“Jadi kamu sudah ingat apa yang kamu lakukan dengan Aldo semalam?” tanya Farhan dengan mimik wajah tegas. “Dari mana kamu tahu, Mas?” tanya Marwa. “Kamu lupa di setiap ruangan di kantorku itu ada CCTV.” “Jadi kamu memantau CCTV?” “Aku berhak melakukannya karena itu adalah kantorku dan aku tidak mau ada yang mencemari kantorku itu.” “Maksud kamu apa, Mas? Jadi kamu menuduhku sudah menodai kantormu, begitu?” Farhan menghela napas. Pria yang tadinya berdiri membelakangi Marwa, tiba-tiba saja memutar wajahnya dan kini menatap wajah Marwa. “Wa, aku ingin mengatakan sesuatu pada kamu.” “Apa, Mas?” “Marwa, aku … Aku cemburu dengan semua ini.” “Cemburu, maksudnya?” Marwa mengernyit. “Aku nggak tahu apa yang terjadi pada diriku. Aku juga nggak tahu perasaan seperti apa yang saat ini aku

