“Nana~” seru Hani yang baru saja memasuki ruang kuliah dengan langkah cerianya. Ia langsung mengambil duduk di sebelah Nana, sahabatnya itu. “Jadi, gimana? Gimana?” Setelah meletakkan tasnya di kursi, ia langsung menatap Nana dengan wajah antusiasnya.
“Gimana apanya? Apa sih maksud kamu? Ngomong itu jangan setengah-setengah.” tanya Nana yang tidak paham arah pembicaraan Hani.
“Semalam, gimana dengan semalam? Udah?” jelas Hani seraya mengangkat kedua alisnya.
“Ngga usah kepo.” jawab Nana lalu kembali menatap laptop di hadapannya.
“Udah ngga usah malu gitu sama aku, cerita aja.” Hani menyenggol lengan Nana agar ia mau bercerita mengenai kehidupan mereka setelah menikah.
“Ngga ada yang perlu diceritain juga orang aku semalam langsung tidur udah ngantuk, capek.”
“What!” Hani melebark
