Mulai Dekat

1020 Words
"Pasien hanya mengalami sakit lambung biasa akibat telat makan. Kami juga sudah menulis resep obat yang bisa kalian ambil di kasir," ucap Dokter yang baru saja keluar.   "Lalu pasien kapan boleh pulang Dok?" Tanya Bella.   "Hari ini sudah bisa pulang," jawab Dokter. Tak lamanya suster keluar menuntun Asya. Asya nampak pucat tak bertenaga, "saya permisi," Lanjutnya.   Arsyad dan Bella mengangguk lalu Arsyad langsung menghampiri Asya.   "Biar saya aja, Sus," ucap Arsyad. Suster itu hanya mengangguk dan berlalu pergi saat Asya sudah berpindah alih, "Bell, lo ambil obatnya ya dikasir. Gue duluan ke mobil sama Asya," Lanjutnya.   Bella mengangguk patuh dan berlalu pergi.   "Kuat gak?" tanya Arsyad melihat Asya yang lemah tak bertenaga. Asya hanya menggeleng sebagai jawaban karna perutnya masih sedikit perih.   "Gue gendong deh," Arsyad segera menggendong Asya. Asya masih diam. Mungkin dia sedang menahan mati-matian rasa sakitnya.   Dengan hati-hati Arsyad membawa Asya keparkiran mobil. Setelah sampai, Arsyad kembali membaringkan tubuh Asya dikursi belakang.   "Lo tiduran aja, gak usah duduk nanti sakit lagi," ucap Arsyad. Asya hanya mengangguk dan memejamkan matanya.   Arsyad masuk kedalam mobil dan kembali menatap ke jok belakang mobil. Asya tertidur. Tenang sekali.   Arsyad menghela nafas seraya mengusap wajahnya, "nyusahin tapi bikin gue khawatir."   Dan Arsyad sadar. Ini kali pertama ia merasakan khawatir karna seseorang selain dengan Hazell.   *   Pagi ini Asya sudah duduk manis dikursi sekolahnya. Kepalanya terbaring di atas meja. Wajahnya ditutup jaket putih s**u miliknya. Nafasnya teratur dan sakitnya sudah sedikit hilang karna tadi pagi Asya sudah meminum obatnya.   "Hai." Suara laki-laki yang ia kenal membuat Asya terbangun terkejut. Bahkan kakinya sampai terkena meja.   "Aw." Asya meringis seraya menyentuh pahanya.   Arsyad kelihatan panik lagi seraya menyentuh pundak Asya, "sorry-sorry gue ngagetin ya?"   Asya menatap Arsyad tajam lalu melihat sekeliling. Hanya ada dia dan Arsyad, yang lain belum datang. Memang sih ini masih jam setengah tujuh dan masuk sekolah jam setengah delapan.   "Jangan ganggu gue," kata Asya kembali membaringkan kepalanya di atas meja, membelakangi Arsyad.   Arsyad tersenyum tipis. Ia mengambil pulpen yang ada didalam kotak pensil pink yang Arsyad yakini itu milik Asya. Asya yang sadar ada gerak-gerik mencurigakan hanya diam dan mendengus malas. Asya lebih baik memejamkan matanya. Arsyad sedikit mengintip buku tulis yang sedikit tertutup tangan Asya. Mencoba melirik nama panjang yang tertulis dipojok kanan buku tulis Asya.   Ananda Asya Syifa   Dengan hati-hati Arsyad menulis nama Asya ditelapak tangannya. Beserta hiasan love kecil diakhir kalimat. Arsyad sampai tidak sadar dia melakukan hal ini.   Arsyad mencolek-colek lengan Asya, “Sya,”   "Apa sih?" jawab Asya bangkit dan menatap Arsyad tajam. Dua murid sudah datang masuk ke kelas. Bahkan menjerit tertahan mendapati cowok ganteng kelas 11 ini masuk ke kelasnya pagi-pagi berduaan dengan Asya.   Kak Arsyad ituu! Astaga. Bisik perempuan yang satu kelas dengan Asya.   So sweet banget ya, pagi-pagi bikin iri.   Asya menatap temannya heran lalu tangannya teralih memijat pelipisnya.   "Sya liat deh," ucap Arsyad, lagi, sambil menunjukan telapak tangannya yang sudah tertulis rapih nama Asya. Asya menatap telapak tangan Arsyad dalam diam.   Tiba-tiba fikiran jailnya terlintas, "Syad, liat deh," Asya tersenyum, menunjukan telapak tangannya juga pada Arsyad.   Arsyad ikut tersenyum menatap telapak tangan Asya. Tapi, kosong tidak ada tulisan.   “Liat gak?" Tanya Asya lagi. Dengan wajah seperti anak kecil Arsyad menggeleng.   "Ini, urat gue keliatan kan?" ucap Asya meledek lalu tertawa. Arsyad menatap Asya sebentar lalu tertawa juga.   Bella, Keyna, dan Nata yang baru datang langsung terdiam. Mau tak mau yang berada dibelakang Keyna menabrak tubuh Keyna hingga ketiganya terjatuh.   "Aduh lo kenapa sih berenti?!" omel Bella seraya mengelus keningnya yang mencium lantai kelas.   Ketiganya bangkit dan diam menatap Asya yang tertawa terpingkal-pingkal bersama Arsyad. Suasana kelas sudah ramai. Banyak anak kelas lain ikut mengintip di depan jendela hanya untuk sekedar menatap Asya dan Arsyad yang sedang bercanda.   "Haha ampun ampun!" teriak Asya yang sudah dikelitiki Arsyad. Tentu keakraban ini terjadi secara tidak sengaja. Bahkan keduanya tidak sadar.   Nata menepuk pipinya, "gila ini gue gak salah masuk kelas kan?"   Keyna memotret keduanya dan di-share fotonya di instagramnya, "bakalan jadi hot news nih."   Bella hanya diam lalu berlalu pergi keluar kelas, entah kemana.   "Bella mau kemana?!" teriak Keyna yang mencoba mengikuti Bella keluar kelas dengan sulit karna sudah ramai.   Asya yang sadar keadaan sudah ramai, kembali terdiam. Arsyad menatap sekeliling yang menatapnya.   "Um, gue ke kelas ya udah rame," kata Arsyad menepuk puncak kepala Asya dua kali lalu berlalu pergi.   Asya terdiam. Wajahnya memanas saat Arsyad mengelus kepalanya. Pipinya mungkin sudah berubah menjadi merah merona. Asya hanya menundukan kepalanya dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.   Arsyad keluar dengan santai. Tidak sesulit Bella tadi. Saat Arsyad keluar semua yang menatapnya hanya memberi jalan untuk Arsyad pergi dengan tatapan kagum mereka.   Arsyad memasuki telapak tangannya dikantung celananya. Senyumnya sedikit terukir.   "Udah lama juga ya gue gak ketawa kaya tadi. Cuma sama dia doang ditambah Ayah," ucap Arsyad dengan senyum tipisnya.   *   "Gila kok bisa sih karna gitu aja kalian jadi deket?" tanya Nata yang sangat ingin tau. Tentu saja ia ingin tau, hari ini keduanya sangat akrab, padahal kemarin rasanya Asya seperti ingin memakan Arsyad.   Bell istirahat sudah berbunyi dan keempatnya memutuskan santai dikelas.   "Gue juga gak tau. Tiba-tiba gue ketawa lepas dan gak ada beban pas dia ngajakin gue bercanda," jawab Asya seraya mencoret-coret buku tulis dibagian paling belakang. Penuh tanda tangannya.   "Gila lo so sweet banget tadi gue iri," sahut Keyna, "gue minjem i********: lo ya buat liat ig kak Arsyad."   Asya mengangguk lalu menopang dagunya di atas meja.   "Ya tuhan beruntung banget sih lo dapetin kak Arsyad. Ganteng banget tau gak dia!" kata Keyna. Bella hanya diam.   "Bell? Lo kenapa?" tanya Asya tak menghiraukan ucapan Keyna. Sedari tadi Bella hanya diam.   "Gak apa-apa lagi gak enak badan aja," jawab Bella berbohong.   Nata menatapnya curiga, "lo ada masalah?"   "Gak kok," jawab Bella singkat.   Nata dan Asya saling tatap. Akhirnya mereka tidak mau bertanya lagi. Mungkin Bella sedang dalam masa PMS dimana emosi tidak bisa dikendalikan.   "ASTAGAAA ASYA!" pekik Keyna membuat satu kelas menutup telinganya.   "Apa sih ken?!" omel Asya merebut handphonenya.   "Foto—foto Arsyad ke-like dan pas mau gue unlike hp lo mati," ucap Keyna dengan santainya.   Nata dan Bella menatap Asya dan Keyna bergantian. Lalu,   "KEYNAAAAA NYEBELINN!!" teriak Asya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD