Seperti yang dikatakan pria gemuk itu, bagi rakyat biasa seperti mereka tentunya mencari informasi perihal kerajaan dan bangsawan-bangsawan sangatlah susah. Mereka tidak memiliki akses yang memudahkan langkah mereka. Berbeda dengan Gilbert yang bisa dengan leluasa melakukannya. Tapi Gilbert yakin sekali ada informasi-informasi yang letaknya tidak berada di dalam kerajaan dan justru membaur bersama orang-orang biasa sehingga tersamar dan sulit untuk ditemukan. Informasi seperti itu, biasanya justru yang paling dekat dengan apa yang tengah dicari-cari. Gilbert tidak bisa berkeliaran sendiri seperti sebelumnya. Status bangsawannya, juga sedikit perbedaan pendapat dengan James sebelumnya membuat langkahnya tidak lagi begitu leluasa.
James, bagaimana pun tetaplah seorang Pangeran yang memiliki pengaruh besar bahkan untuk dirinya. Ambisinya untuk menjadi Raja bukanlah main-main. Dengan fakta bahwa Raja yang sekarang tidak memiliki keturunan sah, bukan hal yang sulit bagi James untuk membuat sekenario kematian sang Raja dan membuat dirinya sendiri naik tahta. Isi kepalanya benar-benar menyeramkan.
Dengan rencana huru-hara ini, yang bahkan Nicolin sendiri sama sekali tidak menyadarinya, Kerajaan yang bungkam akan semakin kehilangan kepercayaan dari masyarakat dan mungkin beberapa bangsawan yang memiliki idealism tinggi serta kemurahan hati. Meski kebanyakan bangsawan tidak peduli dengan rakyat dan lebih senang menikmati keistimewaan status mereka, ada beberapa yang berhati mulia dan menggunakan kekuasaannya untuk membantu rakyat. Keluarga Grey adalah salah satunya.
Gilbert mungkin tidak setulus pendahulu-pendahulunya, tapi meski begitu apa yang ia berikan kepada rakyat tetaplah membantu. Gilbert hanya menginginkan balasan kecil dari mereka, dan ia rasa hal itu bukanlah perkara sulit. Mereka menyanggupinya dengan suka cita, dan Gilbert hanya perlu menambah pasokan bantuan untuk mereka. Mansion Grey hanya memiliki sedikit penghuni termasuk Gilbert, bukan perkara besar jika ia harus mengeluarkan banyak simpanan pangan demi kelancaran informasi.
Gilbert memandangi sorak-sorai orang-orang itu dalam diam. Ia menjadi semakin yakin dengan rencana ini mengingat begitu mudahnya mereka mempercayainya. Diam-diam, ia bersyukur terlahir sebagai seorang Grey meski ada banyak hal misterius dalam garis keturunannya.
“Lord Gilbert, bergabunglah dengan kami dan rayakan perkenalan anda.”
Gilbert mengangguk. Ia mengangkat gelas berisi air putih yang ia minta sebelumnya dan mengisyaratkan mereka semua untuk bersulang.
“Aku ingin meminta tolong satu hal kepada kalian. Dengan kondisi Kerajaan yang tengah tidak stabil juga kepercayaan rakyat yang semakin pudar, kedatanganku kemari untuk memperkenalkan diri bisa jadi dianggap mencurigakan meski aku tidak melakukan apa-apa selain hanya berkenalan dan berbincang singkat dengan kalian. Kuharap, kalian bisa merahasiakan kedatanganku pada siapa saja yang berkaitan dengan Kerajaan sampai seluruh masalah ini terselesaikan.”
“Yes, my Lord.” Seru mereka bersamaan.
Gilbert segera pulang tengah malam saat pesta mereka selesai. Ia menghindar dari kemungkinan bertemu dengan orang-orang yang berpihak kepada Kerajaan juga demi keselamatan orang-orang yang baru saja mereka bantu. Gilbert, meski ia licik dan terkesan menggunakan segala cara untuk meraih apa yang ia mau, tetap saja ia tidak akan mengorbankan orang-orang itu hanya karena kedatangannya. Lagipula, mereka tidak akan mempercayai Grey lagi jika sampai itu terjadi, dan itu malah akan merugikan Gilbert sendiri.
Nicolin menunggunya tepat di depan mansion ketika kuda Gilbert memekik di depan. Sejak pertama kali mereka mengikat sumpah darah, tidak pernah sekali pun Gilbert bepergian sendiri tanpa ditemani oleh Nicolin. Ini adalah pertama kalinya Gilbert memutuskan untuk keluar dari mansion Grey sendirian dan itu membuat Nicolin tidak bisa lepas dari kewaspadaannya.
“Selamat datang, Tuan Muda.”
Gilbert mengangguk. Segera Nicolin mengambil jubah Gilbert dan mengantarkannya ke kamar. “Bagaimana dengan rencana perkenalan itu, Tuan Muda?”
Gilbert mengulas senyum tipis. “Seperti yang kuperkirakan. Tidak sulit untuk melakukannya.”
“Respon mereka?”
“Lebih daripada ekspektasiku. Aku hanya datang dan membawa sedikit pasokan pangan untuk mereka sekaligus berkenalan bahwa akulah kepala keluarga Grey yang baru. Mereka langsung membahas tentang huru-hara itu dan menanyakan padaku apakah kira-kira aku tahu masalahnya. Lalu aku tinggal memelintir sedikit kebenarannya, dan voila! Mereka dengan senang hati menawarkan diri untuk mengorek informasi di antara para rakyat yang kemungkinan tidak bisa kucari sendiri.” jelas Gilbert.
Nicolin menghela napas lega. “Baguslah jika seperti itu Tuan Muda.”
“Kau tampak khawatir? Hm…. Tentu saja kau khawatir. Keselamatanku sangat penting untuk hidangan istimewamu.”
Sarkas. Nicolin semakin terbiasa dengan nada sarkastik yang selalu dilontarkan Gilbert kepadanya.
“Lantas, bagaimana dengan dokter Albert?”
“Biarkan saja. Perlakukan dia dengan layak dan jangan sampai dia sakit. Aku masih membutuhkannya untuk informasi mengenai Dexter dan apa yang terjadi dengan para tentara di Kerajaan.” Gilbert mandaratkan tubuhnya pada pinggiran ranjang usai Nicolin membantunya berganti baju dengan piyama.
“Bagaimana dengan kategori philosopher dan guardian?”
Gilbert mengusap dagunya. “Kategori itu cukup membingungkan. Secara literal, aku bisa mengartikannya dengan mudah siapa yang mungkin menjadi dua kategori itu. Tapi bagaimana jika maksud literal yang kutahu ternyata bukanlah yang benar?”
Nicolin mengangguk. “Kita bisa memikirkannya esok, Tuan Muda harus segera beristirahat karena besok ada jadwal untuk pergi ke Kerajaan.”
Kali ini, untuk pertama kalinya Gilbert tidak melawan rasa kantuknya hingga Nicolin tidak perlu memaksanya terlelap seperti sebelum-sebelumnya. Perjalanan yang ia lakukan cukup melelahkan dan ia bahkan merasa tidak akan terbangun di tengah tidurnya seperti hari-hari sebelumnya.
---
Gilbert sudah mengira-ngira apa yang akan dibicarakan oleh Yang Mulia saat memanggilnya ke istana. Dari kerusuhan yang terjadi, juga pihak Kerajaan yang enggan menanggapi, sudah pasti Yang Mulia berharap Gilbert melakukan sesuatu. Ketika Gilbert menginjakkan kakinya di ruang pertemuan, beberapa bangsawan lain telah datang dan menunggu. Gilbert yang biasanya berkunjung ke Kerajaan hanya berbicara secara pribadi dengan Yang Mulia tidak menyangka akan kembali duduk bersama dengan kondisi yang berbeda.
Ada banyak hal yang dibicarakan, namun dari keseluruhan pembicaraan panjang itu, sang Raja hanya meminta para bangsawan untuk meredakan keributan yang terjadi. Ia bahkan meminta Nyonya Bridges untuk dibawa ke istana sementara waktu. Sebagai yang termuda di pertemuan itu, tidak banyak yang mendengarkan pendapat Gilbert dan mereka masih menganggapnya belum cukup dewasa untuk menjadi kepala keluarga meski usianya sudah melewati batas usia dewasa. Mereka memang tidak secara terang-terangan menunjukkan bagaimana mereka meremehkan kepala keluarga Grey yang baru. Tapi Gilbert bisa dengan mudah melihatnya sejelas melihat wajah-wajah menyebalkan mereka.
Gilbert menyadari sepenuhnya bahwa kemunculan tiba-tiba dirinya sebagai kepada keluarga Grey usai kebakaran hebat itu pasti masih menimbulkan beragam rekasi dari rekan-rekan bangsawan ayahnya bahkan hingga sekarang. Kali ini, Gilbert menerima saja bagaimana mereka meremehkannya seperti apa yang ia rencanakan. Gilbert berharap tidak harus melaksanakan permintaan Raja karena ia memiliki urusannya sendiri. Sebelum ritual abu pemanggil itu benar-benar dilakukan, ia harus menemukan siapa otak di balik seluruh rencana itu.
“Marquess Grey tidak perlu repot-repot menanganinya, kami akan melakukannya sebaik mungkin. Anda masih terlalu muda untuk menangani masalah seberat ini.” Count Douglas memamerkan senyum lebar kepada Gilbert dan dangguki oleh seluruh bangsawan yang ada di sana.
Seharusnya, dengan status Gilbert sebagai seorang Marquess mereka semua tidak bisa merendahkannya apalagi di depan Raja. Masing-masing dari mereka berpangkat lebih rendah daripada Gilbert sendiri. Namun karena usia Gilbert yang masih belia, membuat mereka menghapus rasa hormatnya dan meragukan kemampuan Gilbert. Tidak heran, mereka semua bangsawan-bangsawan paruh baya yang selalu menganggap pemuda sebagai seseorang yang sama sekali tidak memiliki pengalaman, bodoh, tidak mengerti dunia. Seandainya yang tengah duduk di kursi saat ini adalah Alexander Grey, Gilbert meragukan mereka berani untuk membantah ayahnya.
Gilbert mengulas senyum ramah. “Tentu saja Count Douglas, anak muda sepertiku tidak terlalu banyak pengalaman seperti kalian semua, dan tentunya tampak lebih bodoh dari kalian semua. Benar ‘kan?”
Count Douglas tampak terkejut dengan respon Gilbert. Mengiyakan ketika diremehkan dengan nada sindiran adalah hal yang tidak pernah dilakukan di antara para bangsawan. Ketika seorang bangsawan diragukan kemampuannya oleh bangsawan lain, lazimnya mereka akan melawan, menunjukkan prestasi mereka, berusaha keras mempertahankan nama baik mereka.
Gilbert tidak merasa hal itu perlu ia lakukan. Menjadi seorang Grey yang namanya tidak pernah ternoda selama generasi ke generasi membuat reputasinya tidak akan pernah diragukan oleh Kerajaan. Gilbert memanfaatkan nama baiknya, menyelinap dengan benteng nama baiknya untuk melakukan hal-hal yang harus ia lakukan. Lagipula, ia tidak berharap akan ditunjuk untuk mengurusi huru-hara ini karena memang ia lah yang menyebabkan segalanya. Lebih baik tidak menjadi bagian yang mengurusi hal itu demi keamanannya sendiri.
“Ehem.” Sang Raja berdeham pelan, menarik atensi para bangsawan dalam rapat itu untuk kembali tenang dan menatap sang Raja.
“Aku tidak akan menugaskan Gilbert untuk hal ini.” titah sang Raja.
Senyum mengejek dan tatapan mencemooh dari para bangsawan itu diterima Gilbert begitu saja. Sudah pasti, menunjukkan diri di hadapan Raja adalah impian mereka semua. Apalagi jika mereka sangat jarang mendapatkan tugas langsung dari Kerajaan. Mendapat nama baik di hadapan Raja akan memudahkan mereka juga, memberikan kesitimewaan sebagai bangsawan naik berkali-kali lipat.
“Aku melakukan ini bukan karena aku meragukan kemampuan Gilbert. Sejak Raja-Raja terdahulu, keluarga Grey selalu melayani Raja dengan sangat baik dan tidak pernah ada kesalahan fatal. Aku menghormati Grey sebagaimana pendahulu-pendahuluku melakukannya. Akhir-akhir ini aku sudah banyak menugaskannya secara pribadi, aku tidak ingin kemampuannya terlalu diforsir sehingga akan membuatnya kelelahan dan tidak bisa melakukan perintahku di kasus lain. Kupikir, menangani huru-hara rakyat adalah pekerjaan yang mudah. Ada banyak bangsawan yang menganggur seperti kalian, ini saatnya kalian bekerja daripada hanya diam menikmati pasokan pangan dan gelar kalian saja.”
Senyum bangga di wajah para bangsawan itu sirna. Masing-masing dari mereka menunduk dan tak berani menatap Raja. Gilbert tidak perlu banyak berbicara dan merendahkan orang lain hanya untuk mendapatkan pengakuan. Ia diuntungkan dengan nama Grey, tapi nama tidak akan bisa membawakan kejayaan jika dirinya sendiri hanya bisa berbicara tanpa ada aksi yang nyata. Ia bisa melaksanakan apa yang tidak bisa dilaksanakan mereka, itu sudah cukup untuk menjadi bukti bahwa dirinya jauh lebih layak daripada bangsawan-bangsawan yang hanya menikmati kesitimewaan statusnya.
-----