bc

he let me be comfortable with this place

book_age12+
1
FOLLOW
1K
READ
family
sensitive
brave
bxg
mystery
genius
icy
secrets
addiction
shy
like
intro-logo
Blurb

Tuan rumah ini sangat dingin,tapi rumah nya begitu nyaman dan hangat.Aku lupa terakhir kali menghitung tanggal untuk pulang kembali.Kemungkinan,kecil untuk ku pergi dari tempat misterius ini.

"Hei..jangan melamun,ayo masuk,hujan badai diperkirakan akan turun,saat ini,juga jadi jangan sampai sakit."

"Terima kasih nyonya,kau sangat baik..melebihi keluargaku."

chap-preview
Free preview
meet the place
"Hei..jangan melamun,ayo masuk,hujan badai diperkirakan akan turun,saat ini juga jadi jangan sampai sakit." "Terima kasih,nyonya sangat baik..melebihi keluargaku." "Ah,kamu ini berlebihan banget,sudah jangan sungkan masuk saja ke dalam. Oh,ya,panggil saja bibi kalo bisa tante saja,ya? saya merasa tua soalnya." "mm..iya bi." Aku tersenyum tipis pada wanita tua yang ada di hadapan ku.Sejak tadi aku melamun ternyata.Aku sebenarnya agak bingung karena banyak pembantu yang ternyata memiliki tugas masing² diantaranya,ada yang di tempat lain antah itu dekat kebun,dan berada di luar lalu beristirahat di rumah yang tak begitu besar namun cukup bagus,di dekat rumah ini,atau rumah besar yang bernuansa gelap dan agak misterius. Aku juga belom tau sih,apa yang bakal aku kerjakan di tempat ini,kalau saja papa lebih mementingkan aku di banding perempuan di luar sana,pasti aku bisa memiliki rumah atau setidaknya apartemen.Tapi ya sudah...toh aku tetap akan seperti pembantu jika terus berada di sana. "nah,sudah sampai kamar tidurmu.Maaf juga tempatnya gak begitu istimewa tapi yang lain juga begini,kok.Semua kebagian tempat dan fasilitasnya masing²." Wajahku masih menerawang sekitar kamar yang akan aku jadikan tempat untuk istirahat.Lumayan,lumayan bagus untuk pembantu seperti aku ini. "Pekerjaan mu hari ini gk banyak,tapi besok sudah saya tentukan jadwalnya kamu ngapain aja." Aku hanya anggukan kepala dan tersenyum tipis sambil membenahi koperku.Wajah ibu itu agak judes tapi,sebenarnya aku berkata jujur saat bilang ibu itu lebih baik di banding keluarga ku.Baru pertama kali aku sejujur itu. Ku bereskan barang² yang ada di koper dan ku masukan ke dalam lemari tua,setelahnya aku ingin mandi agar lebih sejuk. Tapi sebelum menginjakan kaki ku ke dalam kamar mandi,ada bunyi telepon masuk.Saat ku lihat namanya ternyata mama,rasanya ingin ku abaikan tapi sepertinya penting jadi ku angkat walau kasihan. "Halo,ma?" "halo,rin,kamu sudah sampai?" "Sudah" "Bagus kalo begitu,mama khawatir kamu ada apa-apa,tapi mama juga seneng kamu bakal ngehasilin duit sendiri.Mama harap kamu betah ya,di sana?" "Haha,iya aku kayaknya bakal kerasan deh di sini,aku mau mandi dulu ya,ma." Sebenar nya aku tak begitu senang mendengar ucapannya,aku tau,dia senang bukan karena anaknya akan mandiri.Sejak dulu,aku selalu mandiri. Dia senang dan bahagia bahkan mendoakan aku betah di sini karena tidak membebani hidupnya,juga mengurangi sedikit pengeluaran uangnya. Tapi ya sudah,aku tak begitu memikirkan nya.Segara ku mandi,dan berganti pakaian,ku rebahkan tubuhku yang melelahkan karena perjalanan jauh,tapi mataku ternyata sangat berat untuk di buka dan untuk bangun sepertinya tak bisa,karena tubuh ini seperti ingin di manjakan.Jadi..ku pejamkan mata dan berharap 15 menit kemudian aku terbangun. Saat terbangun,aku merasa ingin ke kamar mandi,ku lihat ternyata pukul 2 malam.Aku agak takut untuk keluar kamar tapi ini resiko nya,aku keluar dan berjalan sambil agak berlari.Namun sebuah tangan menyentuh punggungku yang membuat aku hampir saja berteriak.Aku menutup mulut ini rapat² dan menutup mata,tapi terbuka saat suara seorang pria bertanya pada ku. "Apa ini,malam² seorang wanita muda keluar dari kamarnya?" Ku beranikan diri membuka mata,dan melihat sesosok pria bertubuh tinggi tegap di hadapan ku,ekspresi wajahnya terlihat sangat mengintrogasi dan menusuk tajam pada ku,terlihat sangat intimidasi.Rahangnya yang tajam dan hidung yang seperti seluncuran itu menambah kesan misterius di wajahnya.Pahatan sempurna ini hanya bisa ku lihat beberapa kali dalam hidupku—rasanya sangat sulit untuk berpaling,aku lupa sedang apa dan ingin apa aku berada di sini. "Kenapa? ada yang salah?" Aku gelagapan,dengan cepat ku rubah posisiku dan menunduk. "mm... sa saya ingin buang air kecil." Saat ingin pergi, pria tampan sekaligus aneh ini mencegahku,aku berusaha melepaskan tangan nya dari pundak ku. Dan menetralisir jantung yang berdetak kencang tak karuan,mataku bergerak entah kemana kemari.Kepala ku yang tiba-tiba pusing,entah karena apa atau karena menahan air yang hendak keluar.Ah tidak! wajah ku yang saat ini pasti merah seperti tomat. "aku mau ke kamar mandi!" Dengan kurang ajar aku nyelonong pergi meninggalkan pria tampan itu.Sungguh aku ingin sekali buang air kecil,kalo bisa di hadapan pria itu. Lega rasanya,saat semua yang ku tahan sejak tadi,keluar dengan hangat.Tapi belum terasa lega jika urusan ku dengan rumah ini belum selesai. Saat jalan dengan sedikit santai ku lihat sekeliling,tak ada siapa² di sana.Rasanya detak jantung ini memompa lebih ringan di banding tadi. Ku putus kan untuk segera pergi menuju kamar,dan tertidur dengan lelap. Di pagi buta,ya,di pagi buta.Aku di bangunkan oleh seorang nenek—eh maksudku bibi tua yang galak yang katanya sih,seorang yang sangat di percaya oleh nyonya Medhelten (wanita kemarin yang aku panggil nyonya) Dia bilang nyonya Medhelten,sedang sibuk,lupa membagikan jadwal ku.Jadi bibi galak ini yang menggantikannya. Sedikit informasi jika dia bernama nyonya Smith,dan tugasnya selain ketua dia juga seorang keamanan wanita di sini,tugasnya mengecek ruangan² sekitar yang akan di kerjakan oleh kami.Dia terkenal sangat galak! Tapi..aku sih terima saja. Smith:"Sudah mendengar semua instruksi saya?!" Aku:"Ya,sudah bi." Aku berusaha mengendalikan ekspresi ku yang sedikit berantakan akibat mengantuk. Smith:"Begitu kah kau memanggilku? Apa kedua orang tua mu tak pernah mengajarkan sopan santun!? Panggil aku nyonya Smith!" Aku:"Ya-ya nyonya Smith!" Smith:"Dasar anak zaman sekarang" Aku dengar ia sedikit bergumam sambil menatapku marah dan jijik.Kemudian ia pergi begitu saja.Kalian tau tempat apa ini? Ini adalah kandang kuda.Tapi,lagi² aku biarkan,dan berharap aku segera pergi,untuk membalas segala luka dan sakit hati ini pada keluarga yang selama ini ku pendam. "When you hold me in the street and you kiss me on the dance floor~ I wish that it could be like that why can we be like that? Cause im your's~" Sepenggal lirik lagu inggris itu,ku nyanyikan dengan nada suara yang ku bisa.Sengaja ku nyanyikan di saat sepi seperti ini,karena aku merasa tak enak saja.Aku masih punya simpati,jika tidak semua orang merasakan kehidupan yang hidup.Asalkan rencana ku benar dan lancar sudah lebih dari cukup. saat ingin melanjutkan lirik lagu itu tepukan tangan yang tak jauh dari kandang kuda ini membuatku diam seribu bahasa. "Bagus juga suara mu,padahal kemarin begitu kecil...sangat kecil hingga aku ingin mendengar lebih apa yang ingin kau katakan" "Tapi kau dengan seenak jidat pergi meninggalkan ku yang sedang kebingungan." Aku berbalik dan sudah tau jika suara itu berasal dari pria tampan semalam. Dengan cepat aku menunduk malu dan mengucap kata maaf. "Maaf tuan,saya tidak tau" Suara ini benar² menciut,dasar! buat malu saja!. "Hah?! Apa? Aku tidak dengar?" Aku semakin menekuk wajahku lebih dalam dan menggenggam erat sapu ini dengan kuat. "Hahaha,aku hanya becanda kok,ngomong² siapa nama mu,kemarin aku tidak sengaja mendengar percakapan mu dengan mama? Haha aku gk terbiasa mengucapkan itu,maaf ya? kalau tidak salah nama mu,rin?" Seketika genggaman tanganku sedikit bergetar,tapi aku berusaha mengendalikan situasi rumit ini. "Bukan tuan,tapi Karin,itu hanya nama panggilan saja" "oh,oke.Tidak ingin bertanya? siapa aku." Pemuda aneh ini maju lebih dekat selangkah menuju arah ku. Terpaksa,terpaksa aku mengajukan pertanyaan seperti yang di inginkan laki-laki gila ini. "Siapa na- nama" Pemuda di depan ku terlihat seperti menahan tawanya. "Hah..sangat lucu,aku Josef" Lalu ia melanjutkan nya lagi. "Josef Finn Rudolf" Ternyata! dia anak Rudolf,maksud ku anak tuan dan nyonya Rudolf.Aku—aku sangat senang. Aku memberanikan diri Untuk mengangkat kepala ku dan menatap wajahnya.Sambil tersenyum tipis padanya.Ya,senyum memikat hati pria. Sesuai yang di inginkan,dia seperti terkejut,lalu tersenyum kembali.Dia mengambil tanganku dan memberikan sebuah kertas pada telapak tangan ku ini. Kemudian ia bilang baca suratnya saat malam sebelum tidur.Hal yang aneh tapi tetap akan ku lakukan,nanti.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

MY LITTLE BRIDE (Rahasia Istri Pengganti)

read
19.2K
bc

Oh, My Boss

read
386.8K
bc

Beautiful Pain

read
13.6K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.5K
bc

Revenge

read
35.3K
bc

Penghangat Ranjang Tuan CEO

read
33.5K
bc

Hati Yang Tersakiti

read
6.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook