47. PARA IBLIS

1220 Words
Semua peserta sudah berhasil melewati tahap ketiga turnamen. Dia tahap itu mereka mengalami kesulitan, karena harus bertarung satu lawan satu sesama kesatria. Meski begitu, salah satu dari mereka harus mengalahkan lawannya agar bisa memasuki pintu labirin tahap berikutnya. Ketiga murid Kakek Hamzo termasuk peserta yang berhasil menang, sungguh hebat para pemilik pedang suci legendaris, bagaimana jika nanti bertemu? Sangat sulit untuk dibayangkan. *** Terlihat Stev minum di botol yang dia bawa sejak dalam perjalanan. "Oke, sebaiknya aku lanjut sekarang. Hmm ... Seharusnya istirahat ini sudah cukup," ucapnya sambil beranjak dari duduk di lantai lorong yang dekat dengan obor api kecil. Stev merasa bahwa energi miliknya mungkin sudah cukup dan hampir penuh. Menurutnya, nanti energi dalam tubuhnya akan terisi hingga penuh saat dalam perjalanan menuju tahap keempat turnamen. Dia berjalan perlahan, raut wajahnya sedikit tersenyum, mungkin karena sebentar lagi dia akan menang. Tampaknya Stev sangat optimis menang, hal itu penting agar semangatnya tidak luntur, dan mungkin dia memang punya peluang besar bisa menang, apalagi memiliki pedang suci legendaris. Beberapa menit telah berlalu, Stev sedikit kesulitan saat melewati labirin, karena dia menemukan jalan yang buntu. Meski wilayah labirin makin sempit, namun tidak semudah yang dibayangkan, bahkan seorang kesatria seperti Stev saja bisa salah jalan, mungkin kesatria lain juga mengalami hal yang sama. Akhirnya Stev sampai di suatu ruangan khusus, tempat itu cukup luas bahkan lebih luas dari ruangan tahap ketiga. Namun sepertinya keadaan hampir sama dengan tahap sebelumnya, yaitu sepi tanpa ada rintangan atau sesuatu yang berbahaya. "Kenapa sepi lagi ya? Apa mungkin kami harus bertarung dengan kesatria yang lain lagi," gumam Stev sambil melihat-lihat isi ruangan tersebut. Ada pintu labirin ke tahap selanjutnya dan ada 2 patung di ruangan itu, akan tetapi saat Stev mengecek pintu masuk ruangan ini, hanya ada 1 pintu, itu berarti tidak ada kesatria lain selain dirinya yang datang ke sini. Ternyata ada 8 kesatria yang berhasil menuju babak keempat turnamen, semuanya mengalami hal yang sama, yaitu keheningan di ruangan khusus. Terlihat para peserta sedang mencari solusi agar bisa lolos dari tahap keempat ini, namun semuanya tampak bingung dan kesulitan menemukan petunjuk. Akan tetapi beberapa saat kemudian, 2 patung yang ada di ruangan itu, ber-aura gelap dan perlahan berubah menjadi sesuatu. Semua kesatria terkejut melihat hal itu, mereka menjadi waspada dan bersiap menghadapi apa yang sebentar lagi muncul. "Apa itu? Mungkinkah monster lagi?" pikir Stev sambil menjauh untuk jaga jarak. "Pasti monster lagi, huft!" gumam Chely merasa kurang suka dengan wujud para monster, namun patung itu terlihat diselimuti energi gelap hingga sulit dilihat. "Apa lagi ini? Pasti sesuatu yang buruk dan merepotkan lagi. Sungguh menyusahkan," ucap Ricko dan bersiap-siap melihat apa yang terjadi. Sekian detik kemudian, terlihat 2 sosok makhluk yang mirip manusia, bahkan hampir sama muncul. "Hah, manusia? Apa mereka berdua seorang kesatria juga?" batin Stev. "Hallo, anak muda? Apa kamu terkejut dengan kedatangan kami?" tanya salah 1 makhluk mirip manusia itu, bedanya cuma memiliki 2 tanduk merah di kepala dan semua matanya merah. Begitulah, sebenarnya 2 makhluk yang muncul di ruangan tahap keempat itu adalah para iblis. Mereka tentu saja sangat hebat dan berbahaya. Stev hanya terdiam saja saat ditanya oleh salah 1 dari mereka, namun Stev merasakan bahwa 2 iblis itu memiliki kekuatan mengerikan, dia harus berhati-hati. Kedua iblis itu adalah berjenis kelamin pria dan wanita, dengan tinggi badan yang tentu saja lebih tinggi iblis pria, begitu juga dengan para iblis di tempat peserta lain. "Hooo, apa kamu terlalu takut dengan kedatangan kami. Wahai anak muda?" tanya iblis satunya. "Mau apa kalian di sini?" balas Stev malah bertanya. "Tenang, kami cuma ingin bermain bunuh-bunuhan dengan kamu, hihihi!" balas iblis pria sebelah kanan. Jawaban musuh membuat Stev terkejut hingga bola mata melebar. "Oh, sayang sekali, pemuda tampan sepertimu harus kami bunuh. Maafkan kami ya," ucap iblis wanita sebelah kiri, iblis itu tampak tersenyum lalu menjilat bibirnya sendiri. Stev berkeringat dingin mendengar perkataan mereka, tapi dia harus bersiap melawan 2 iblis itu, apa pun yang terjadi, dia harus berjuang mati-matian. Stev tidak mau jika harus mati di sini, karena dia sudah berjanji untuk menyelamatkan penduduk desa dan kembali dengan selamat. "Aku tau mereka berdua sangat hebat. Tapi aku gak boleh menyerah sampai di sini, karena masih banyak hal yang harus aku capai," batin Stev berusaha memberanikan diri. "Kenapa kalian ingin sekali membunuhku? Gimana kalau kita menjadi teman saja?" tanya Stev bercanda, dia hanya mencoba-coba, siapa tahu kedua iblis itu mau menjadi teman dan memperbolehkan Stev lewat menuju pintu tahap kelima atau terakhir. "Ahahaha!" suara kedua iblis tersebut malah tertawa bahagia. "Apa aku gak salah dengar, wahai anak muda? Kau sungguh membuatku geli," balas si iblis pria sambil menahan tawa. "Anak muda tampan. Apa kamu serius ingin dekat dengan ku? Hmm, boleh-boleh. Hihihi, kita bisa bermain-main di ranjang, kamu pasti akan puas, Sayang!" ucap si iblis wanita membuat temannya, alias iblis pria cemburu dan menatap tajam padanya. Mungkinkah kedua iblis itu adalah sepasang suami istri? Bisa jadi memang begitu, atau bisa juga sepasang kekasih. "Cihh, apa-apaan wanita iblis itu. Nakal sekali, tapi ...," batin Stev hingga menelan saliva karena tubuh iblis wanita memang cukup seksi. "Hey, apa kamu tertarik dengan tubuhku ini? Mari sini, peluklah dan kita akan bermain-main!" ucap iblis wanita menggoda. "Diam kamu! Jangan coba-coba merayu anak muda itu, aku gak terima," ucap iblis pria merasa cemburu. "Hah, Sayangku! Apa kamu cemburu? Hihihi, ya ampun. Bukankah hampir tiap hari kita melakukan itu, masih belom puas juga?" "Berisik! Udah lupakan, di sini kita hanya ingin bermain saling bunuh, ingat itu." Stev hanya mendengarkan ucapan konyol para iblis itu, namun sedikit ada keringat menetes di pelipisnya. "Oh, iya. Baiklah, tapi sebelum aku membunuh anak muda tampan itu, ijinkan aku menjilat pipinya, oke?" pinta si iblis wanita sambil menjilat lidahnya sendiri, sepertinya sangat tertarik dengan ketampanan Stev. "Huh, terserah kau saja!" balas iblis pria. Stev segera bersiap menghadapi kedua iblis itu, dia mengambil pedang suci legendaris yang tadi masih di punggungnya, tentu saja di dalam sarung pedang. Stev memegang erat-erat pedang legendaris miliknya itu, dia harus berani melawan para iblis. "Wah, dia punya pedang yang cantik. Dari mana anak muda tampan itu mendapatkannya?" batin iblis wanita. "Pedang itu, sepertinya bukan pedang biasa. Jangan-jangan ...," batin iblis pria sepertinya lebih mengerti dan pengalaman dalam hidupnya. "Sayang! Kita gak boleh meremehkan dia, karena dia memiliki pedang itu, pasti sangat kuat," lanjutnya memberi peringatan pasangannya, alias iblis wanita "Hah, apa pedang miliknya sekuat itu? Oke baiklah!" jawab iblis wanita ingin berhati-hati. "Hehe, apa kali ini kalian yang takut dengan pedang milikku?" tanya Stev menjadi percaya diri, sungguh pemberani sekali. Sebenarnya Stev menyadari bahwa kedua iblis itu tampak sedikit takut saat melihat pedang legendaris miliknya, terutama si iblis pria. "Cihh, aku gak takut! Kita lihat seperti apa kekuatanmu nanti," balas iblis pria mencoba tetap percaya diri. Sementara si iblis wanita malah semakin terpana saat melihat Stev berwajah senyum. "Baiklah, ayo kita mulai saja!" ajak Stev terlalu berani, tapi mau bagaimana lagi, satu-satunya jalan harus melawan 2 iblis itu. Bahkan saat Stev melihat pintu masuknya tadi, kini sudah tertutup rapat dengan batu, entah sejak kapan, Stev baru sadar. Mungkin saat dia sedang fokus memperhatikan munculnya 2 iblis tersebut, atau saat sedang mencari sesuatu di ruangan ini sebelumnya. Kedua iblis itu segera bersiap melawan Stev, meski sebenarnya ini tidak adil, karena 2 lawan 1. Tapi itu wajar, karena sudah mulai memasuki rintangan tingkat akhir, karena hanya ada 1 tahap rintangan lagi. TO BE CONTINUED
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD