat mendengar julukan sang kesepian, karena berpikir bahwa orang tersebut hidupnya pasti sangat kesepian. "Ternyata mereka lucu, sepertinya turnamen ini tidak berbahaya." "Aku gak sabar turnamen ini segera dimulai." "Menarik, tapi gimana peraturan dan jalannya turnamen ini?" Itulah gumam dan bertanya-tanya para kesatria yang menghadiri turnamen itu, mereka sangat semangat. "Kita lihat seperti apa selanjutnya," ucap Stev. "Mereka itu, apa benar Kristal Magic ada?" pikir Chely memperhatikan dengan santai. "Ayolah tunjukkan sekantong emas 100 juta itu, aku ingin segera membawanya pulang!" batin Ricko konyol. Sesaat kemudian, panitia bernama Fictor sang kolektor yang berdiri paling tengah memberi tahu sesuatu ... "Oke, untuk menyingkat waktu sebaiknya segera kita mulai. Pertama, aku akan memberi tahu peraturan, syarat, dan cara mengikuti turnamen." Semua mendengarkan dengan serius, panitia bernama Fictor itu menjelaskan peraturan turnamen, yaitu terdiri dari 100 peserta dan masing-masing memasuki 1 pintu labirin ini, termasuk pintu utama. Mereka akan diberikan nomor acak sesuai nomor pintu labirin, jadi yang mendapat nomor harus masuk ke pintu nomor yang sesuai, tidak boleh saling tukar. Para peserta tidak boleh saling kerja sama atau dia akan dikeluarkan dari turnamen kalau sampai ketahuan, tentu saja tidak akan mendapat hadiah turnamen. Untuk syarat mengikuti turnamen ini harus bisa menguasai kekuatan energi dan serius dalam mengikuti turnamen. Karena calon peserta lebih dari 100 orang, yaitu 120 orang, maka harus ada 20 orang yang harus pulang, alias tidak diperbolehkan ikut turnamen. "Apa?" "Waduh, semoga bukan aku yang disuruh pulang." "Semoga aku bisa mengikuti turnamen ini." "Jadi peserta ini kebanyakan, hmm wajar hadiahnya fabtastis." Suara-suara para peserta terdengar berisik, pastinya mereka berharap bisa mengikuti turnamen ini. "Oke, mohon semuanya tenang! Nanti saat turnamen akan dimulai, kami yang akan memilih siapa yang berhak mengikuti turnamen ini," ucap Fictor. "Aku rasa sudah paham semua," lanjutnya dalam hati dan tersenyum. Sedangkan bagaimana cara mengikuti turnamen ini, panitia menjelaskan bahwa semua peserta harus bisa melewati labirin hingga di tengah-tengah, bagi siapa yang berhasil, maka dialah pemenangnya, tapi hanya ada 1 orang yang bisa menjadi pemenang turnamen itu. Siapa yang berhasil memenangkan akan memperkenalkan diri dan tentu saja mendapat hadiah yang sudah diberi tahu dalam selebaran undangan turnamen itu. Apabila nanti ada lebih dari 1 orang yang berhasil sampai di tengah labirin, mereka harus saling menunjukkan kekuatan siapa yang paling hebat, nantinya sang panitia akan langsung menunjuk siapa yang layak menjadi pemenang. "Baiklah, aku rasa sudah cukup jelas apa yang sudah aku sampaikan di sini, selanjutnya aku serahkan kepada Venny sang pencinta. Sekian dan terima kasih," ucap Fictor sang kolektor. "Yeee, makasih untuk waktu yang diberikan. Aku adalah Venny sang pencinta. Sebuah cinta tak ada maknanya tanpa perasaan, dan sebuah cinta tak akan indah jika kita tak saling kenal, maka aku sudah memperkenalkan diri, hahaha!" ucap Venny sang pencinta terlihat ceria. Hampir semua kesatria dibuatnya tersenyum dan bahkan ikut tertawa, kata-kata panitia Venny memang menyentuh hati, beberapa kesatria yang hidup tanpa cinta mungkin sadar. "Cinta, aku belum pernah merasakan itu, namun cintaku kepada warga desa sangat besar. Hmm ... mungkin cinta yang dimaksud panitia Venny sangat berbeda," batin Stev, kemudian melihat gelang pemberian Vivi yang diikat di tangan kirinya, dia hanya tersenyum melihat itu. "Cinta, omong kosong macam apa itu? Cinta hanya membawa luka dan derita, menurutku seperti itu," gumam Chely dengan pelan, ternyata dia juga jomblo, bahkan kurang suka dengan yang namannya cinta. "Cinta, cinta, cinta. Aku ingin seribu cinta datang padaku, semoga setelah aku menang turnamen, cinta itu juga datang padaku. Oh, cinta! Pasti sangat indah," batin Ricko sungguh berlebihan tapi menarik. "Baiklah semuanya! Aku di sini hanya ingin menunjukkan salah 1 hadiah yang tertera di lembaran itu," ucap Venny sang pencinta, dia segera melakukan sesuatu,. Ternyata mengambil sebuah kantong berisi emas, kantong itu sudah dia bawa dan ditaruh di dekat kakinya. "Tadaaa!! Lihatlah sekantong emas ini baik-baik, hadiah itu bukanlah kebohongan," lanjutnya sambil mengeluarkan isi kantong. Memang benar, banyak emas yang dia pegang, terdiri dari beberapa kalung, gelang, koin emas, dan batang emas. Semua terkagum dan terpesona dengan kenyataan emas tersebut, semua pasti ingin mendapatkan hadiah emas itu, sungguh menggiurkan. Agar para kesatria lebih percaya, kantong berisi emas itu diterbangkan dekat para kesatria, Venny sang pencinta menggunakan kekuatan telekinesis untuk melakukan itu, semua kesatria terkejut dan merasa kagum. Kantong emas itu terbang di depan kesatria yang berdiri paling depan, semua yang di situ melihat isi kantong yang memang emas sungguhan. "Wah, beneran emas!" "Hmm, sungguh menggiurkan." "Aku harus mendapatkan ini nanti!" Para kesatria yang melihat emas di depannya sangat terpesona dan berharap bisa memiliki hadiah itu. Sementara Stev, Chely, dan Ricko berada di baris agak tengah bahkan agak belakang bagi Stev, tapi mereka bertiga juga percaya bahwa emas itu memang nyata, tentu saja mereka bertiga juga ingin hadiah emas senilai 100 juta itu, bisa kaya mendadak mereka. Namun Stev terheran dengan kekuatan panitia Venny sang pencinta. "Kekuatan itu sungguh menarik, tapi kenapa kekuatan mereka menggunakan energi gelap? Hmm, semoga gak ada yang berbahaya," batin Stev saat mengaktifkan sedikit kekuatan matanya, dia melihat energi hitam di kantong emas itu, hal itu karena memang sedang diterbangkan oleh Venny sang pencinta menggunakan kekuatannya. Kantong berisi emas itu akhirnya kembali ke atas bersama Venny, dia memegangnya. "Oke, aku rasa semua sudah percaya m dengan emas ini. Hmm, banyak sekali kan emasnya. Ini semua untuk hadiah pemenang turnamen agar semua semakin semangat. Kami mengadakan turnamen ini untuk memeriahkan tahun ini, sekalian untuk bersenang-senang! Apalagi tahun ini mendekati tahun baru, kami juga mengadakan turnamen ini untuk menyambut datangnya tahun baru dan sebagai kenangan terakhir di tahun ini, yeee!" "Tepuk tangan semuanya!" teriak Fictor sang kolektor. Mendengar itu, hampir semua tepuk tangan dan bersorak gembira. Stev juga tepuk tangan, akan tetapi hanya pelan. "Kenangan terakhir di tahun ini? Hmm, ... Ada-ada saja," batin Stev, tapi sedikit senyum karena hadiah itu, dia juga penasaran dengan Kristal Magic, apakah sang panitia juga akan menunjukkan itu atau tidak. Seharusnya memang ditunjukkan agar para kesatria semakin yakin dan semangat dalam mengikuti turnamen ini. Sepertinya Stev merasakan sedikit firasat buruk mengenai turnamen ini, tapi dia berusaha berpikir positif dan tidak memikirkan adanya hal buruk yang bisa terjadi, semoga semua baik-baik saja. "Terima kasih banyak semuanya, selanjutkan aku serahkan kepada Gennai sang kesepian. Aku harap dia terhibur dengan adanya turnamen ini," ucap Venny sang pencinta mengakhiri sambutan. "Terima kasih, terima kasih, terima kasih semuanya! Tepuk tangan kalian sangat meriah dan itu cukup membuatku terhibur, sekali lagi terima kasih. Kesepian dalam hidup pasti selalu ada, tapi itu semua tidak masalah, kita harus menyikapi itu dengan tulus. Apa kalian tau? Kesepian, kesunyian, atau keheningan kadang dibutuhkan bahkan sering terjadi jika kalian sadar. Ya, itulah kenyataannya. Aku sendiri sangat suka dengan ketenangan," ucap Gennai sang kesepian. "Ya, aku bahkan selalu sendiri di hutan. Rasanya tidak begitu buruk, malah kadang asik," gumam Stev dalam hati sambil tersenyum, tentu saja para kesatria di sini juga sempat mengalami kesendirian di dalam hutan, tepatnya saat menuju turnamen ini. "Baiklah, kali ini giliran kami menunjukkan keajaiban Kristal Magic, apa kalian penasaran?" ucap Gennai sang kesepian. Stev, Ricko, dan Chely melebarkan kedua bola mata saat mendengar kata Kristal Magic, sebelum berangkat ke sini, mereka bertiga sangat penasaran dengan benda itu, mereka fokus ingin melihat dan mendengarkan sang panitia Gennai menjelaskan tentang Kristal Magic. Hampir semua kesatria juga bertanya-tanya mengenai benda ajaib tersebut. "Wah, seperti apa Kristal Magic itu?" "Apa beneran bisa mengabulkan segala permintaan?" "Aku sungguh penasaran." "Semoga aku menang dan mendapat semua hadiah itu." Setelah itu, Gennai ingin segera menunjukkan keajaiban Kristal Magic. "Oke, semuanya mohon tenang dan lihatlah baik-baik apa yang bisa dilakukan oleh Kristal Magic nanti," pinta Gennai hingga membuat semua kesatria terdiam fokus ingin melihat dan mendengar. Sesaat kemudian, Gennai sang kesepian mengambil sesuatu dari kantong yang tersembunyi di balik pakaiannya. "Ini dia!" ucapnya sambil menunjukkan sebuah Kristal Magic yang berkilauan serta menakjubkan. "Wah, jadi itu kristal magic!" "Indah sekali." Itulah perkataan beberapa kesatria yang kagum. "Hmm menarik. Tapi ... Apa sekecil itu bisa mengabulkan permintaan? Aku masih belum yakin," batin Stev sambil memperhatikan Kristal Magic itu, memang ukurannya hanya segenggam tangan. "Oke para kesatria, sebenarnya Kristal Magic yang utama bukanlah ini, karena ini ukurannya jauh lebih kecil. Dan bukan ini yang bisa mengabulkan segala permintaan!" ucap Gennai membuat semua kaget, termasuk Stev, Chely, dan Ricko. Semua hampir tidak percaya, Kristal Magic yang kecil saja sudah seindah dan menakjubkan seperti itu, bagaimana dengan yang besar, pasti lebih menakjubkan. "Oh, pantas saja aku sempat ragu," batin Stev. "Kami hanya ingin menunjukkan keajaiban dari Kristal Magic ini sebagai contoh agar kalian semakin yakin," ucap Gennai sang kesepian. "Baiklah, sebaiknya segera aku tunjukkan keajaiban Kristal Magic ini," lanjutnya bersiap melakukan sesuatu. Semua kesatria semakin fokus dan ingin tahu apa yang akan terjadi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD