2 RENCANA LEO LEVY

1130 Words
Laboratorium Pusat, Sayap Kiri Rose Mansion Wanda tidak tahu bagaimana ia bisa kembali pulang ke tempat ini. Mungkin Janus yang menggotong tubuhnya semalam atau subuh tadi? Ia tak yakin…. Ia merasa lemas sekali. Sementara di bagian intimnya, Wanda merasa sakit sekali. Perih dan ngilu akibat hujaman kejantanan Kronos yang dilakukan secara gila-gilaan padanya. Lalu memar di kedua pergelangan tangan dan kakinya. Syukurlah tak ada bekas tanda cupang di sekujur tubuhnya. Ia masih aman. Leo takkan curiga macam-macam padanya. Saat ini, ia tengah berbaring di dalam kamar tidur utama yang terletak di lantai 3 Laboratorium Pusat. Sebuah tempat yang khusus dibangun dan sediakan Leo Levy untuknya supaya ia merasa nyaman dan bercinta penuh gairah kapanpun mereka mau. Leo sendiri selain memiliki laboratoriumnya sendiri di Lantai 1, ia juga memiliki ruang fitness dan kolam renang mini untuknya di Lantai 2 sehingga ia bisa bersantai melepas penat setelah menghabiskan banyak waktu melakukan riset di laboratoriumnya. Dengan gaya modern minimalis yang bertolak belakang dengan gaya klasik yang dimiliki oleh Mansion Rose, penampilan eksterior Laboratorium Pusat cukup menonjol. Leo sendiri memperkerjakan arsitek kenalannya untuk membangun desain gedung serta menata interior bagian dalam sesuai dengan gayanya. Hasilnya? Cukup memuaskan. Seluruh area laboratorium yang digunakan untuk penelitian dan bisa diakses public semuanya terletak di lantai 1 sementara lantai 2 dan 3 digunakan untuk kepentingan pribadinya. Seperti ruang bioskop mini, area private untuk fitness, patio, dapur, ruang makan, dan kolam renang. Sementara lantai 3 digunakan untuk kamar tidur yang dibatasi dengan pintu kaca geser yang langsung terhubung dengan balkon berukuran cukup luas sehingga ia bisa menikmati pemandangan taman yang asri di bawahnya dan langit malam berbintang, kapanpun ia mau. Wanda melihat jam dinding di dalam kamar. Waktu menunjukkan pukul 09.35. Leo saat ini pasti sedang melatih fisiknya di ruang fitness. Leo Levy terkenal penyendiri, angkuh, dan tidak suka keramaian. Dengan membangun sebuah fasilitas yang sangat lengkap di laboratorium sekaligus merangkap tempat tinggal keduanya, Leo Levy tak perlu lagi pergi ke gym atau bioskop. Ia bisa melakukan semuanya secara private di sini. Melakukan penelitian yang sesuai dengan hobinya dan sekaligus bersenang-senang tanpa harus keluar rumah. Khas seorang ilmuwan eksentrik. Ditambah kehadiran Wanda yang juga mampu memuaskan kebutuhan biologisnya kapanpun ia mau, lengkap sudah. Ia tak perlu dunia untuk memuaskan dirinya! Tapi keberadaannya sangat penting bagi seluruh dunia. Itulah prinsip hidup yang selalu dipegang oleh seorang Leo Levy. Saat Wanda masih sibuk berpikir, Leo masuk ke dalam kamar dengan berpeluh keringat. Kelihatan sekali kalau ia baru saja melakukan latihan fisik sebagai rutinitas hariannya. “Wanda?” tanyanya heran. “Kau pulang jam berapa?” “Ehmmm.. subuh tadi. Maaf aku takut membangunkanmu….” Kata Wanda sambil memamerkan wajah polosnya. “Tidak apa-apa. Kau pasti senang sekali karena sudah berkumpul dengan teman-teman alumnimu kemarin malam bukan?” kata Leo sambil mengelap keringat di wajahnya dan menghampiri Wanda. “Uh.. mmm.. iya…” kata Wanda serba salah sambil menggigit bawah bibirnya. Leo memegang dagu Wanda dan melayangkan ciuman panas ke bibir Wanda. Lidah mereka saling menari di dalam mulut ketika Leo melepas ciumannya secara mendadak. Tangan Leo mulai bergerak liar ke bagian atas tubuh Wanda dan mulai menggerayangi tubuh wanita itu dengan penuh nafsu, tapi Wanda spontan menghentikan gerakan tangan Leo. “Jangan hari ini ya?” bisik Wanda di telinga Leo dengan mesra. Wanda merasa tubuhnya masih meraung kesakitan akibat siksaan seksual Kronos kemarin dan ia tak sanggup kalau pagi ini, Leo juga meminta hal yang sama padanya. “Oh… kenapa?” tanya Leo dengan wajah prihatin sambil mengelus-ngelus wajah mulus Wanda. “Tidak apa-apa. Aku hanya sedang kesal saja…. “ kata Wanda sambil cemberut. “Kau tahu kan kalau aku sudah berinvestasi sangat besar di Fashion Blast? Nah, entah bagaimana, anak harammu itu tiba-tiba saja sudah menguasai sebagian besar saham perusahaan dan parahnya lagi, ia memberikan perusahaan tersebut kepada pacarnya!!!” adu Wanda dengan nada berapi-api. Mendengar omelan Wanda, Leo tidak bergeming. Hanya matanya saja yang berkilat singkat saat mendengar ocehan Wanda. “Begitu?” katanya. Wanda mendengus kesal sambil melipat kedua tangannya di d**a. “Hmmm… tak kusangka ia berani juga mengganggumu. Tapi tidak apa. Aku punya rencana. Jangan kuatir, Wanda. Sebentar lagi ulang tahun pernikahan kita yang ketiga bukan? Akan kuberikan nama Levy di belakang namamu sebagai kado terindah. Bagaimana?” tanya Leo sambil memeluk Wanda dari samping. “Be…benarkah??” tanya Wanda dengan mata berbinar-binar gembira. Wanda Levy. Nama itu terasa sangat pantas untuknya. Tidak hanya itu saja, sebagai seorang Levy, ia berhak untuk ikut menikmati fasilitas dan kekayaan tak terbatas yang dimiliki oleh klan tersebut. Termasuk akses masuk ke semua negara di bawah naungan Klan Levy tanpa batas. Haha… boleh juga… “Jadi apa rencanamu? Sini, biar kubuatkan sarapan untukmu…” balas Wanda sambil mencium kedua pipi Leo dengan mesra. “Hmmm… aku akan mengaktifkan kembali The Origin…” kata Leo sambil melepas seluruh pakaiannya dan berjalan telanjang ke kamar mandi. Walaupun ia seorang ilmuwan, tapi Leo juga termasuk salah satu pria yang menjaga penampilannya. Kini, di usianya yang menginjak 50 tahunan, kondisi fisiknya tetap terjaga dan bugar sehingga ia tampak lebih muda 10 tahun dari usia sebenarnya. Kening Wanda berkerut bingung. The Origin? Ah, peduli amat… Yang penting adalah nama Levy yang akan ia dapatkan nanti. Sambil bersenandung gembira, Wanda mulai menyiapkan sarapan untuk Leo. …………………………………………………………………………………………. Rose Mansion, siang hari Jade berjalan terburu-buru menuju ruang kerja Kakek Besar dengan wajah panik. Ia bahkan hampir saja menabrak Chara yang sedang berjalan berlawanan arah sambil membawa gelas dan teko kaca di atas nampan. Untungnya, badan Chara memiliki refleks yang baik. Ia segera berkelit begitu melihat jarak tubuh Jade yang sangat dekat dengannya. “Eitsss!!! Hati-hati, Jade!” “Maaf, Chara. Aku sedang buru-buru! Kakek Besar, ada di ruang kantornya kan?” Chara mengangguk dan melanjutkan perjalanannya menuju ruang dapur. Begitu sampai, Jade langsung menyerbu masuk ke dalam dan berteriak. “Kakek Besar! Gawat! Le… Leo….” Kening Kaker Besar berkerut heran saat mendengar nama Leo disebut dengan nada panik oleh Jade. “Ada apa dengan Leo?” tanyanya bingung. “Ia mau mengaktifkan The Origin!!!” “Sekarang!!!” “APAAAA!!!” teriak Kakek Besar sambil bangkit dari kursinya di saat yang bersamaan. “Ke Ruang Senat….. SEKARANG!” perintah Kakek Besar dengan panik. “Mereka semua sudah di sana, Kakek….” balas Jade dengan muka kuyu. ..................................................................... Note : Siap2 sport jantung dan tegang terus yaa.... Mudah2an di minggu kedua atau ketiga, sinopsis diapproved yaa.... Ongoing 1000 love, gaiss... Visual tokoh2 bisa cek di IG saya ya: rockinglady69
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD