69. GOLEM DAN CERMIN

1628 Words
Stev dan teman-teman berjuang sekuat tenaga melawan 2 penyihir jahat, karena musuh memiliki tubuh abadi. Namun akhirnya, berkat kekuatan roh binatang suci, tubuh abadi milik kedua musuh bisa diatasi. Luka mereka tidak lagi bisa sembuh cepat seperti sebelumnya, sungguh luar biasa kekuatan suci, mungkin semua itu juga berlaku bagi penyihir lainnya. *** Stev, Chely, dan Ricko bersiap menghadapi serangan monster Golem dan cermin besar, pedang suci legendaris siap digunakan untuk melawan kekuatan musuh tersebut. Chely mencoba menyerang Golem dengan tebasan pedang cahaya, namun hanya tergores sedikit dan pulih kembali, tentu saja karena tercipta dari tanah, ditambah Gennai mengendalikan nya, dia berdiri di atas kepala Golem. Para kesatria terkejut, kemudian Golem itu maju dan menghantam Stev beserta teman-teman. Semua berhasil menghindar dengan berlari cepat, terlihat bekas pukulan Golem hancur dan berlubang. Gennai pun mengambil kesempatan untuk menyerang, yaitu dengan tembakan peluru panjang gelap. Stev yang sedang berlari kaget melihat peluru gelap melesat ke arahnya, dia pun terkena serangan itu di lengan atasnya. "Ughh! Perih!" keluh Stev, tapi lukanya tidak parah. Golem tanah menyerang dengan tembakan duri-duri tanah ke arah Chely, melihat itu Chely segera menghalau dengan teknik bola kegelapan, sehingga kedua serangan saling bertabrakan dan terjadi ledakan kecil. Akan tetapi karena serangan Golem banyak dan terus menerus, Chely merasa kalah, pada akhirnya dia memilih menghindar, namun Golem terus mengincar Chely ke mana pun dia menghindar. "Chely!" teriak Ricko khawatir, dia segera membantu Chely, yaitu dengan menyerang Golem menggunakan teknik aliran petir yang mengarah ke mulut Golem. "Glarr!" Serangan Ricko membuat monster Golem berhenti menyerang. "Yess, berhasil!" ucap Ricko, tetapi Marxo menyerang dari belakang hingga mengenai Ricko dengan telak. "Akhh!" Punggung Ricko terluka akibat tebasan pedang kaca milik Marxo. "Kurang ajar!" lanjut Ricko kesal, dia segera menebas Marxo menggunakan pedang legendaris. "Jrass!" Tebasan itu berhasil dengan sempurna, bahkan tubuh Marxo sampai terbelah menjadi dua bagian. Ricko tersenyum melihat serangannya berhasil, Chely yang melihat itu menjadi terkejut, dia tidak menyangka serangan Ricko mengenai telak musuh, tentunya dia ikut senang. Akan tetapi tiba-tiba, tubuh Marxo yang terbelah tadi pecah menjadi serpihan kaca. "Apa?" kaget Ricko dan Chely serentak. Ternyata tubuh penyihir Marxo terebut hanyalah terbuat dari kaca. Sesaat kemudian, banyak sekali bayangan tubuh Marxo berada di kubah kaca ciptaannya. Stev dan yang lain terkejut melihat itu, kenapa Marxo menjadi sebanyak itu. Namun sebenarnya itu semua adalah bayangan di dalam kaca, meski begitu, bayangan itu bisa muncul dan menyerang para kesatria secara tiba-tiba, hanya ada 1 yang asli, tapi sangat sulit dicari tahu. "Ini membingungkan, di mana yang asli?" tanya Stev. "Mungkin itu!" jawab Chely, lalu mencoba menyerang dengan laser cahaya. Laser cahaya melesat cepat, namun saat mengenai kaca musuh, laser terebut memantul hingga mengarah ke tanah labirin. "Gak mungkin!" Pastinya akibat sebuah cahaya, karena cahaya akan memantul apabila mengenai sebuah kaca, apalagi kaca tersebut sangat kuat dan mungkin sulit dihancurkan. "Hahaha!" Marxo tertawa puas melihat itu. Kemudian Ricko mencoba menyerang dengan teknik sambaran petir, dia merasa kesal mendengar tawa musuh, sehingga menyerang sembarang ke salah 1 bayangan Marxo. "Pyarr!" Serangan petir berhasil menghancurkan kaca, akan tetapi hanya berlubang, dan tidak lama kemudian, kaca yang berlubang itu menutup kembali, sementara bayangan Marxo di cermin yang terkena petir tersebut palsu. "Cihh, apa cermin itu abadi juga?" kesal Ricko. Saat itu juga Golem sudah ada di belakang Ricko ingin menghantam, untung saja Ricko masih menyadari itu sehingga berhasil kabur. Kemudian, ada 3 bentuk tubuh Marxo menyerang masing-masing kesatria. Semua terkejut melihat itu, kemungkinan itu adalah clon Marxo yang tercipta dari kaca cermin. Semua bertarung melawan 3 clon Marxo tersebut, saling tebas dan menghindar. Ketika Stev sedang bertarung melawan Marxo yang mungkin palsu, tiba-tiba Golem menyerang dengan teknik rudal besar dari tanah, bahkan menyerang keduanya, alias Stev dan Marxo. Serangan rudal besar itu muncul di belakang Marxo hingga mengenai telak dan melaju ke arah Stev. Mereka berdua terkena serangan rudal itu bersamaan. "Gahh, sungguh keterlaluan. Apa dia ingin mengorbankan temannya?" keluh Stev saat terdorong mundur, namun saat hampir menabrak dinding, Stev berusaha kabur, akhirnya berhasil lolos dan lompat ke samping, meski Stev lolos tapi dia terjatuh. "Ughh!" keluh Stev. "Glarr! Pyarr!" Rudal tanah itu menghantam dinding hingga hancur dan membuat tubuh Marxo pecah menjadi serpihan kaca. Ternyata itu memang tubuh palsu si Marxo. "Sudah aku duga!" gumam Stev sambil melihat itu. "Stev, jangan lengah! Musuh masih mengincar kita," ucap Draga memberi peringatan. Stev segera bangun dari terjatuh, lalu bersiap menghadapi musuh lagi. Saat ini Stev, Chely, dan Ricko sangat kesulitan menghadapi 2 penyihir itu. Gennai yang berlindung pada Golem sangat sulit diserang, sedangkan Marxo yang bersembunyi di kubah kaca sangat sulit dicari. Tidak lama kemudian, putaran angin beliung menyerang Golem, putaran angin tersebut membuat Golem cukup terganggu, tampak juga Gennai khawatir, sehingga dia melindungi diri lagi yang lebih aman, dia masuk ke dalam tubuh Golem ciptaannya, dia hanya membuka sedikit lubang di bagian dahi Golem agar bisa melihat para kesatria. Hal itu membuat Stev dan teman-teman semakin sulit melawan Gennai. "Kurang ajar! Beraninya dia sembunyi," kesal Ricko. "Dasar pengecut!" lanjut Ricko berteriak hingga terdengar Gennai dan yang lain. "Hahaha! Kasian sekali kalian, gak bisa menyerang ku!" gumam Gennai tidak peduli sembunyi, karena itu lebih aman baginya. Sebenarnya Golem adalah sahabat terbaik bagi Gennai, monster itu selalu menemani di saat dia kesepian, bahkan sering bercanda ria. Gennai lebih suka hidup bersama Golem nya, terkadang dia juga menciptakan manusia dari kekuatan tanah, hal itu untuk menemaninya dalam menjalani hidup. Itulah sebabnya dia dijuluki Gennai sang kesepian. Sedangkan Marxo suka sekali melihat orang lain dari tempat persembunyian, terbukti saat ini dia bersembunyi di kaca cermin sambil tersenyum, dia juga bertugas mengintai semua peserta turnamen waktu itu, ternyata di setiap ruangan labirin terdapat kaca pengintai, oleh sebab itu dia dijuluki Marxo sang pengintai. Di posisi lain, Chely berusaha mencari keberadaan Marxo, dia menembaki beberapa bayangan Marxo menggunakan teknik bola kegelapan, cermin kaca sempat berlubang-lubang namun kembali utuh lagi, sungguh sulit dihancurkan. Saat musuh sedang teralihkan oleh putaran angin beliung dan bola kegelapan, Stev mengambil kesempatan untuk mengeluarkan teknik spesial yang lebih hebat. "Pedang Api, Teknik Naga Penghangus !" Seekor naga dari api tercipta di atas Stev, namun ukuran naga api lebih kecil dari Golem, mungkin sepertiga Golem. Naga api menyerang Golem dengan terbang cepat, melihat itu Golem berusaha menghantam naga api, namun bisa dihindari dengan gesit. Naga api berhasil menyemburkan api di kepala Golem meski sebentar, karena Golem menjauh. Naga api bermaksud membakar Gennai yang bersembunyi di kepala Golem, tapi ternyata tidak mudah. Selanjutnya, Golem menyerang balik dengan rudal tanah beberapa kali, rupanya naga dari api mampu menghindari semua serangan Golem. Saat musuh sibuk menghadapi naga api, Ricko mengeluarkan teknik spesial juga. "Pedang Petir, Teknik Harimau Kilat!" Seekor harimau dari petir tercipta, lalu melesat ingin menyerang Golem dari belakang kepala. Ukuran singa petir hampir sama dengan naga api, sebenarnya semua ukuran teknik binatang hampir sama. Tidak lupa juga, 3 roh suci menyalurkan kekuatan suci ke semua teknik pedang legendaris. Singa petir menggigit leher belakang Golem, namun tidak berefek sama sekali, karena Golem memang tercipta dari tanah. Akan tetapi tujuan utama harimau petir untuk menyalurkan kekuatan energinya, agar melemahkan Golem termasuk Gennai yang ada di dalamnya. "Cihh, sialan! Ini sedikit buruk," ucap Gennai di dalam Golem, dia merasakan sedikit kekuatan petir, namun tidak melukainya. Golem ingin memukul harimau petir, tetapi selalu gagal, karena harimau petir sangat gesit. Terlihat Chely berhenti menyerang, sebab semua serangan yang dia lakukan untuk menghancurkan kaca beserta Marxo sia-sia. Marxo melihat bahwa temannya cukup kesulitan melawan 2 teknik binatang milik Stev dan Ricko, kemudian dia mencoba menyerang naga api dan harimau petir menggunakan tombak kaca, namun berhasil dihindari juga. Chely mengambil kesempatan, lalu mengeluarkan teknik spesial. "Pedang Cahaya, Teknik Singa Langit!" Seekor singa dari cahaya tercipta, lalu melesat ingin menyerang Marxo, karena Chely melihat sepertinya yang asli adalah yang menyerang dengan tombak kaca barusan. "Sial, kenapa dia bisa tau," gumam Marxo kaget, dia segera masuk ke cermin lagi, sehingga singa cahaya gagal menerkam musuh. Setelah itu, bayangan atau clon Marxo menyerang singa cahaya dari belakang, namun gagal juga, karena singa cahaya tahu serangan itu. Stev merencanakan sesuatu, mereka harus mengatasi monster Golem dan cermin kaca terlebih dahulu, dia meminta bantuan Draga untuk memberi tahu yang lain, karena roh suci mampu bertelepati sesama roh suci yang lain, Draga pun setuju dan segera memberi tahu rencana Stev kepada semuanya. Chely dan Ricko diberi tahu roh binatang suci masing-masing. "Baiklah! Ayo kita kalahkan 2 penyihir itu!" teriak Stev bersemangat. Stev segera menyerang Golem dengan shuriken api, karena Golem berukuran besar, jadi mudah diserang meski tubuhnya keras. Terjadi ledakan kecil di seluruh tubuh Golem akibat serangan milik Stev tersebut, sedangkan naga api dan harimau petir sedikit menjauh. Sesaat kemudian, Chely mengeluarkan teknik pedang legendaris yang sangat kuat, energi tubuh berkobar, mata dan pedang sisi putih menyala terang. "Pedang Cahaya, Teknik Ledakan Bintang!" Sebuah cahaya besar berbentuk bintang muncul di depan Chely, lalu melesat cepat ke arah Golem, kemudian meledak sangat dahsyat. "Duarr!!" Tampak Golem milik Gennai hancur berantakan, dan terlihat Gennai terpental hingga jatuh di tanah labirin. "Gahh!" keluh Gennai. Ledakan cahaya bintang membuat Marxo terkejut, apalagi melihat temannya sampai terjatuh. "Gennai!" teriak Marxo khawatir. Ricko mengambil kesempatan dan mengeluarkan teknik pedang legendaris yang kuat juga, energi berkobar, mata dan pedang sisi kuning menyala terang. "Pedang Petir, Teknik Komet Listrik!" Sebuah petir berbentuk komet muncul dari atas dan di luar cermin kaca, meluncur dan menghancurkan cermin kaca hingga pecah berantakan. Komet listrik itu tidak sampai jatuh ke tanah, karena cermin kaca sangat kuat, namun karena kaca lemah terhadap petir, maka bisa dihancurkan, apalagi komet listrik menyebar ke seluruh kubah kaca. Terlihat juga Marxo tersengat petir hingga jatuh ke tanah seperti temannya. Ini adalah kesempatan terbaik untuk mengalahkan 2 penyihir jahat itu, Stev, Chely, dan Ricko segera mengeluarkan teknik bersamaan untuk mengakhiri semuanya. Mungkinkah Gennai dan Marxo bisa dikalahkan? Masih sulit untuk ditebak, karena mereka memiliki tubuh yang abadi. TO BE CONTINUED
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD