bc

SEMUA TENTANG KAMU

book_age18+
29
FOLLOW
1K
READ
dark
family
age gap
kickass heroine
heir/heiress
sweet
lighthearted
serious
campus
city
office/work place
childhood crush
like
intro-logo
Blurb

Namaku Utari Wulandari Wijaya. Aku anak bungsu dari dua bersaudara. Nama Ayahku Erland Widodo, Ibuku Tiara Adiwiguna. Aku mempunyai seorang kakak bernama Utara Pratama Widodo. Keluargaku sangat harmonis, mereka sangat menyayangiku. Aku mencintai seorang lelaki yang bernama Erlangga Wijaya. Namun aku belum berani untuk mengutarakannya. Meskipun di zaman sekarang sudah banyak cewek yang memulai duluan namun aku masih mengumpulkan keberanian itu. Kami sangat dekat bahkan dari kecil karna kebetulan kedua orangtua kami bersahabat dan kakak aku seumuran dengan Erlangga bahkan boleh dikata mereka juga sohib. Aku pernah mengutarakan isi hatiku kepada kakakku, saking dekatnya hubungan persaudaraan kami aku selalu menceritakan segala hal yang kurasa padanya. Kata kakakku Erlangga mempunyai sosok wanita yang sangat dicintainya namun dia belum pernah mengenalkannya pada kakakku. Aku sempat putus asa setelah mendengarkan penjelasan kakakku. Apakah rasaku padanya harus layu sebelum berkembang batinku. Tapi jika aku memaksakan untuk mengungkapkan isi hatiku pada Erlangga apakah aku siap untuk merasakan sakit karna cintaku bertepuk sebelah tangan ? Pikirku lagi. Entahlah. Aku pun tidak tau harus bagaimana. Karna perasaan ini muncul dengan sendirinya tanpa aku cegah. Disaat aku ingin membuang rasa ini malah semakin besar pula rasa itu muncul, sungguh ini sangatlah menyiksaku. Kakakku sangat prihatin denganku tapi dia juga tidak bisa berbuat banyak kalau masalah perasaan. Karna biar bagaimanapun dekatnya hubungan persahabatannya dengan Erlangga, Tara tetap tau batasan, Dia tidak ingin mencampuri urusan pribadi sahabatnya. Dia hanya bisa memeluk adiknya, sabar ya dek. Kakak hanya bisa berdoa semoga kamu bahagia kelak siapapun pasanganmu. Cobalah untuk belajar mengikhlaskan perasaanmu, pelan-pelan coba kamu kubur semoga saja seiring berjalannya waktu rasa itu bisa pergi dari hatimu. Katanya lembut sembari mengusap kepala adik kesayangannya.

Bagaimana kelanjutan cerita Utari dan lainnya ????

Apakah cintanya Erlangga akan untuk Utari atau gadis lainnya?

chap-preview
Free preview
BAB 1 Menghapus Perasaan
Pagi itu seorang cewek bernama Utari Wulandari Widodo yang biasa di panggil Tari terlihat sedang sangat sibuk-sibuknya menyusun Skripsinya. Dia tak menghiraukan orang-orang yang berada di sekitarnya. Beberapa kali dia menghadapi kendala namun dia mampu melewatinya tanpa mengeluh sedikit pun. Karna dia mempunyai tekad untuk menyelesaikan skripsinya secepat yang dia bisa. Dalam pikirannya hanya bagaimana caranya agar segera di wisuda. Dia ingin melanjutkan kuliah S2 nya ke luar negeri. Dia ingin cepat-cepat bisa meninggalkan Jakarta untuk beberapa tahun ke depan. Semoga aja sanggup. Batinnya. Bukan tanpa alasan dia mengambil langkah besar dalam hidupnya itu. Karna selama ini dia selalu dekat dengan orang tua dan kakaknya. Dia belum pernah berjauhan dalam waktu yang cukup lama dengan keluarganya. Maklum lah anak bungsu kesayangan yang gak bisa jauh dari keluarga dan memang belum pernah ada dalam sejarahnya. Tari adalah anak dari pasangan pengusaha sukses Erland Widodo dan Tiara Adiwiguna. Dia memiliki seorang kakak bernama Utara Widodo yang sangat menyayanginya. Tapi demi menghapus perasaannya pada seorang lelaki yang bernama Erlangga Wijaya yang tak lain adalah anak dari sahabat papanya yaitu Sadewa Wijaya dan Ida William, dia memberanikan diri untuk pertama kalinya kelak akan berjauhan dengan keluarganya. Tari mencintai Erlangga sejak dia masih SMA dan saat itu Erlangga sudah duduk dibangku kuliah, namun dia tidak berani untuk mengungkapkannya. Padahal di zaman sekarang bukan hanya cowok saja yang bisa duluan mengungkapkan perasaannya, cewek pun bisa. Sudah bukan jadi hal yang tabuh lagi. Karna kan yang menjalani hubungan itu dua orang pasangan bukan hanya satu orang saja. Tapi Tari belum memiliki keberaniaan itu. Semakin hari rasa itu bukannya hilang malah semakin bertambah besar sampai dia sendiri kewalahan mengatasinya. Dia kadang rasanya ingin pindah bumi saja. Andaikan bisa. Hehe Pertemuan mereka juga hampir setiap hari karna Erlangga selain anak sahabat papanya juga adalah sahabat kakaknya yang selalu berkunjung ke rumah jika senggang dan senggangnya Erlangga itu hampir tiap hari. Bahkan mereka semua adalah teman masa kecil sampai sekarang. Tari pernah bercerita kepada kakaknya tentang perasaannya itu, namun kata kak Tara cobalah untuk menghapus pelan-pelan perasaan itu. Bukan karna kakaknta tidak mendukungnya bersama Erlangga. Namun setaunya Erlangga sudah mempunyai wanita idamannya hanya saja belum pernah mengenalkannya kepada Tara. Itu yang pernah Erlangga katakan kepada Tara. Dan Tara mencoba mengatakannya juga kepada adeknya lebih awal sebelum perasaan adiknya semakin jauh pikirnya. Tara tidak mau adiknya menyakiti dirinya sendiri dengan perasaan yang bertepuk sebelah tangan itu. Tara sangat menyayangi adik satu-satunya itu. Tara berharap kelak adiknya mendapatkan pasangan yang mencintainya juga. Sehingga adik kesayangannya itu bisa berbahagia dan menua bersama pasangannya kelak. Begitulah pikir Tara. Maka dari itu, setelah mempertimbangkan semuanya dia memilih menjauh sejenak untuk melupakan perasaannya terhadap Erlangga. Mungkin jika tidak pernah bertemu lagi dengan Erlangga, rasaku padanya bisa sirna seiring berjalannya waktu. Semoga saja alam semesta merestui keinginan hatiku ini, aamiin .Batin Tari * * * Tari pun menuju kampusnya untuk melakukan bimbingan skripsinya karna sudah janjian dengan pembimbing 1 dan 2 nya. Setibanya dikampus Tari langsung menemui pembimbing 1 nya terlebih dahulu lalu lanjut ke pembimbing 2 nya. Tari sangat bersemangat bahkan terkadang dia berlari kecil untuk menghampiri dosennya. Dia takut jika dosennya kembali sibuk dan menunda bimbingannya hari ini. Namun ternyata keberuntungan berpihak kepada Tari. Bimbingannya hari ini berjalan dengan sangat lancar. Alhamdulillah gak ada revisi tinggal pengajuan ke prodi, semoga berjalan lancar lagi. Gumam Tari. Hari itu juga Tari mengurus persiapan untuk ujian proposalnya dan setelah itu pulang ke rumah untuk mempelajari lagi proposalnya karna dua hari ke depan adalah jadwal ujian proposalnya. Hari ini sungguh melelahkan sekali tetapi aku sangat puas. Semoga aku masih bisa mengejar dan sempat mengikuti untuk wisuda pertama, 2 bulan lagi. Aku pasti bisa. Semangat Utari katanya menyemangati dirinya sendiri. * * * Tiba dirumah Tari malah mendapati mobil yang sudah tidak asing lagi terparkir di depan rumah mewahnya. Huftt.. Niat hati ingin menghindar tapi semesta belum juga mengizinkan. Apakah semesta menyukai rasa sesak yang ku alami ini ? Gumamnya pelan lalu memasuki rumahnya dengan lesuh. Semangatnya yang tadi berkobar langsung lenyap seketika. Sudah pulang dek, tanya Tara menyapa adiknya yang nampak baru pulang dari kampus, disampingnya ada Erlangga yang diam-diam melirik ke arah adik sahabatnya itu. Iya, kak. Baru banget sampainya jawab Tari. Ee ada kak Erlangga juga yah, sudah dari tadi kak? Tanyanya basa basi melihat ke arah ke Erlangga dan pura-pura bersemangat lagi . Hmmm. Belum lama juga aku nyampainya, Tari. Kamu langsung mau ke kamar? Gak disni dulu gabung sama kami ? Tanya Erlangga. Hmm. Iya kak. Lain kali aja yah. Aku capek banget tadi habis bimbingan di kedua pembimbingku. Yaudah aku mau naik ke kamarku dulu yah kak Tara, Kak Erlangga. Kalian lanjut aja. Jelas Tari panjang lebar dan berlalu menaiki tangga tanpa menoleh ke belakang lagi. Adikmu kok kayak menghidari aku yah, Tar? Tanya Erlangga. Haaa? Menghindari lo bagaimana maksudnya ? Tanya balik Tara. Perasaan gue sih gitu, biasanya kan juga ngobrol lama dulu bareng kita. Tapi tadi buru-buru banget ke kamarnya. Sudah aku ajakin buat gabung sama kita tapi ada aja alasannya deh. Ucap Erlangga Hmmm perasaan lo aja itu, Ngga. Tari mungkin capek aja habis dari kampus bimbingan skripsinya. Udahlah gak usah dipikirkan lagi. Jelas Tara. ** ** ** Sedangkan di dalam kamar Tari sedang menenangkan dirinya karna jantungnya yang berdetak tak karuan tadi saat bertemu Erlangga. Kuat Tari, kamu pasti bisa untuk membuang jauh-jauh rasa lo ini. Fighthing Tari. Mending aku pelajari ulang proposalku aja deh. Biar pas ujian nanti aku bisa menjawab semua pertanyaan dari penguji dan pembimbingku, Gumam Tari lagi. Tari pun larut dalam belajarnya sampai tak terasa sudah malam dan waktunya makan malam telah tiba. Dia pun siap-siap turun ke bawah untuk makan malam bersama keluarga tercintanya. Sesampainya dibawah dia nampak terkejut karna Erlangga masih belum pulang juga. Namun cepat-cepat dia sembunyikan raut mukanya sebelum diperhatikan oleh mereka. Habis ngapain dek kok baru turun? Tanya Ayahnya. Habis belajar, Yah buat ujian proposal lusa. Jawab Tari Emang udah ACC aja proposal kamu dek ? Kali ini Tara yang bertanya. Alhamdulillah kak, tadi bimbingan langsung ACC tanpa revisi. Jawab Tari lagi dengan bangga. Wits jago banget adik kesayangan kakak ini yah. Kata Tara bangga. Ditempat duduknya Erlangga hanya memperhatikan interaksi keluarga sahabatnya yang sangat harmonis itu. Makan yang banyak, Ngga kata Bunda Tiara kepada Erlangga. Iya, tante. Tapi ini Erlangga sudah kenyang kok. Kok dikit banget makannya kak Erlangga ? Tanya Tari tiba-tiba. Gak dikit juga kok dek, kamu aja yang baru turun. Sudah dari tadi kakak makan, banyak kok. Jawab Erlangga. Oh. Yaudah kak. Aku lanjut makan dulu yah. Ujar Tari. Setelah semua sudah selesai makan Erlangga pamit pulang ke rumahnya. Sedangkan Tari beserta orangtua dan kakaknya lagi berkumpul di ruang keluarga. Hal yang selalu mereka lakukan setelah selesai makan. Mereka wajib berkumpul bersama seperti ini untuk saling tukar cerita. Sekaligus Ayah dan Bunda menanyakan kegiatan-kegiatan anak-anaknya. Bagaimana kerjaan dikantor, Kak ? Tanya Erland memulai percakapan. Alhamdulillah, baik, Yah. Sejauh ini gak ada masalah yang berarti, aku masih bisa mengatasinya. Jawab Tara mantap. Ciee kakak, sudah jago aja pimpin perusahaan. Goda Tari kepada kakaknya. Hmmm mau tidak mau dong dek, kalau sudah memulai yah harus bertanggungjawab penuh. Ujar Tara. Ayah dan bunda bangga sama kakak. Mungkin sebantar lagi Ayah bisa pensiun yah, Kak? Jadi Kakak bisa pegang perusahaan seutuhnya. Ayah sesekali aja berkunjung ke Perusahaan. Tanya Ayah Erland Jangan dulu lah, Yah. Aku masih harus banyak belajar dulu sama Ayah. Kata Tara cepat. Kamu bisa belajar sama Ayah kalau dirumah, Kak. Ayah ingin menikmati masa tua Ayah berduamenemani bunda jalan-jalan keluar negeri. Butuh refreshing, kak. Ujar Ayah Erland dengan suara memelas. Wah, Tari ikut dong, Yah. Tapi setelah Tari sidang dan selesaikan pengurusan wisuda yah. Kata Tari. Kamu kalau keluar negeri aja cepat banget bersuara. Ayah sama bunda hanya mau pergi berdua dek, sekalian quality time, iya gak bun? Tanya Ayah kepada istrinya, sengaja menggoda anak bungsunya. Iya, benar banget, Yah. Adek tinggal dirumah aja temani kakak. Nanti kalau sudah wisuda baru pikir jalan-jalannya. Jawab Bunda Tiara. Hmmm. Adek pengen lanjut S2 di Amrik aja Bun, Yah, Kak. Adek sudah daftar di Universitas Harvard dan sudah keterima juga. Maaf kalau Tari baru sampaikan sama kalian. Ucap Tari berhasil membuat keluarganya terkejut. Astagfirullah, dek. Ucap Ayah, Bunda dan Kakak Tari bersamaan. Bisa-bisanya hal sebesar ini kamu tidak merundingkannya dulu bersama kami, dek ? Emang kamu bisa hidup sendiri di negara orang? Tanya Bunda Tiara lemas mendengar anaknya ingin kuliah diluar negeri. Di bisakan aja, bun. Itung-itung belajar hidup mandiri. Nanti kan bisa kalian sesekali datang mengunjungi aku. Atau tiap sebulan sekali kalian ke sana. Semua bisa diatur, bunda. Tara hanya menatap intens ke arah adiknya. Apa ini cara Tari ingin melupakan Erlangga, yah. Batin Tara. Kalau iya aku sangat mendukung keputusan Tari daripada kasian adikku susah move on kalau di Jakarta yang bisa dikatakan hampir tiap hari bertemu Erlangga. Hmmm. Kamu sudah memikirkan semuanya dengan matang-matang, dek ? Gak dekat loh Jakarta - Amrik. Tanya Ayah Erland. Sudah, Yah. Tari sudah memprtimbangkan semuanya dari jauh-jauh hari kok. Tari siap hidup mandiri, Yah. Disana kan ada Apartemen kakak bisa Tari tempati nanti kalau kuliah. Jawab Tari. Kebetulan Tara alumni Universitas Harvard juga untuk S2 dan S3 nya dan dia memang memiliki Apartemen disana, sengaja gak dijual karna sesekali dia masih biasa berkunjung ke Amrik untuk urusan kerjaanya. Kalau memang kamu sudah mempertimbangkan semuanya dengan mantap yah mau bagaimana lagi. Ayah hanya bisa mendukung keputusan kamu. Nanti, kalau ada apa-apa cepat kabari kami, jangan dipendam sendiri. Ucap Ayah dengan bijaknya. Ayah, kok malah diizinin anaknya untuk kuliah jauh dari kita. Anak gadisnya loh, Yah. Masa mau dilepas gitu aja. Gumam Bunda gak terima anak gadisnya ingin kuliah jauh darinya. Gpp, bun. Adek sudah dewasa, biarkan dia belajar mandiri, nanti aku minta tolong Erman untuk sering mengunjunginya. Jawab Ayah Erland lagi. Di Amrik kebetulan ada adik Ayah Erland, Erman Widodo yang mengelola perusahaan keluarga mereka dan sudah lama menetap disana. Jadi dengan segala pertimbangan Ayah Erland, dia menyetujui keinginan anak gadisnya itu. Hmmm. Bunda masih berat banget jauh dari adek. Coba adek pikirkan ulang lagi deh keinginan kuliah diluar negerinya. Kata Tiara merayu anaknya untuk mengubah keputusannya. Keputusan adek sudah final, bun. Maaf yah. Kata Tari tegas. Hmmm. Yaudahlah. Kalau adek tetap kekeh. Bunda bisa apa. Aku selalu mendukung apapun keputusan adek. Asalkan adek bisa tanggungjawab dengan keputusannya yah. Tetap aja kalau nantinya mengalami kesulitan tau kan harus hubungi siapa? Kata Tara mulai bersuara dan menatap lembut ke arah adeknya. Iya, kakak. Makasih banyak. Kakak memang yang selalu mengerti adek kata Tari lalu berdiri menghampiri dan memeluk kakaknya. Sama-sama sayangnya, kakak. Jawab Tara sambil membalas pelukan adiknya. Bunda dan Ayah pun ikut bergabung memeluk kedua anaknya. Kami bangga melihat kerukunan kalian berdua, begitu terus yah kakak dan adek, harus saling menjaga dan menyayangi satu sama lain. Kata Erland terharu. Pasti dong, Bun, Yah kompak Tara dan Tari bersuara. Ini hasil didikan Ayah dan Bunda juga. Terima kasih sudah menjadi panutan yang baik selama ini untuk aku dan adek, Yah, Bun. Semoga kalian sehat terus yah. Dan bisa menikmati masa tua kalian nanti dengan kehadiran cucu-cucu dari aku dan Tari Sambung Tara lagi. Aamiin. Wah kayaknya Tara sudah mau mengenalkan kita sama calon menantu, Yah. Kata Bunda Tiara. Benar begitu, Tara ? Tanya Ayah Erland. Kalau sekarang yang belum, Yah. Emang menemukan pasangan yang pas semudah membalikkan telapak tangan kah? Menemukan yang tulus itu susah. Kalau menemukan yang pengen harta aja banyak mengantri. Jelas Tara. Oh. Bunda kira sudah ada karna kamu bahasnya sudah cucu buat Ayah dan Bunda kan. Ucap Bunda Tiara. Maksud Tara yah ke depannya. Siapa tahun beberapa tahun lagi Allah kirimkan bidadari untuk Tara persunting kan. Kata Tara. Aamiin kan aja lah bunda, kata Ayah Erland. Aamiin. Semoga anak bunda disegerakan jodhnya yang cantik, baik dan sayang sama Tara tulus bukan karna sayang sama hartanya saja. Ucap Bunda Tiara. Aamiin. Ucap Tari, Tara dan Ayah Erland kompak. Masya Allah kompak sekali kalian. Ya Allah jaga selalu keluaga kecilku dari segala yang tidak baik. Biar kami bisa menua dengan bahagia berkumpul bersama anak-anak bahkan cucu-cucu kami kelak. Aamiin. Batin Bunda Tiara.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

SEXY DEVIL UNCLE

read
18.2K
bc

MENIKAHI PAPA MANTAN PACARKU

read
6.1K
bc

Pemuas Hasrat Mantan Suami

read
51.3K
bc

Nona-ku Canduku

read
97.5K
bc

HASRAT MERESAHKAN

read
138.9K
bc

Ayah Tiriku Sugar Daddyku

read
45.5K
bc

Menjadi Istri Tuan Revan

read
108.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook