35. LABIRIN DOOM HOLE

1358 Words
Saat di jembatan, Stev dihadang oleh 3 orang penjahat yang ingin merebut semua barang miliknya, akan tetapi Stev berhasil mengalahkan dan membuat mereka ketakutan. Mungkin para perampok itu juga kapok menjadi penjahat, karena Stev mengancam mereka dengan serius. *** Akhirnya setelah 2 hari melanjutkan perjalanan, Stev sampai juga di lokasi utama alias labirin Doom Hole. Meski begitu, turnamen belum dimulai karena waktu turnamen masih kurang 1 hari lagi, itu berarti besok turnamen itu akan dilaksanakan. Seperti apakah turnamen itu? Tentu saja sangat seru dan menarik, pastinya juga tidak mudah dalam memenangkan turnamen. Stev melompat dan kini labirin ada di depan matanya, dia tersenyum sambil melihat itu. "Labirin ini sangat besar dan luas. Sungguh luar biasa!" ucap Stev sambil memandang labirin. "Aku harus mengeceknya!" lanjutnya dan segera mendekati labirin. Labirin Doom Hole memiliki banyak pintu, Stev berada di depan pintu dan pintu terlihat besar, akan tetapi Stev tidak bisa masuk karena pintu ditutup rapat-rapat. Sebenarnya siapa yang membuat labirin sebesar dan sehebat itu? Tidak ada yang tahu, tapi labirin itu sudah ada sejak jaman dahulu. Terlihat Stev menyentuh-nyentuh pintu hingga dinding labirin, dia juga berkeliling di sekitarnya untuk mengecek kondisi, siapa tahu ada sesuatu yang berbahaya. Labirin itu terbuat dari batu dan tanah liat, sangat kokoh dan sepertinya akan bisa bertahan hingga puluhan atau bahkan ratusan tahun lagi. "Hmm, sepertinya gak ada yang mencurigakan," ucap Stev menyimpulkan. Dia menggunakan sedikit energi miliknya, ternyata untuk lari di dinding lalu naik ke atas labirin. "Wah, indah juga kalau diliat dari atas!" ucap Stev merasa kagum. Stev mencoba masuk ke area atas labirin, akan tetapi tidak bisa, seperti ada sebuah medan pelindung yang menghalangi area labirin. "Hah, dinding tak terlihat? Apa sama dengan yang ada di tempat pedang suci legendaris waktu itu?" kaget Stev, dia ingin mengecek dan segera mengaktifkan kekuatan matanya agar bisa melihat medan pelindung di labirin itu. Setelah dilihat dengan kekuatan mata, ternyata ada energi warna ungu membentang luas dan melindungi seluruh labirin, sungguh menarik. Mungkin memang tidak ada yang boleh masuk atau mengecek isi labirin sebelum turnamen dimulai, karena bisa saja ada peserta turnamen yang curang dan melakukan sesuatu sebelum turnamen dimulai, hal seperti itu memang sering terjadi di semua turnamen. Jadi harus melakukan penjagaan yang ketat agar bisa mengurangi kecurangan tersebut. "Oh, jadi para pengurus turnamen ini sudah menyiapkan segalanya sebelum turnamen dimulai. Itu bagus, meski aku bukan orang jahat dan aku juga gak mau melakukan kecurangan dalam turnamen ini," gumam Stev. Stev hanya melihat-lihat saja medan pelindung itu, dia sadar bahwa memang tidak baik mengecek kondisi labirin secara detail dan semua isinya, bisa dicap sebagai tindak pelanggaran, itu sungguh bahaya, karena Stev bisa saja tidak diperbolehkan mengikuti turnamen. Stev merasa cukup dalam mengecek kondisi labirin Doom Hole, kemudian mencari tempat lain yang dekat untuk menghabiskan waktu yang tersisa. Setelah Stev pergi, beberapa menit kemudian ada juga orang lain yang datang sekedar untuk melihat kondisi labirin. Mereka datang silih berganti, kemungkinan besar mereka semua adalah orang-orang yang ingin mengikuti turnamen juga, apalagi hampir semua membawa senjata. Adakah kira-kira yang membawa senjata legendaris selain Stev, Chely dan Ricko? Sangat sulit diketahui, apalagi kekuatan senjata belum diperlihatkan. Akan tetapi kenapa dari semua orang itu tidak ada Chely atau Ricko? Mungkin saja mereka sudah datang dan melihat lebih dulu dari pada Stev, sehingga mereka mencari tempat untuk bersantai juga sambil menunggu hari esok tiba. Sebenarnya ada pemukiman tidak jauh dari labirin, sekitar 200 meter, tapi Stev tidak ingin ke sana karena dia tidak mau jika pedang suci legendaris diketahui oleh peserta lain. Kemudian Stev memilih untuk memasuki hutan yang tidak jauh dari labirin itu, dia berniat mencari buah-buahan segar atau daging binatang kecil untuk di makan, seperti daging kelinci, burung, atau lainnya. Waktu terus berlalu, kini malam akhirnya tiba, Stev memilih istirahat di dekat labirin, tapi masih agak jauh. Terlihat Stev istirahat di pohon besar yang subur, dia sembunyi di atas pohon dan memastikan tidak ada orang yang melihatnya, kebetulan ranting pohon dan daun sangat lebat jadi benar-benar tersembunyi dan aman. Sepertinya nyaman juga untuk istirahat tanpa khawatir jatuh. "Besok turnamen akan segera dimulai, perasaanku mulai gak tenang dan gak sabar, semoga semua baik-baik saja," gumam Stev sambil bersantai di atas pohon. "Ayah, Bunda, Khen, semuanya! Sepertinya turnamen itu gak ada yang mencurigakan, sepertinya tampak aman. Do'akan aku menang dalam turnamen itu ya! Agar aku bisa menyelamatkan seluruh penduduk yang terkena penyakit misterius itu," ucap Stev penuh harap. Stev mengeluarkan pedang suci legendaris miliknya, dia ingin mengagumi pedang barunya tersebut. "Pedang ini, aku harap bisa membantu banyak, sehingga aku bisa menang dalam turnamen nanti." Stev tersenyum sambil memandang pedang legendaris itu, dia mengelus-elus pedang tersayangnya tersebut, merasa sangat beruntung bisa memiliki pedang legendaris seperti itu. Beberapa menit hingga jam berlalu, Stev memilih untuk tidur agar besok fit dalam mengikuti turnamen. Suara binatang malam seperti jangkrik, belalang, kelelawar atau katak terdengar menemani tidur Stev malam ini di pohon besar. Tampaknya memang aman dan tidak ada seorang pun yang melihat keberadaan Stev di situ. *** Pagi hari masih petang sudah tiba, Stev terbangun dari tidur dan bersiap menghadiri turnamen. Menurut waktu dimulainya atau upacara pembukaan turnamen, semua harus berkumpul tepat pada jam 8 pagi di depan pintu utama labirin Doom Hole, hanya ada 1 pintu utama, namun ada banyak pintu lain yang sebenarnya jumlah pintu masuk ada 100 pintu, termasuk pintu utama. Stev merasa kebelet kencing, dia segera turun dari pohon untuk mencari tempat yang cocok untuk membuang air seninya itu, tentu saja tempat yang paling cocok adalah semak belukar. "Uhh, lega sekali," ucapnya sambil kencing di semak belukar. Sekian detik kemudian, saat sedang kencing ada seorang gadis yang melihat Stev meski agak jauh dan di belakang, namun terlihat jelas bahwa Stev sedang melakukan apa, yaitu kencing di semak belukar. "Aaaa!" teriak si gadis merasa kaget, dia segera menutupi kedua matanya. Mendengar itu, Stev juga terkejut. "Hey! Jangan liat!" ucap Stev terkejut, dia segera menyelesaikan kencingnya. Akan tetapi saat menengok kembali si gadis, ternyata dia sudah kabur dengan berlari, mungkin merasa malu. "Loh, malah kabur dia. Ya, wajar sih, dia pasti sangat malu melihatku kencing, apalagi aku. Duhh, kenapa ada gadis lewat di sini sih? Apa dia ingin ikut turnamen juga? Hmm, mungkin begitu, karena sepertinya gadis tadi membawa senjata busur panah," gumam Stev menduga. Stev segera menuju sungai kecil untuk mencuci muka, kebetulan tidak jauh dari situ, dia sempat melihat sungai kecil. Sekitar 2 jam berlalu, kini Stev berjalan memasuki area berkumpul para peserta turnamen, lebih tepatnya di depan pintu masuk. Sudah ada banyak peserta yang berkumpul namun belum semuanya, karena waktu dimulainya upacara pembukaan turnamen masih 10 menit lagi. Stev melirik ke kanan dan ke kiri, melihat para peserta lain yang sepertinya tidak saling kenal. Stev pun memilih untuk diam tanpa bertanya, hal itu karena mereka semua adalah lawan dalam turnamen ini. Banyak dari para peserta memakai senjata masing-masing, meski tidak semuanya. Sungguh menarik, entah kenapa ada yang tidak membawa senjata sama sekali, apa yang sedang dia rencanakan? Bisa jadi memiliki kekuatan tersembunyi, entah itu apa. Ternyata Chely dan Ricko juga sudah berada di area tersebut, akan tetapi jarak antara sesama pengguna pedang suci legendaris alias Stev, Chely, dan Ricko cukup jauh, sehingga mereka tidak saling melihat. Seandainya dekat, bisa jadi mereka saling berpikir bahwa mereka adalah orang yang dibicarakan Kakek Hamzo, alias murid seperguruan, apalagi memiliki pakaian yang mirip, meski berbeda warna. Ternyata Chely dan Ricko juga menyembunyikan pedang suci legendaris milik masing-masing, yaitu dengan membuat sarung pedang dari kulit pohon, mereka juga pintar dalam membuat sarung pedang itu, karena terbukti sangat rapi dan ada ukiran juga di sarung pedang tersebut. Untuk Chely terdapat ukiran berbentuk bunga indah, sementara milik Ricko berbentuk burung terbang, sungguh keren dan menarik perhatian. Beberapa dari peserta turnamen memperhatikan Stev, dia pasti penasaran dengan pedang besar di balik sarung pedang milik Stev. "Pedang itu, sepertinya sangat hebat!" batin seorang pria yang memakai senjata pedang juga, namun lebih kecil. "Dari mana asal pemuda itu, terlihat santai dan penuh semangat," ucap seorang pria yang tidak terlihat memakai senjata apa pun. "Wow, kok ada peserta seganteng itu. Aku akan menyerah dalam pelukannya saja jika berhadapan dengannya, hihihi," batin seorang gadis kesatria, dia memakai tongkat. Saat ini Stev hanya memasang wajah tersenyum tanpa berpikir negatif pada peserta lain.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD