45. RACUN DAN TAMENG

1506 Words
Stev berhasil mengalahkan kesatria yang menjadi lawannya, yaitu kesatria yang memakai tombak dan memiliki kekuatan magnet. Stev sempat kesulitan sedikit, namun dengan semangat dan kekuatan pedang suci legendaris, dia bisa menang. *** Terlihat Chely menghindari serangan kesatria lawan dengan gesit, meski sama-sama gadis, mereka harus saling bertarung dan merebutkan pintu labirin selanjutnya. Akan tetapi Chely sedikit ragu karena sesama gadis harus saling melukai, seharusnya bekerja sama atau menjadi teman. Kesatria gadis yang dilawan Chely menggunakan senjata busur panah, sepertinya bukan senjata legendaris. Akan tetapi mungkin saja gadis itu cukup kuat, karena terbukti mampu melewati tahap pertama dan kedua turnamen ini. Apalagi harus melawan 3 monster itu, tentu saja butuh kekuatan hebat. "Apa kita harus benar-benar bertarung?" tanya Chely. "Hah, kenapa enggak? Seharusnya kamu juga tau kalau ini satu-satunya cara dan pasti memang ini yang direncanakan oleh para panitia," jawab kesatria gadis pemanah. "Iya juga sih. Tapi apa benar-benar gak ada cara lain selain bertarung? Gimana kalau kita mencari jalan keluar bersama dulu, lalu kita bisa memasuki tahap selanjutnya." "Ah Bodoh, buang-buang waktu. Aku juga gak mau kalau kesatria lain sampai duluan untuk mengambil hadiah itu, dan satu hal lagi, kita dilarang kerjasama, apa kamu lupa?" tanya sang kesatria gadis pemanah. "Astaga, aku lupa kalau gak boleh kerjasama," gumam Chely, mungkin karena merasa kasihan jika sesama gadis harus saling melukai, sehingga Chely ingin menjadi teman. Chely terdiam setelah itu, dia masih bingung bagaimana caranya agar lolos tanpa saling melukai. Akan tetapi sesaat kemudian, sebuah panah melesat cepat ke arah Chely, untung saja dia tahu dan segera menghindar. "Aku gak mau buang-buang waktu! Aku harus membunuhmu!" teriak kesatria pemanah itu. Chely terkejut mendengar perkataan gadis lawannya itu. "Apa dia serius ingin membunuhku?" batin Chely sambil melihat lawan. "Hmm, sepertinya memang gak ada pilihan lain, tampaknya dia serius. Baiklah, aku gak boleh berlama-lama dan aku harus serius juga," lanjutnya masih dalam hati. Sebanyak 3 buah anak panah melesat cepat berurutan, Chely berusaha menghindar sebaik mungkin, tentu saja menggunakan energi miliknya agar lebih baik dan aman. Serangan anak panah lawan yang terakhir ditangkis menggunakan pedang legendaris, ternyata sedikit berasap, namun tidak masalah bagi pedangnya. Namun hal itu membuat Chely kaget, karena mungkin ada sesuatu di anak panah tersebut. Kemudian dia menengok ke belakang bekas anak panah yang melesat tadi, semuanya menancap di dinding labirin dan ternyata terdapat sesuatu yang melelehkan dinding di sekitar anak panah, berwarna hijau pekat dan masih beruap. "Apa itu? Mungkinkah racun penghancur?" kaget Chely. Sepertinya memang racun yang bisa melelehkan sesuatu, sungguh berbahaya jika sampai terkena panah itu. Sedangkan kesatria gadis pemanah itu tersenyum, kemudian bersiap melesatkan anak panah lagi. Chely segera fokus dan semakin berhati-hati, dia meningkatkan lagi energi miliknya, tentu saja dengan mata yang menyala juga, namun semua itu belum maksimal. "Wusshh!" suara anak panah melesat, Chely menghindar sambil berlari dengan gesit ke arah lawan, dia bermaksud menyerang balik. Saat sudah dekat, Chely berusaha menebas dan entah kenapa gadis lawannya itu terlihat santai tanpa ingin menghindar. "Clenk!" Mengetahui itu Chely terkejut, ternyata kesatria lawan memiliki pertahanan yang cukup baik, yaitu sebuah energi pelindung yang membentuk lingkaran di sekeliling tubuhnya, pelindung itu terlihat seperti kristal berkilauan. Tameng pelindung itu pasti sulit dihancurkan, Chely mencoba menebas beberapa kali, namun hasilnya gagal. Kemudian lawan mencoba mengarahkan anak panahnya ke arah Chely, karena terlalu dekat, bisa bahaya untuk Chely, sehingga memilih untuk mundur. Saat lawan menyerang dengan busur panah miliknya, energi pelindung mirip kristal itu menghilang, itu berarti dia tidak bisa membuat pertahanan sekaligus menyerang. Sedangkan kekuatan racun berasal dari energi yang dia salurkan ke anak panah, kekuatannya mampu menciptakan racun yang bisa melelehkan tersebut, kekuatan yang cukup menarik, bahkan sedikit mengerikan. Lawan menyerang dengan anak panah lagi sebanyak 3 kali, untuk 2 anak panah bisa dihindari Chely dengan melompat ke samping, sedangkan yang terakhir dia menggunakan kekuatan pedang suci legendaris. Mata menyala hitam dan sisi hitam pedang juga bersinar, lalu sebuah bayangan hitam keluar saat pedang milik Chely diayunkan tepat ke arah anak panah yang sedang melesat, hal itu membuat anak panah menabrak bayangan hitam, sehingga terjatuh dan mungkin sedikit rusak. "Apa? Kekuatan macam apa itu? Sialan!" ucap gadis pemanah merasa kesal, dia akan berhati-hati. Gadis pemanah itu menciptakan lagi energi pelindung, kemudian melesat cepat menuju beberapa anak panah yang dia gunakan untuk menyerang Chely tadi. Ternyata lawan ingin menggunakan anak panah itu lagi, karena tadi memang tinggal sedikit anak panah yang ada di punggung lawan. Terlihat kesatria gadis pemanah itu mencabut satu per satu anak panahnya. Memang mempunyai batasan jika menggunakan senjata busur panah, hal itu karena menggunakan anak panah dengan jumlah yang sesuai keinginan pengguna, tapi hanya bisa membawa semampunya, mungkin sekitar 20 sampai 30 batang anak panah. Chely harus memikirkan cara agar bisa mengatasi pelindung lawan yang kuat itu, apa pun yang terjadi, Chely harus mengalahkan gadis lawannya terebut, apalagi lawan juga serius dalam melawan Chely, entah itu hidup atau mati. Lawan meningkatkan energi miliknya hingga maksimal, sepertinya itu cukup berbahaya bagi Chely, dia harus semakin waspada dan tidak boleh meremehkan lawan. Lawan melesatkan lagi anak panahnya, sebanyak 4 kali, Chely masih bisa menghindar berkat bantuan kedua matanya dan kecepatan gerak meski belum maksimal. Namun saat serangan lawan yang kelima, lawan tiba-tiba melesat hingga di dekat Chely bahkan langsung melesatkan anak panahnya, Chely terkejut dan langsung mengaktifkan kekuatan energi miliknya sampai maksimal juga. Meski begitu, Chely sedikit terlambat sehingga dia terkena serangan anak panah lawan di lengan kirinya bagian atas. "Aakkhh!" keluh Chely sambil melihat lengannya yang terluka itu, sedikit menghijau dan berasap. Untung saja hanya kena sedikit, jadi luka Chely tidak begitu parah, dia segera mengusap luka itu dengan sapu tangan yang dia bawa, hal itu agar racun juga bersih dari lengannya. Akan tetapi karena itu mengandung racun berbahaya, rasa sakitnya masih terasa dan kulitnya sedikit menghijau di bagian luka. Chely berusaha menahan rasa sakit itu, kemudian fokus kembali dalam pertarungan agar aman. Terlihat kesatria gadis pemanah tersenyum, tentu saja karena berhasil melukai Chely meski hanya sedikit. "Ini bahaya, aku harus menyerang balik, aku gak mau jika sampai kalah di sini," batin Chely dan mulai serius sebaik mungkin. Chely memegang erat pedang legendaris dengan kedua tangannya, namun tangan sebelah kiri yang terkena serangan lawan, terasa lemas dan masih sakit karena luka beracun tadi. Chely bersiap dengan kekuatannya agar bisa menang melawan gadis kesatria pemanah itu. Mata Chely kali ini bersinar putih, tentu saja pedang sisi putih juga bersinar terang. Kemudian dia melesatkan kekuatan pedang cahaya, terlihat membentuk sabit dan melesat ke arah lawan. Melihat itu, kesatria lawan segera menggunakan energi pelindung, sehingga serangan Chely gagal. Akan tetapi Chely terus menyerangnya hingga 3 kali, meski semua itu gagal juga. Sebenarnya itu bukan kekuatan pedang legendaris maksimal, alias serangan biasa, karena kekuatan yang sebenarnya menggunakan teknik spesial. Kesatria gadis pemanah bergerak dan melesatkan anak panah lagi ke arah Chely. Setelah itu, mereka saling serang, bertahan, dan menghindar. Chely berganti-ganti menggunakan kekuatan cahaya dan kegelapan, sedangkan lawan menggunakan anak panah beracun dan tameng pelindung dari energi. Hingga akhirnya mereka berhenti sementara, dan semuanya terlihat lelah. Namun sepertinya sang kesatria pemanah lebih lelah daripada Chely, mungkin karena sejak dari awal sudah menggunakan kekuatan energi miliknya secara berlebihan. Chely sedikit senyum melihat itu, mungkin ada peluang untuk menang sebentar lagi. Selanjutnya Chely melesat dan menebas lawan dengan pedang suci legendaris, dia menyerang secara bertubi-tubi meski lawan menggunakan kekuatan energi pelindung. Sesaat kemudian, Chely menyadari sesuatu. Chely mundur sebentar, lalu menggunakan kekuatan pedang legendaris lebih maksimal. Mata dan sisi pedang hitam bersinar, energi juga berkobar, lalu ... "Pedang Kegelapan, Teknik Bola Kegelapan!" Bola-bola kegelapan menyerang lawan yang masih menggunakan tameng energi pelindung, beberapa detik kemudian serangan Chely berhenti dan semakin jelas apa yang sebelumnya dia lihat. Ya, Chely melihat bahwa kekuatan tameng energi mirip kristal lawan mulai terkikis dan melemah, bahkan sekarang retak dan mungkin mudah hancur. "Awas kau!" teriak lawan dan melesatkan beberapa anak panah, namun semua berhasil dihindari oleh Chely. Mungkin kesatria gadis juga menyadari pelindungnya sudah melemah. "Maaf, sepertinya aku harus mengakhiri pertarungan kita!" ucap Chely membuat lawan kesal dan berkeringat. Chely tidak mau berlama-lama dan langsung melesat cepat di sekitar lawan, terlihat Chely bergerak sangat cepat karena dia menggunakan kekuatan energi maksimal, hal itu agar membuat kesatria lawan bingung. Setelah itu, Chely berhenti di samping lawan agak belakang dan langsung menggunakan teknik pedang suci legendaris. Mata dan sisi pedang putih bersinar terang. "Pedang Cahaya, Teknik Laser Cahaya!" Sang lawan terkejut karena Chely ada di sampingnya secara tiba-tiba, posisinya tidak jauh, yaitu sekitar 5 meter. Sebuah laser cahaya berukuran sedang melesat ke arah lawan, dia tidak bisa menghindar karena serangan Chely sangat cepat, kesatria lawan hanya bisa berlindung menggunakan tameng energi yang tersisa. "Brakk!" Ternyata tameng energi milik lawan tidak kuat menahan laser cahaya, sehingga hancur berkeping-keping dan laser cahaya mengenai sang kesatria lawan. "Aaaakkk!" keluhnya hingga terpental jatuh di lantai tanah labirin. Chely segera melesat dan menodongkan pedang legendaris miliknya itu, sementara gadis lawannya terkapar tak berdaya. "A-aku menyerah!" ucap kesatria gadis pemanah tidak bisa berbuat apa-apa selain menyerah. Pintu labirin pun terbuka, dan Chely langsung tersenyum mengetahui itu. Akhirnya Chely menang juga di tahap satu lawan satu melawan kesatria lain ini. TO BE CONTINUED
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD