BAB 6 Daren

2000 Words
Di Kampus Harvard Tari nampak sedang duduk di salah satu kursi taman di belakang kampus tempat dia kuliah. Dia duduk sambil membaca sebuah novel berjudul "Semua Tentang Kamu". Rasanya novel ini sama persisi dengan isi hati dan pikiranku saat ini. Aku sudah menjauh dari Jakarta namun rasa itu tidak ikut menjauh malah memilih mengikutiku hingga ke Amrik. Apa begini yah namanya cinta pertama ? Sangat sulit untuk dilupakan. Untungnya aku masih bisa tetap fokus dengan kuliahku meskipun sering kali terlintas wajahnya dipikiranku. Kak Erlangga siapa kah sosok cewek idaman kakak ? Apakah dia lebih segalanya dariku hingga kamu tak bisa menatapku lebih dari seorang adik sahabatmu ? Aku sungguh penasaran dengan sosok itu. Mungkin aku bisa menanyakannya sama kak Tara siapa tau Erlangga sudah menceritakan kepada kakaknya siapa cewek itu. Nantilah selepas mata kuliah terakhir hari ini aku akan menelfon kakak Tara saat tiba di Apartemen. Batin Tari. Tari melanjutkan membaca novelnya namun dari belakangnya dia mendengar ada suara langkah kaki mendekat ke arahnya. Dia mencoba melihat dengan ekor matanya, benar saja ada sosok pemuda tampan yang berjalan ke arahnya. "Pemuda tampan : Permisi, Aku boleh duduk disini katanya menunjuk kursi di samping Tari? Tari : Silahkan saja, ini kan tempat umum. Dia bisa berbahasa indonesia ternyata. Batinnya. Pemuda tampan : Kenalkan namaku Daren mengulurkan tangannya ke arah Tari, kamu dari Indonesia juga kan ? Tari : Tari, sambil menerima uluran tangan Daren. Iya aku dari Jakarta. Daren : Aku dari Bandung. Dekat aja kota asal kita. Kamu semester berapa? Tari : Baru masuk, kamu ? Daren : Oh kamu mahasiswa baru. Aku sudah semester 3. Tari : Iya. Kakak suka nongkrong di taman ini juga ? Daren : Gak juga tadi kebetulan lewat terus liat kamu sempat melamun jadi aku hampiri aja. Tari : Oh. Aku lagi rindu keluarga aja. Daren : Aku juga awal-awal kuliah disini begitu. Nanti lama kelamaan akan terbiasa kok. Kamu tinggal dimana ? Tari : Di apartemen kakak aku, gak jauh dari kampus ini. Daren : Aku juga di apartemen dekat sini. Siapa tau kita satu gedung yah? Tari : Bisa iya bisa tidak, kak. Daren : Aku boleh minta nomor kamu gak ? Kalau kamu butuh bantuan bisa menghubungi aku juga. Tari : Boleh kok kak. Tari menyebutkan nomor HP nya. Daren : Menyimpan nomor Tari lalu menghubunginya. Itu nomor aku di save yah. Kamu gak ada mata kuliah lagi ? Tari : Masih ada satu kak. 15 menit lagi dimulai. Aku duluan yah kak. Berdiri lalu berjalan menuju kelasnya. Daren : Cantik, ramah dan idaman aku banget. Boleh deh aku mencoba mendekatinya. Siapa tau masih jomblo. Hehe." * * * Tari kini telah berada dalam kelas nya untuk mata kuliah terakhirnya hari ini. Aku coba chat Wilma deh nanti mau ngabarin dapat teman baru cowok ganteng dari Indonesia hihi. Tari sangat fokus mendengarkan apa yang di paparkan oleh dosennya. Tak jarang sesekali dia bertanya jika ada yang memang kurang dipahaminya. Sang dosen sangat menyukai mahasiswi seperti Tari yang sangat aktif dalam proses belajar mengajarnya ini. Percakapan dosen dan Tari ini menggunakan bahasa inggris namun saya terjemahkan saja ke bahasa indonesia hehe. "Dosen : Kamu berasal dari negara mana? Tari : Indonesia, pak. Dosen : Oh. Indonesia yah. Kamu saya lihat paling aktif bertanya dalam perkuliahan saya, tingkatkan yah. Buat yang lainnya kalau memang ada yang kurang di pahami tak usah malu untuk bertanya. Daripada hanya diam tapi ternyata belum mengerti apa yang saya jelaskan. Tari : Makasih, pak. Dosen : Okey kita lanjut yah. Silahkan semuanya menyimak dengan baik." Perkuliahan itu pun berlanjut hingga berakhir jamnya. Setelah selesai dosen dan teman-teman Tari keluar meninggalkan kelasnya. Tari nampak masih duduk di dalam kelas sambil menghubungi Wilma. "Wilma : Iya Tari, kamu sudah kelar kuliahnya ? Tari : Iya, barusan aja. Kamu ? Wilma : Barusan juga kelar. Mau bareng aku gak ? Tari : Boleh deh, mau singgah gak atau bermalam ? Wilma : Lain kali aja yah, aku antar kamu sampai depan gedung apartemen aja gpp kan ? Tari : Gpp Wilma. Kalau aku sudah hafal jalanan disini pengen minta mobil juga sama Ayah deh biar gampang kalau mau keluar-keluarnya. Wilma : Ngapain minta sama paman, mobil Kakak Wahyu banyak nganggur. Pilih saja salah satu. Pasti Kakak kasih itu. Tari : Boleh deh nanti aku tanya Ayah dulu hehe. Aku tunggu kamu di parkiran aja yah. Aku OTW. Wilma : Okey sepupu cantikku. Aku juga sudah mau OTW." Tak lama setelah Tari selesai menelfon dengan Wilma HP nya berbunyi tanda ada notif WA masuk dan itu dari Daren. Tari membukanya. "Daren : Sudah selesai gak kuliahnya ? Mau aku antar pulang? Tari : Sudah kok. Makasih sebelumnya kak. Tapi gak usah deh soalnya aku bareng sepupuku kok. Daren : Oh yasudah lain kali masih bisa. Hehe." Tari menyimpan kembali HP nya ke dalam Tas nya lalu berjalan menuju parkiran mobil Wilma. Dan disana Wilma sudah berdiri disamping mobilnya. "Wilma : Katanya sudah OTW kok datangnya lambat sih ? Tari : Haha. Maaf tadi sempat chatingan dulu sama seseorang. Wilma : Sudah punya gebetan kah ? Tari : Jangan ngaco. Teman aja kebetulan orang Indonesia juga. Dia dari bandung katanya. Namanya Daren sudah semester 3 katanya. Wilma : Wah cowok yah, ganteng tidak ? Tari : Lumayan. Wilma : Gantengan mana sama kakak Erlangga ? Haha Tari : Gantengan kak Wahyu. Wilma : Kalau kak Wahyu dengar bisa besar kepala dia. Ayo kita pulang. Tari : Gas lah." ** ** ** Dari kejauhan nampak Daren berdiri di dekat mobilnya. Oh itu sepupunya. Aku ikutin aja deh biar tau apartemennya dimana. Batinnya lalu melajukan mobilnya mengikuti mobil Wilma dengan jarak aman. Tak berapa lama mobil Wilma berhenti di depan gedung apartemen Daren. Daren tersenyum lebar. Wah beneran kami satu gedung apartemen ternyata. Tari pun turun dari dalam mobil setelah mengucapkan terima kasih kepada Wilma. Daren melajukan mobilnya mendekati Tari. "Tari, naik aku antar sampai parkiran nanti kita sama-sama naik ke apartemen mau gak? Karna aku juga tinggal di apartemen ini. Tanya Daren dari dalam mobilnya. Boleh deh, daripada jalan jauh, batin Tari lalu mengangguk dan memasuki mobil Daren. Kamu dilantai berapa Tari ? Tanya Daren lagi. Lantai paling atas kak. Jawab Tari. Wah itu kan hanya ada 3 kamar aja dan salah satunya punya aku. Kebetulan sekali yah, Tari. Ucap Daren. Ha? Serius kak? Tanya Tari. Iya, Tari. Kita bisa sama-sama aja naik. Kalau besok jam kuliah kita sama kamu bareng aku aja deh daripada merepotkan sepupu kamu lagi ? Tawar Daren. Hmm. Nanti aku tanya sepupu aku dulu yah, kak. Karna keluarga aku meminta tolong sama sepupu aku untuk mengantar jemput aku sebelum aku bawa mobil sendiri sih. Jelas Tari. Oh, iya. Gpp kok Tari kalau memang begitu." Dan gak terasa mereka sudah berada di lantai paling atas gedung apartemen itu. Tari pamit ke Daren ingin memasuki unitnya yang sangat kebetulan bersampingan dengan unit Daren. Mungkin ini yang namanya jodoh kali yah? tanya Daren dalam hatinya lalu memasuki unit apartemennya setelah Tari sudah tak terlihat lagi oleh matanya." ** ** ** Saat Tari memasuki unit Apartemennya dia langsung menuju sofa dan menghubungi Wilma. "Tari : Kamu sudah sampai gak ? Wilma : Alhamdulillah ini barusan banget sampai, kenapa? Tari : Tau gak Wilma kalau Aku dan Daren ternyata satu gedung apartemen bahkan satu lantai dan bersampingan unit. Kebetulan macam apa ini ? Wilma : Wow.. Mungkin jodoh yang Tuhan kirimkan untukmu atas do'amu waktu itu. Hahaha Tari : Kamu sendiri yang katakan kalau gak boleh memberikan orang harapan dan menjadikannya hanya pelarian yah kalau kamu lupa. Wilma : Wkwkwk iya juga yah. Tapi gpp lah kalau sama-sama jomblo gas aja kalau dia tembak kamu ke depannya. Tari : Biar waktu saja yang akan menjawabnya. Bye." *** *** *** Sementara itu di Jakarta tepatnya di ruangan Erlangga dikantornya dia mengangkat telfon dari nomor asing yang terus menerus menelfonnya. "Jessika : Akhirnya kamu angkat juga telfonku, Ngga. Erlangga : Mengangkat keningnya sebelah, Emang lo siapa sih ? Sok kenal banget sama gue. Lagian ngapain lo telfon gue terus menerus sih? Mengganggu aja. Jessika : Astaga kamu tidak mengingatku? Aku anak sahabat papamu yang dijodohkan denganmu. Erlangga : Oh. Cewek gila itu. Dengar baik-baik yah. Gak ada yang namanya perjodohan dalam keluarga gue. Jadi berhenti berharap sebelum perusahaan bokap lo gue bikin gulung tikar. Jessika : Gak gentel banget main serang perusahaan papa yang gak ada salahnya. Erlangga : Jelas salah lah kalau membiarkan anak gadis yang liar ini terus menggangguku. Jessika : Jaga yah bicara kamu kalau belum kenal sama aku jangan sembarang bicara. Erlangga : Cih. Gak usah munafik lo. Lo pikir gue gak tau kelakuan lo selama ini yang obral mur*h tubuh jal*ng lo itu dan dengan pedenya ingin menjadi istri gue. Jangan mimpi. Yang ada gue jij*k dengan barang bekas. Erlangga langsung mematikan dan memblokir nomor Jessika. *** *** *** Dan di rumahnya Jessika nampak sangat berang setelah dengan lantangnya Erlangga menyebutnya jal*ng. Arrrrgr dari mana lagi dia mengetahui apa yang aku lakukan selama ini. Apa dia menyelidikiku yah ? Pokoknya aku harus memaksa papa untuk tetap melanjutkan perjodohan ini. Kalau perlu aku akan menjebak Erlangga dengan obat perangsang sekalian. Kamu harus menjadi milikku, Ngaa. Supaya kamu tau bagaimana jal*ng ini akan memuaskanmu. Batin Jessika sambil tertawa misterius. Tanpa Jessika tau kalau Erlangga bukan orang yang gampang dia jebak begitu saja. Jessika kemudian menelfon papanya. "Herianto : Ada apa, Jess? Papa masih banyak kerjaan ini. Jessika : Aku mau papa desak om Sadewa untuk menyetujui perjodohan aku sama Erlangga bagaimana pun caranya. Herianto : Jangan gila Jessika. Kamu gak tau aja bagaimana mereka aslinya. Kalau kita berani mengusik mereka maka perusahaan kita bisa menjadi taruhannya. Sudahlah kamu tidak usah berharap lagi sama Erlangga. Kamu cantik kok masih banyak yang mau sama kamu diluar sana yang tidak jauh dari Erlangga. Jessika : Cih. Papa gak bisa diandalkan. lalu mematikan telfonnya." Kalau papa gak bisa maka aku bisa melangkah sendiri. Kalau Erlangga gak bisa ku dapatkan dengan cara baik maka aku akan menggunakan cara licik. Mungkin bisa menggoda om Sadewa dulu, dia pasti suka dengan service aku. Aku yakin istrinya sudah tidak bisa memuaskannya. Batin Elena dengan percaya dirinya. Aku akan memulainya dalam waktu dekat ini. Akan aku cari tau dulu bagaimana kehidupan Om Sadewa. Setelah dia masuk perangkapku tinggal aku ancam dengan hubungan terlarang kami saja kalau dia tidak mau menjodohkanku dengan anaknya. Tidak ada yang tidak bisa untuk Jessika. Belum ada dalam kamus Jessika gagal mendapatkan apa yang dia inginkan. Begitulah pemikiran Jessika saat ini. Dia sangat ingin memiliki Erlangga. Jessika telah salah jalan sejak duduk dibangku kuliah dan dia gak bisa hidup tanpa s*ks sekarang. Dia sangat terobsesi setelah bertemu dengan Erlangga. Dia yakin Erlangga akan sangat bisa memuaskannya di ranjang. Haaa. memikirkannya saja membuatku ingin disentuh. Aku harus segera menghubungi seseorang yang biasa menguntit. Ngapain aku punya banyak uang kalau tidak bisa membayar orang untuk melaksanakan rencanaku. Aku cukup duduk diam di kamar saja menunggu hasil orang bayaranku. Jessika kemudian menghubungi orang bayaran yang dikiranya sudah sangat handal. Dia ingin mulai besok orang itu sudah mulai mengikuti setiap kegiatannya om Sadewa. Mending sekarang aku menghubungi Joni. Joni adalah pemuda yang selalu berhasil memuaskannya di ranjang. Setelah menghubungi Joni dan menyuruh Joni untuk membooking hotel tempat mereka bercinta Jessika pun siap-siap dan memakai lingerie seksinya lalu menutupinya dengan pakaian tertutup diluar. Karna yang orang tuanya tau dia adalah anak baik yang berpakaian tertutup jika keluar. Mama dan papanya tidak mengetahui kalau anakya telah mengelabui mereka bertahun-tahun lamanya. Kini Jessika sudah berada di hotel XXX tempatnya janjian dengan Joni dan Joni sudah menunggunya di kamar. Jessika langsung menuju kamar yang ditempati Joni dan tidak menyadari bahwa darinya keluar rumah sudah diikuti oleh salah satu anak buah Erlangga untuk mencari dan menyimpan kartu AS Jessika jika dia tetap akan menginginkan Erlangga. Dan Anak buah Erlangga mengirimkannya kepada Erlangga. ** ** ** Di ruangannya Erlangga membuka video yang dikirimakan anak buahnya. Cih sekali jal*ng tetap akan jadi jal*ng. Jangan mimpi rencanamu akan berhasil. Gue akan membuatnya senjata makan tuan. Ucap Erlangga dengan senyum misteriusnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD