84. PENGHANCURAN KRISTAL MAGIC

1102 Words
Sang pemimpin penyihir jahat Barra Charlotte akhirnya berhasil dikalahkan, Stev, Chely, dan Ricko hampir mengorbankan nyawa mereka demi mengalahkan dia dan menyelamatkan dunia ini. Mereka bertiga adalah pahlawan yang patut dipuji dan dikenal oleh seluruh dunia. *** Para kesatria memasuki lorong labirin lagi untuk mencari keberadaan Kristal Magic, seharusnya ruangan sudah sempit, sehingga mudah dicari. Memang benar, sekitar 1 menit melewati lorong labirin, mereka menemukan ruangan khusus tempat adanya Kristal Magic. Saat baru masuk, mereka terkejut karena di ruangan ini tampaknya ruangan khusus yang digunakan para penyihir itu, karena ruangan ini sangat berbeda dari yang lain, alias lebih rapi dan seperti sebuah rumah. Ada tempat untuk tidur, meski tidak ada kasurnya, mungkin para penyihir menciptakan kasur magic agar lebih nyaman. Ada meja makan beserta kursinya, dan uniknya masih tersedia beberapa macam makanan, tentu saja makanan yang tadi dihidangkan kelima penyihir itu. Tapi tidak tahu apakah layak dimakan orang biasa atau tidak, karena itu makanan para penyihir, jadi sedikit mencurigakan meski sekedar makanan. "Heh, tunggu! Apakah itu makanan sungguhan?" tanya Ricko. "Entahlah, ayo kita cek dulu!" jawab Stev. "Hmm, sedikit serem. Jangan-jangan itu makanan ilusi atau beracun," ucap Chely menduga. Stev dan teman-teman berharap itu makanan sungguhan, karena sebenarnya saat ini mereka sedang lapar. Mereka hanya makan sedikit buah saat mengunjungi desa masing-masing waktu itu, karena semuanya tak sempat makan banyak, apalagi pikiran sedang kacau balau, jadi nafsu makan sangat berkurang. Bertarung seharian seharusnya sangat melelahkan dan kelaparan, tapi berkat kekuatan para roh suci, energi mereka sangat banyak dan selalu terisi, sehingga di saat pertarunga sedang berlangsung, rasa lapar tidak begitu terasa, apalagi keadaan sedang tegang-tegangnya. Para kesatria mengecek makanan tersebut, setelah dicek sepertinya cukup aman dan bisa dimakan, karena biar bagaimana pun, itu hanyalah makanan, dan para penyihir juga butuh makanan layaknya manusia biasa. Hanya kekuatan gelap dan sifat jahat mereka yang membuat kelam dan dipandang tidak baik. "Stev kamu coba dulu ya, kalau mang enak aku ikutan makan," pinta Ricko ingin menjadikan Stev percobaan. "Heh, sialan kamu! Aku bukan bahan percobaan, sebenarnya aku gak mau mati sekarang, enak aja," balas Stev sedikit kesal. "Hahaha, ya mau gimana lagi. Aku juga ragu untuk makan itu. Aku juga gak mau mati sekarang, karena aku belum ...," ucap Ricko terhenti karena ingin melirik Chely, sejujurnya Ricko ingin mengatakan bahwa dia belum menikah. Akan tetapi dia terkejut melihat gadis yang disukainya malah sudah mencicipi makanan itu lebih dulu. "Hah, Chely, kamu? Jangan dimakan dulu!" kaget Ricko berusaha mencegah Chely karena dia khawatir makanan itu berbahaya. Stev juga terkejut akan hal itu, tapi sepertinya memang aman. "Hmm, ini enak kok. Aku yakin ini aman untuk dimakan, kenapa harus takut?" kata Chely sambil menikmati paha ayam bakar. "Hah, serius?" tanya Stev dan Ricko serentak. "Serius, buktinya aku gak apa-apa nih!" jawab Chely terus melanjutkan makan. Melihat itu, Stev segera ikutan makan, dia mengambil sate ayam yang tampak menggiurkan, dia langsung melahap itu dan memang rasanya lezat serta aman. Ricko menelan ludah karena sangat kepengen, akan tetapi masih ada sedikit keraguan dalam hatinya, padahal sudah terbukti aman dikonsumsi. Mungkin karena dia sangat ingin hidup bahagia dan tidak mau mati sekarang, apalagi dia teringat dengan para penyihir yang kejam dan telah membunuh banyak orang. "Nih, cobalah! Aku bertanggung jawab jika terjadi hal buruk denganmu jika makan ini," ucap Chely sambil menyodorkan paha ayam bakar. Hal itu membuat Ricko terkejut dan sedikit memerah wajahnya, kemudian perlahan menerima paga ayam tersebut, setelah itu mencoba mencicipi sedikit. "Wah, ini enak!" gumam Ricko. "Nah, apa yang aku bilang tadi. makanan ini semua enak dan aman, jadi gak perlu takut!" "Baiklah, jika itu perkataan kamu, maka aku percaya, hehe!" "Hah?" Chely terheran dnegan ucapan Ricko barusan, sebenarnya sedikit merayunya, namun Chely tidak begitu mengerti dan terus makan makanan yang lain. Ricko pun akhirnya makan lebih banyak, karena dia sudah yakin aman dan tidak beracun. Terlihat Stev juga mencicipi menu lainnya dengan lahap. Para kesatria makan terlebih dahulu untuk mengisi energi agar lebih maksimal dan bersemangat. Di situ banyak makanan, selain yang disebutkan tadi, masih ada ikan bakar, cumi pedas, tumis sayuran, kentang goreng, lalapan, buah-buahan, dan lain sebagainya. Ada juga aneka jus, dan minuman bersoda, sebenarnya ada juga yang memabukkan jika mereka mau. Mungkin makanan itu akan digunakan untuk perayaan jika berhasil mengalahkan para kesatria, akan tetapi mereka semua gagal dan tewas. Setelah makan hingga cukup kenyang, Stev dan teman-teman segera melanjutkan misi. Kemudian mencari letak tepat Kristal Magic, mereka menggunakan kekuatan mata hingga maksimal untuk mencari itu, dan ternyata Kristal Magic ada di ruangan sebelah mereka makan, tepatnya ada di sebuah altar. Ternyata Kristal Magic itu terlindungi sebuah energi gelap, mungkin sudah dipasang para penyihir agar lebih aman. "Cihh, sialan! Ternyata masih ada kendala yang harus kita lewati!" kesal Stev. "Berarti kita harus menghancurkan energi gelap itu dulu!" ucap Chely. "Oke, kita coba! Tapi apa kita bisa menghancurkan energi gelap itu? Semoga gak sesulit yang kita pikirkan," tambah Ricko. Stev dan teman-teman bersiap melakukan sesuatu, mereka mencoba mengeluarkan teknik bersama-sama, namun bukan teknik spesial, cukup biasa saja. Saat ini energi mereka meningkat, kedua mata mereka juga menyala sesuai warna masing-masing. "Oke, 3, 2, 1! Sekarang!" teriak mereka. Para kesatria mengeluarkan semua teknik elemen yang mereka miliki, yaitu es, api, cahaya, kegelapan, udara, dan petir. Serangan itu melesat cepat ke arah penghalang energi gelap, bahkan terjadi ledakan saat mengenai target hingga menimbulkan kepulan asap. Perlahan asap menghilang dan tampaklah Kristal Magic berkilauan sedang melayang di atas altar, ternyata serangan bersama mereka itu berhasil dengan sukses, mereka merasa senang. Sebenarnya di dalam tubuh para kesatria saat ini sudah mengandung kekuatan suci, hal itu karena sebelumnya mereka telah bergabung dengan tubuh para roh suci, jadi mulai saat itu juga, Stev, Chely, dan Ricko akan selalu memiliki kekuatan suci selamanya, sungguh menarik dan tentu saja bermanfaat. "Yuhuu! Kita berhasil!" sorak Ricko sangat bahagia, begitu juga dengan Stev dan Chely. Selanjutnya mereka mendekat pada Kristal Magic, saat dekat mereka bisa melihat dengan kekuatan mata mereka bahwa banyak roh manusia di bumi ini yang terjebak di dalam Kristal Magic, sungguh menyedihkan. Tentu saja ada keluarga merek di dalamnya, namun karena saking banyaknya, mereka tidak bisa mengetahuinya, apalagi bentuk roh berbeda dengan tubuh asli mereka, yaitu seperti makhluk energi putih yang berkobar dan terbang. "Ini sungguh kejam!" ucap Stev merasa sedih. "Kita harus segera membebaskan semua roh ini!" ucap Chely. "Aku gak percaya lagi jika benda ini bisa mengabulkan segala permintaan. Itu semua hanya omong kosong!" ucap Ricko menjadi benci dengan Kristal Magic, begitu juga Stev dan Chely. Semua hanya tertipu oleh para penyihir jahat itu, sungguh tidak bisa dimaafkan, mereka layak mendapat hukuman dan penebusan dosa dengan kematian mereka. "Baiklah, ayo kita hancurkan benda busuk ini!" TO BE CONTINUED
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD