1. New Lecturer?

977 Words
"Bunda nggak pergi kan hari ini?" tanya seorang pria kepada Ibunya. "Memang ada apa? Kau mau mengenalkan Bundamu ini dengan mantu?" tanya sang bunda membuat pria itu diam. "Ayah nanti pulang kerja Rachel beliin sate yang deket kantor Ayah, ya," minta seorang gadis yang dianggukki Ayahnya. "Beli sendiri bisa kan, Dek?" tanya pria yang wajahnya mirip dengan sang gadis. "Maunya dibeliin Ayah. Soalnya kalo Ayah yang beli pasti enak," ucap sang Gadis menimpali. "Bagaimana dengan kuliahmu, Ray?" tanya sang Ayah membuat pria yang mirip sang gadis itu hanya cengengesan. Rayhan atau biasa disapa dengan Ray hanya bisa tersenyum saat sang Ayah menanyakan kuliahnya. Semua lancar. "Rachel?" tanya sang Ayah. "Lancar, Yah. Sangat lancar," jawab gadis itu yang bernama Rachel. "Nggak bolos, kan?" "Nggak, Ayah. Rachel kan anak baik-baik," jawab Rachel lancar. "Nggak pecicilan kan?" So damn! Rachel hanya bisa menampilkan senyum manisnya. "Bang Ferro kapan pulang?" tanya Ray pada Bundanya yang dari tadi asik menyimak obrolan anak dan ayahnya. "Bulan depan, sekalian ulang tahunnya Angel." "Rachel berangkat. Nanti Rachel kalo pulang siang mampir kekantor Ayah," ucap Rachel pamit dan pergi setelah salim pada kedua orang tuanya dan memberikan usapan manja dipipi kembarannya yang membuat si kembaran mengaduh kesakitan. $$$$$$$$ "Jadwalku hari ini?" "Meeting di perusahaan Xander's Companny lalu makan siang sekaligus pembahasaan proyek dengan ArŞ Grup direstoran Arsy setelah itu free dan malamnya makan malam dengan tangan kanan ArŞ Grup." "Kenapa tidak sekalian ArŞ Grup disiang saja?" "Beda cabang, Bos. Yang siang dengan direkturnya, kalo yang malamsama tangan kanannya. Bos mereka diJerman," ucap sang sekretaris sekaligus sahabatnya. "Oke." "Ngajar nggak lo?" "Hm." "Sana pergi! Udah mau jam 8," usir Al membuat Zion menatapnya kesal. .... ... .. . Sedangkan dikampus, Rachel menatap teman-temannya yang heboh sendiri mengenai dosen baru. "Pamfletnya dipasang nggak?" tanya Arnold, Sahabat Rachel. "Pasang aja. Eh kagak usahlah! Buang aja," balas Rachel. "Oke. Ntar malam makan-makan yuk! Gue traktir," ajak Leo sambil merangkul Rachel. "Okelah kalo itu," balas Dera semangat, sedangkan Reno dan Varo hanya mengangguk setuju saja. Mereka duduk dibangku tengah dengan Rachel yang berada ditengah antara Arnold dan Leo, sedangkan dibelakang mereka ada Dera yang juga berada ditengah Reno dan Varo. Orang tua mereka yang bersahabat baik, membuat mereka seperti saudara sendiri dan saling barbar tanpa kenal gengsi. "Selamat pagi semua," sapa seorang pria yang memasuki kesal membuat kelas yang tadi gaduh seketika hening. "Pagi, Pak," jawab Rachel dan para sahabatnya lantang karna seluruh kelas yang mayoritas cewek yang menganga sedangkan yang cowok hanya menjawab dengan menggumam. "Perkenalkan nama saya Zion Ethan Ŕanzœ, panggil saja Zion. Saya disini menggantikan Pak Zayn yang melanjutkan study di LA. Selama saya menjadi dosen kalian, tidak boleh ada yang memakai kaos dikelas saya atau keluar." "Kebanyakkan pasal," gumam Rachel kesal. "Telat 1 menit silahkan keluar, tidak mengerjakan tugas silahkan membuat tugas 2 kali lipat dan jika tidur dikelas saya, silahkan traktir 1 kelas. Ada yang mau ditanyakan?" "Dosen telat tutup pintu dari luar," ucap Rachel santai yang langsung mendapat tatapan tajam dari Zion. "What your name girl?" tanya Zion dengan nada yang membekukan seisi kelas. "Rachel," jawab Rachel singkat. Zion membuka buku absen dan mencari nama Rachel. "Albreta Rachel Alexander. Your Father my friends, saya hargai keputusanmu Nona Alexander," ucap Zion dingin. Setelah itu, Zion langsung memulai pelajaran dengan kuis untuk mengetas sampai mana pembelajaran yang mereka tangkap, dan hal itu sukses membuah seluruh kelas meracau dengan sendirinya. "Sampai jumpa lusa nanti dan selamat istirahat," ucap Zion langsung keluar kelas. "GUE BANTAI LO DOSEN KAMV**T!" teriak Rachel kesal. Dan tanpa mereka semua tahu, ternyata Zion mendengar teriakan Rachel karna ia yang menutup pintu belum rapat serta berhenti karna ponselnya berbunyi tanda email masuk. "Lihat sampai mana kau berani memaki, gadis nakal," gumamnya lalu pergi. $$$$$$$ Rachel mengentikan mobilnya didepan lobby kantor Ayahnya. "Pak satpam, minta tolong parkirin mobil Rachel ya. Itu dijok samping ada makan siang buat Bapak. Ambil aja semua," ucap Rachel sambil memberikan kunci mobilnya pada satpam kantor yang bernama, Arip. "Siap, Neng. Makasih ya," ucap Pak Arip dengan semangat. "Yoi, Pak. Bye bye," ucap Arla langsung masuk kedalam lobby. "Siang, Mbak Ara, mbak Rani," sapa Rachel pada resepsionist sambil menebarkan senyumnya lalu masuk kedalan lift. Sesamoainya lantai yang dituju, segera Rachel berjalan menuju pintu coklat besar disana. "Nggak kuliah, Chel?" tanya Sekretaris Ayahnya membuat Rachel hanya tersenyum lalu menggeleng. "Bapak CEO ada tamu nggak, Bang?" tanya Rachel pada Dava, Sekretaris Ayahnya. "Masuk aja, Tapi setengah jam lagi ada meeting." "Oke," balas Rachel lalu masuk kedalam ruang dimana sang Ayah sedang bergelut dengan kertas-kertas. "Assalamu'alaikum, Bapak," ucap Rachel dengan suara yang dibuat-buat. "Waalaikumsalam. Ada perlu apa dengan saya?" tanya Vino, Ayah Rachel yang masih fokus pada berkas-berkasnya. "Istri kedua, Bapak datang mengamuk di lobby," ucap Rachel menahan tawanya. Vino yang mendengar langsung menggeram kesal dan langsung mendongakkan kepalanya menatap siapa yang berani bicara asal. "Ayah kira siapa tadi, Dek. Udah mau Ayah marahin," ucap Vino menatap gemas putrinya yang hanya cekikikan didepan pintu. "Maaf, Ayah," ucap Rachel yang berjalan kearah kulkas yang berada dipojok ruangan. "Es krim Rachel kok tinggal 2, Yah?" tanya Rachel saat melihat kulkas Ayahnya yang hanya berisi 2 es krim miliknya, seingatnya ada 4. "Kemaren Om Fikri kesini sama Lily, eh Leo nya nyusul terus ngambil punyamu," ucap Vino mambuat Rachel mendengus kesal. "Nanti Ayah beiin lagi. Kenapa putri Ayah kesini hm?" "Tadi ada dosen baru, Yah. Galak banget," curhat Rachel yang hanya mendapat senyuman dari Vino. "Berarti dosen itu baik. Dosen nggak bakal galak kalo mahasiswinya nggak kurang ajar," ucap Vino yang dijawab Rachel dengan anggukkan. "Nanti malam Rachel tidur dirumahnya Arnold ya, Yah? Gak apa-apa kan?" "Jangan begadang tapi," ucap Vino yang diangguki Rachel dengan patuh. "Satenya nggak jadi dong?" tanya Vino mengingat pesanan Anaknya tadi pagi. "Nanti Rachel beli sendiri." "Jangan pecicilan!" "Iya, Ayah. Kalo gitu Rachel mau pulang dulu, Ayah kan mau meeting," ucap Rachel pamit pulang. "Hati-hati dijalan." "Siap 86." ########## Sorru PUEBI masih diterjang 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD