Salah Takfsir

624 Words
"Mas Ado lagi lihatin siapa? Kok, senyum-senyum gitu?" tanya seorang pekerja restorannya sembari memeluk nampan di depan d**a. "Oh, Ibu sama anaknya yang duduk paling ujung itu ya?" Si pekerja itu mengangguk-angguk lalu mengoceh asal. "Cantik banget emang, Pak. Denger-denger sih, banyak yang naksir."  Ado lantas menoleh ke arah pekerjanya. "Kamu kenal?" tanyanya terkejut. Pekerja restorannya yang biasa disapa kriwil tersebut mengangguk sekali lagi. Cowok berusia dua puluh empat tahun itu dengan polosnya menanyai Ado, "Kenapa? Mas Ado mau saya comblangin sama Mbak Klari?" tanya Kriwil. Ado tersenyum canggung lalu menggeleng pelan. Tujuannya bukan untuk mendekati Klari seperti yang dikatakan Kriwil, kalau perempuan itu banyak yang mendekati. Ado akui, Klari memang sangat cantik, akan tetapi, tujuannya hanya satu, mendapatkan Reyshard kembali. "Nggak usah malu-malu lah, Mas. Selama kalian berdua single, saya siap bantuin." Kriwil malah menggoda Ado. Cowok berkulit putih tersebut tertawa cekikikan menggoda bosnya mengenai seorang perempuan. Sudah hampir tiga tahun bekerja di salah satu restoran Ado, belum pernah sekali pun ia melihat si bos menjalin hubungan romantis dengan seorang perempuan. Padahal dari segi wajah, tubuh, sampai isi dompet pun tidak usah diragukan lagi. Ditambah kepribadian Ado yang sangat baik kepada semua orang. Kriwil jadi heran, bagaimana bisa mantan istrinya begitu mudah berpaling ke laki-laki lain, sementara Ado nyaris sempurna. Masa lalu Ado yang dikhianati oleh mantan istrinya bukan jadi rahasia lagi bagi beberapa pekerja di restorannya. Bukan berarti Ado sengaja membeberkan masalah hidupnya. Melainkan, salah satu pekerja di sana tidak sengaja mendengar obrolan Ado dengan salah satu temannya saat di restoran. Maka, tersebar lah cerita masa lalu Ado. Dan tidak jarang menjadi bahan gosip para pekerja termasuk Kriwil sendiri. Ado melihat Klari beranjak dari kursi. Melihat Klari berjalan ke arahnya, laki-laki itu seketika bersembunyi di bawah meja bar. Kriwil yang tidak menyadari kalau bosnya sedang bersembunyi pun, menyapa Klari dengan senyum manis. "Ram, bisa minta tolong nggak?" tanyanya, begitu dirinya berdiri di depan Kriwil. "Tolong apa, Mbak Kla?" Kriwil sedikit membungkuk karena memang tubuhnya sangat menjulang di depan perempuan itu. Klari berbicara dalam intonasi paling pelan. "Saya mau batalin pesanan yang tadi. Jadi, saya pesan satu steak aja, boleh?" Mendengarnya, Kriwil mengerutkan dahinya. "Kenapa emangnya, Mbak? Saya tanya dulu orang dapur ya. Harusnya sih nggak boleh." "Tolong ya, Ram," kata Klari pelan, sesekali menoleh ke mejanya yang di sana hanya ada Rey. "Uang saya nggak cukup buat bayar dua steak," gumamnya. Klari mengingat jika di dompetnya tinggal selembar uang seratus ribu. Jika ia gunakan untuk membayar dua steak sekaligus, otomatis uangnya akan menipis lebih banyak. Sementara dirinya sedang menganggur karena baru beberapa hari lalu mengundurkan diri dari tempatnya bekerja. Dengan sisa uang satu-satunya itu, paling tidak Klari harus berhemat sampai ia mendapatkan pekerjaan. Diam-diam Ado mendengarkan obrolan Klari dan Kriwil dari bawah meja bar. Seketika perasaannya mencelos mendengar alasan Klari. Apa lagi saat perempuan itu mengatakan, "Nggak apa-apa saya nggak makan, asal Rey bisa makan steak yang dia mau." Ado mengintip dari meja dan melihat Klari telah kembali ke mejanya. Ado menepuk bahu Kriwil, pandangan matanya tertuju lurus ke meja paling ujung. "Kasih apa pun menu yang mereka mau," ujar Ado kepada Kriwil. Kriwil bingung. Ado tahu-tahu ada di belakangnya lalu mengatakan untuk memberi apa pun yang diminta Klari dan Rey. "Mas, tadi Mbak Klari malah minta batalin satu pesanannya karena uangnya nggak cukup." "Nggak perlu dibatalin," gumamnya. "Kalau perlu kasih makanan paling enak buat mereka." "Mas Ado." Kriwil dibuat bingung. "Saya mau balik ke ruangan saya." Kriwil semakin bingung. Dia bukan hanya dibuat bingung, tetapi juga heran dengan tingkah bosnya ini. "Saya harus alasan apa nanti, Mas?" "Kamu, kan, pinter cari alasan buat semua gebetan kamu. Masa bikin alasan begini nggak bisa?" sindir Ado, Kriwil langsung bungkam. Sementara Ado menyunggingkan senyum lalu pergi ke lantai atas menuju ruangannya.   To be continue---
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD