03

841 Words
“Lo, duduk disini!  Jangan kemana-mana, karna gue udah tau rumah lo dimana” ancam laki-laki itu. Sebenarnya, semenjak sudah berada diatas motor cowok tadi, Kaluna udah pasrah. Pasrah sepasrahnya!! Cewek itu enggak peduli mau diapain. Terserah!!! Kaluna bahkan tidak sadar motor yang ditumpanginya sudah berhenti di tokoh es krim. Hebat kan tuh. Kaluna pikir bakal dibawa ke gudang-gudang atau lebih seramnya kerumah kosong. Eh ini malah diajak ke sini. Kaluna sih enggak berharap banyak. Dia juga enggak punya uang sekedar buat lari lagi. Jadi dengan tenang gadis itu duduk disalah satu bangku paling ujung toko es krim ini. “Nih!!” cowok tadi menyerahkan semangkok es krim. Kaluna memandang es krim dan cowok itu bergantian. Mungkin taktik cowok ini mau bunuh dia dengan santai kali ya. Yang kayak kisah si Mirna itu, yang pakai sianida. Eh tapi, emang sianida bakal larut di es krim?  Entahlah, Kaluna itu terlalu bodoh makanya enggak bisa mikir. Sanking bodohnya, dia kayak korban yang menyerahkan diri dengan memakan es krim itu santai. Mantap dijiwa kamu nak!! Cowok dihadapannya terkekeh geli. Dengan lancang tangannya membersihkan bekas es krim pada ujung bibir Kaluna. Gadis itu mengerjabkan matanya. Ini terlalu awkward bukan sih? “Makan pelan-pelan dong sayang!” pecah sudah. Kaluna membolakan matanya ngeri. Ini apa-apaan dah cowok yang satu ini. Kembali cowok tadi terkekeh melihat respon cewek didepannya. “Habis ini, gue antar lo pulang. Kira-kira udah ada orang kan dirumah lo?” Kaluna berpikir sebentar. Ia sih enggak terlalu yakin papa atau abangnya udah pulang. Tapi ia juga enggak mau kalau berlama-lama dengan cowok yang satu ini. Akhirnya Kaluna mengangguk pelan. Kalau belum pulang, ya terpaksa dia nongkrong di Taman belakang rumah mereka. ^^^ Hari ini Kaluna akan Setia menunggu kedatangan adiknya Kemal, buat jemput dia. Kaluna bahkan enggak peduli, sedari tadi adiknya itu belum juga membalas pesannya. Ia takut kalau pulang seperti semalam, ia akan ketemu sama cowok itu lagi. Membayangkan aja buat dia bergidik ngeri. Saat ini Kaluna sedang duduk dibangku depan gerbang dengan kedua teman cowoknya, Eko dan Yadi. Olika sudah pulang sedari tadi. Kaluna duduk diapit oleh kedua cowok itu. Gadis itu sudah terbiasa berada di lingkup para cowok-cowok. Soalnya dirumah, dia doang yang cewek. 3 lainnya cowok. Jadi duduk begini, dan mendengar pembahasan mereka tentang cewek, Kaluna sudah biasa. “Lun, itu anak Ips 5, cantik gak?” Yadi meminta pendapat, menunjuk salah satu cewek berbandana pink sedang jalan didepan mereka. Kaluna tertawa. “Lumayanlah!” Eko jadi penasaran. Cewek secantik itu masa dibilang lumayan. “Emang enggak selevel sama Sandra Dewi?” Lagi-lagi Kaluna tertawa. “Ya enggak dong! Eh, tapi dia beberapa level kok diatas…” jedanya. “Siapa Lun?” tanya Eko dan Yadi penuh semangat. “Inah, pembantu tetangga gue” tawanya pecah. Habislah!  Kaluna ditinju dua makhluk cowok yang suka lupa kodrat temannya. Kaluna Cuma bisa pasrah. Cengar cengir menahan sakit. Suara gemuruh motor banyak mendekati mereka. Kaluna berhenti tertawa, melihat kearah gerbang yang sudah dipenuhi oleh cowok-cowok Garuda. Jangan lupakan kalau mereka sedang di kelilingi cewek-cewek dari sekolahnya. “Itu anak Garuda ngapain? Ngajak tawuran?” tanya Eko penasaran. Kaluna sih enggak bisa mikir apa-apa. Pandangannya masih tertuju ke kumpulan cowok-cowok itu, yang saat ini sedang melihat ke sekeliling mereka, seperti mencari sesuatu. “Lo enggak pulang Lun?” tanya Yadi.  Kaluna kembali memusatkan perhatiannya kepada Yadi. “Nungguin si Kemal, biasalah” ucap gadis itu. Mereka bertiga masih asik bicara, tidak mempedulikan lagi gerombolan SMA Garuda. Kaluna ngakak berat, mendengar ocehan Yadi dan Eko yang mengomentari cewek-cewek yang jalan didepan mereka. Terdengar suara bisik-bisik disekitarnya, ketiga makhluk itu akhirnya menolehkan kepalanya, melihat kedepan, dimana gerombolan anak Garuda sudah berdiri di depan mereka. Kaluna memandang bingung, masih memandang ke cowok cowok Garuda. Ada seseorang yang berdiri paling depan, yang saat ini memakai helm full facenya. Enggak mungkin!! Kaluna berdiri, membuat kedua cowok yang disampingnya terkejut. Tangannya saling meremas, tanda ia gugup. “Yuk pulang!!” cowok itu menarik tangan Kaluna, yang masih tampak tidak berkutik. Sebelum melangkahkan kakinya, cowok itu berbalik,  memandang kedua cowok itu, Yadi dan Eko dengan tajam. “Mulai sekarang, jangan dekat-dekat sama cewek gue!!!!!” Kaluna membulatkan matanya tidak percaya. Cewek gue katanya?  Kenal aja enggak. Tidak ingin mengambil resiko, Kaluna menghempaskan tangan cowok itu didepan banyak orang. Memandang tajam cowok yang didepannya. Anak Garuda yang melihat penolakan cewek itu membulatkan matanya tidak percaya. Mereka takut jika emosi sang ketua tersulut. “Lo siapa?  Cewek lo bilang?” Kaluna memandang cowok itu dari atas sampai bawah, menilai, atau lebih tepatnya, cewek itu ingin merendahkan cowok tadi. Tidak ingin dipermalukan lagi, tanpa pikir panjang cowok itu mengangkat tubuh Kaluna, menggendongnya layaknya seperti karung beras. Kaluna meronta minta diturunkan, tapi apa daya, cowok ini begitu kuat.   “Siniin jaket lo Wis!” perintah cowok itu kepada salah satu temannya. Tidak ingin membuat sang ketua semakin marah, Wisnu melepaskan jacket hitam yang dikenakannya, memberikan pada cowok itu. Cowok itu, Afka, segera menggulangkan jacket itu ke area sekitaran Kaluna. Ia tidak iklas jika paha belakang cewek yang dikejar-kejarnya jadi bahan pandangan orang.TIDAK BOLEH!!!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD