75. SERANGAN BERTUBI-TUBI

1726 Words
Gorila raksasa dan 4 bola racun yang berduri harus Stev dan teman-teman kalahkan, pertahanan makhluk raksasa itu sangat kuat, para kesatria sangat kesulitan melawannya. *** Stev, Chely, dan Ricko sedang berjuang bersama dengan 3 roh suci, mereka terus menyerang dan menghindar melawan kekutan besar Fictor dan Venny. Para kesatria mencoba menyerang bersama-sama. "Pedang Api, Teknik Pilar Api!" "Pedang Cahaya, Teknik Lubang Cahaya!" "Pedang Udara, Teknik Putaran Beliung!" Pilar api mengelilingi gorila, akan tetapi hanya berpengaruh kecil saat memusat, bahkan hanya membakar sedikit lalu padam, hal itu karena ukuran gorila terlalu besar. Untuk lubang cahaya hampir sama saja, cahaya hanya bikin kaget sang gorila raksasa, hanya melukai sedikit bagian kaki, lalu pilih kembali. Sedangkan untuk angin beliung, sedikit mengganggu keberadaan gorila, tapi hanya menggores sedikit badan gorila, kemudian segera sembuh, benar-benar sulit mengalahkan gorila raksasa itu. Mungkinkah tidak ada cara untuk mengalahkan makhluk raksasa itu? Para kesatria harus berusaha lebih keras lagi. Bola pink berduri menyemburkan gas beracun, namun Stev membakarnya agar gas tersebut menghilang. Chely menghanguskan dengan panasnya cahaya, sementara Ricko menghempaskan jauh-jauh dengan kekuatan udara. "Teman-teman, aku akan coba mendekat dan menyerang penyihir yang bersembunyi itu!" ucap Stev. "Apa kamu serius? Itu terlalu berbahaya, Stev!" balas Chely. "Ya, aku tau. Tapi apa salahnya di coba. Kalian alihkan perhatiannya." "Baiklah jika itu yang kamu inginkan, tapi kamu harus hati-hati," saran Chely. "Jangan sampai terkena pukulan gorila itu!" tambah Ricko. "Oke!" Stev menjauh sebentar, lalu Chely dan Ricko mencoba mengeluarkan kekuatan, Chely menyerang dengan bola kegelapan, tapi gorila menahan itu dengan tangan besarnya, saat itu terjadi Ricko melesat dari samping gorila, lalu menyerang dengan sabit udara, sehingga beberapa kali mengenai kepala gorila, tampaknya sedikit kesakitan karena hampir mengenai matanya, tapi pasinya tidak terluka, seandainya terluka bisa segera pulih, karena makhluk itu hanya tercipta dari energi gelap, bukan seekor binatang. Terlihat Stev terbang melesat dari bawah dan saat dekat leher gorila, dia menyerang banyak pisau es ke arah 2 penyihir jahat. "Apa? Sejak kapan dia sampai di sini?" kaget Venny, begitu juga dengan Fictor. Pisau es membekukan sedikit tubuh gorila tempat Fictor dan Venny sembunyi, setelah itu Stev menebasnya dengan pedang legendaris. "Craakk!" Bagian tubuh gorila yang membeku itu berlubang, hingga terlihat jelas 2 penyihir itu. Stev segera menyerang dengan teknik spesial lagi, yaitu tembakan banyak shuriken api. Akan tetapi, ada portal agak besar muncul di depan lubang gorila itu, tenyata kedua penyihir menyatukan kekuatan untuk menutup lubang itu, sehingga semua shuriken api terhalang portal hitam. "Cihh, sialan. Gagal lagi," kesal Stev. Gorila raksasa ingin menangkap Stev, dengan terbang cepat dan gesit dia kabur menjauh. Tidak lama kemudian, tubuh gorila yang berlubang itu menutup kembali. Sementara Fictor dan Venny tertawa puas, karena Stev gagal menyerang mereka. "Hahaha, gak semudah itu menyerang kami, Stev!" ucap Fictor. "Pemuda manis itu gak mau menyerah ya? Hihihi, sayang sekali, usahanya selalu gagal," tambah Venny. Stev merasa kesal, begitu juga dengan Chely dan Ricko. Jika terus begitu, mereka hanya akan membuang banyak waktu, bisa berbahaya untuk semua penduduk di muka bumi ini, meski sebenarnya masih cukup aman. Beralih di tempat desa Blue-Sky, tampak Khen sudah mengamankan penduduk desa yang pingsan di sembarang tempat, seperti tengah jalan, depan rumah, atau kebun. Khen memindahkan mereka ke tempat yang teduh, karena siapa tahu hujan turun, apalagi cuaca agak mendung. Tapi sepertinya hujan masih jauh dari turun, hanya kemungkinan kecil akan turun hujan. Meski begitu, tidak ada salahnya mengamankan para penduduk desa. "Stev, apa kamu sedang berjuang? Kamu gak perlu khawatir dengan keadaan kami, tetaplah fokus mengalahkan musuh penyebab ini semua. Mereka sungguh tidak bisa dimaafkan!" ucap Khen sambil memandang jauh, dia menaruh harapan besar pada sahabat baiknya tersebut. "Apa pun yang terjadi, aku yakin kamu bisa mengalahkan musuh, Stev berjuanglah!" batin Khen sambil tersenyum. Kemungkinan semua orang yang terbangun dari pingsan juga membantu hal yang sama, karena mereka tidak tega melihat orang lain pingsan di sembarang tempat. Terlihat Zell dan teman-teman melakukan itu, mereka juga berharap besar pada semua kesatria yang sedang bertarung melawan musuh penyebab bencana ini. Mengapa Zell dan teman-temannya bisa tahu kalau ada kesatria yang sedang bertarung melawan musuh? Karena Zell, Melio, Arta, Ben, dan Kian bisa merasakan kekuatan mereka yang sedang beradu, meski jaraknya sangat jauh. Hal itu karena Zell dan teman-teman adalah pahlawan yang memiliki kekuatan magic kebaikan. Sementara di tempat Kakek Hamzo, dia masih dalam keadaan pingsan, namun sangat aman, karena dia ditemani kawanan monyet dan kambing. Tampaknya kawanan binatang itu juga siap melindungi Kakek Hamzo, hal itu karena dia adalah majikan yang baik dan sudah sangat lama hidup bersama-sama. Kembali ke pertarungan, Stev dan teman-teman ingat sesuatu yang mungkin bisa mengalahkan monster gorila, yaitu kekuatan yang lebih besar dan kuat. "Teman-teman, kita harus gunakan kekuatan besar kita!" ajak Stev. "Oke, mungkin itu akan berhasil," jawab Chely. "Kita harus kerja sama dan serang berturut-turut!" tambah Ricko. "Setuju!" jawab semuanya. Namun sebum mereka menyerang dan mengeluarkan teknik, sang gorila raksasa sedikit lebih agresif dan menyerang terus, tidak hanya itu, keempat bola berduri juga melesat dan mengejar para kesatria. Semua berusaha menghindar dari pukulan dan serangan gorila, terbang cepat dari kejaran bola berduri, untung saja kecepatan teknik binatang spesial lebih cepat. Saat Stev dikejar bola pink berduri, ada bola satunya melesat dari depan, dia mendapat ide menarik. "Sekarang!" teriknya. Stev mengarahkan beruang kutub agar berbelok terbang ke atas, sehingga kedua bola pink berduri saling berbenturan, bahkan membuat beberapa duri hancur. Chely juga dikejar bola berduri itu, karena dia naik binatang spesial maka Chely bisa mengeluarkan teknik. "Pedang Kegelapan, Teknik Dimensi Kegelapan!" Sebuah kotak hitam langsung mengurung bola berduri, ternyata bola tersebut tidak bisa keluar dari kotak hitam, sehingga Chely merasa aman. "Yess, berhasil!" ucap Chely merasa senang. Kotak kegelapan mengecil dan berusaha menghancurkan bola berduri, cukup lumayan meski hasilnya tidak sempurna, tapi setidaknya membuat semua duri hancur sehingga menjadi bola halus, ditambah karena kekuatan Chely bercampur kekuatan suci, bola itu tidak bisa lagi dikendalikan oleh Venny, apalagi seluruh permukaan bola terkena serangan kotak kegelapan. Sedangkan Ricko, dia mengeluarkan teknik petir, Sambaran petir mengenai telak bola pink berduri, bahkan sampai terjauh ke tanah dan amblas ke tanah labirin. Venny terkejut melihat semua bola berduri miliknya terserang dan tidak sempurna lagi. "Kurang ajar kalian semua!" kesal Venny dengan teriak. "Sayang, tenanglah! akan aku balas serangan mereka!" ucap Fictor mencoba menenangkan istrinya. "Akan aku bunuh mereka semua!" teriak Venny. Dua bola berduri yang tadi bertabrakan karena ulah Stev menyatu lalu melesat ke bola yang lain, sehingga keempat bola bersatu dan semakin besar. Tidak lama kemudian, bola itu bersinar pink bercampur gelap. "Apa yang terjadi?" kaget Stev dan yang lain. Sesaat kemudian, bola itu meledak dahsyat. "Duaarrr!" Ledakan sangat dahsyat dan tentu saja sangat berbahaya, ditambah pasti beracun. "Gawat!" teriak mereka bertiga. Tiba-tiba semua binatang spesial melindungi pengguna masing-masing, tubuh para kesatria dimasukkan ke tubuh para binatang spasial tersebut agar terhindar dari ledakan dahsyat milik Venny. Setelah ledakan itu berakhir, apa yang terjadi? Semua binatang spesial tergeletak lemas di tanah, bahkan perlahan hancur, hingga akhirnya terlihat para kesatria dalam keadaan baik-baik saja. Para binatang spesial mengorbankan diri demi melindungi tuannya, meski itu bukanlah binatang yang sesungguhnya, alias binatang teknik elemen. Tapi pengorbanan mereka sangat berguna, Stev dan teman-teman tidak akan mengabaikan pengorbanan mereka. "Terima kasih! Telah melindungi kami. Teman-teman ayo kita balas!" ajak Stev. "Oke!" jawab yang lain. "Kurang ajar! Masih bisa bertahan mereka. Cepat bunuh mereka, Sayang!" saran Venny dengan kesal. "Baiklah! Hoaaaa!" teriak Fictor. Sesaat kemudian, gorila raksasa beraura gelap, lalu menembakkan banyak tombak gelap dari seluruh tubuhnya, bahkan menembak secara brutal ke segala arah. Hal itu membuat Stev dan teman-teman terkejut, tapi ini adalah menit-menit akhir sebelum mereka kehabisan energi. Kemudian, semuanya mengeluarkan energi yang tersisa hingga terlihat energi dalam tubuh para kesatria berkobar. Stev menciptakan dinding tebal dari es untuk berlindung dari serangan brutal gorila, dinding berbentuk balok. Karena sangat tebal, maka serangan tombak gelap terhalang dinding es tersebut dan semuanya tertancap di situ. Untuk Chely, dia menciptakan segitiga kegelapan yang sangat kuat bagai baja untuk berlindung dari serangan musuh, bahkan tombak gelap tersebut tidak bisa menembus pertahanan segitiga kegelapan milik Chely. Sedangkan Ricko menciptakan bola udara yang sangat kencang dan berputar di depannya, bola udara cukup besar sehingga bisa digunakan untuk berlindung. Ketika tombak gelap dari gorila melewati bola udara itu, semua tombak berbelok arah hingga menancap ke tanah labirin, ada juga yang terlempar pelan dan jatuh ke tanah. Dengan pertahanan itu, mereka semua selamat dari serangan brutal gorila, alias kekuatan akhir Fictor. Setelah serangan musuh berakhir, para kesatria segera mengakhiri pertarungan ini ... "Teman-teman, sekarang!" teriak Stev. Chely dan Ricko mengerti, kemudian semuanya melompat ke atas setinggi mungkin, kobaran energi terakhir masih menyala, energi mereka juga berkobar di kaki, sehingga bisa lompat cukup tinggi. Semua mata mereka bersinar, begitu juga dengan pedang, namun hanya warna salah 1 dari yang mereka miliki, ketiga roh suci juga menyalurkan kekuatan suci ke seluruh tubuh dan pasang para kesatria. "Pedang Cahaya, Teknik Ledakan Bintang!" Cahaya berbetuk bintang besar muncul di depan Chely, lalu melesat dan meledak tepat di tubuh gorila raksasa, ledakan dahsyat terjadi. Selanjutnya ... "Pedang Udara, Teknik Badai Angin!" Badai angin dahsyat menyerbu gorila raksasa, lalu berputar cepat membentuk bola raksasa, tampak gorila raksasa berteriak kesakitan karena tubuhnya tergores bahkan terkelupas akibat putaran badai dahsyat dan ledakan bintang. Terlihat sepasang suami istri penyihir itu ikut berteriak kesakitan. "Aaagghhrr! Gak mungkin, para kesatria lemah itu gak mungkin bisa mengalahkan kami!" teriak Fictor. "Stev, kamu sungguh jahat! Jangan bunuh aku! Apakah kamu tau, aku sangat mencintai kamu, aaakkkh!" teriak Venny. Untuk yang terakhir ... "Makasih atas ungkapan cintamu. Tapi maaf saja, aku sama sekali gak cinta sama kamu!" jawab Stev dengan tegas. "Pedang Es, Teknik Meteor!" Tiga bongkah meteor raksasa seukuran gorila raksasa jatuh dari atas, lalu menghantam tubuh gorila bersama dengan Fictor dan Venny satu per satu berurutan. Mereka tidak bisa kabur dengan menciptakan portal, karena terhalang kekuatan suci yang ada di badai angin dan ledakan bintang. "Bam!" "Bam!" "Bam!" Gorila raksasa hancur berantakan menjadi kepingan es bersama dengan 2 penyihir jahat itu, dengan begitu pasangan penyihir alias Fictor dan Venny tewas seketika. "Kita berhasil, hah, hah!" ucap Stev merasa lemas. Semuanya menggunakan setetes energi akhir untuk turun ke tanah agar tidak terjatuh. "Kerja sama yang asik, Stev, Ricko!" ucap Chely. "Huh, ini sungguh melelahkan," ucap Ricko. Akhirnya para kesatria berhasil juga mengalahkan Fictor dan Venny, akan tetapi energi mereka sampai terkuras habis, bahkan sebelumnya nyawa mereka hampir melayang. Tapi dengan berjuang dan saling kerja sama, mereka berhasil dengan sempurna. TO BE CONTINUED
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD