Kasus

857 Words
"pak Rudy,aku mau bicara sama bapak,". Pinta salah satu murid tercantik di sekolah itu dengan body yang sangat bagus di pandang. "Temui aku di gudang olahraga,". Bisik Rudy kepada muridnya. Tak lama mereka sudah di dalam gudang olahraga,langsung cepat Rudy. Mengunci gudang itu agar tidak ketahuan orang lain. "Ada apa sayang,". Rudy memeluk muridnya dari belakang. "Pak,aku,ak-aku hamil,". Kata Sintia kepada Rudy "Ap-apa kamu hamil, bukannya aku suruh meminum obat kontrasepsi ha,". Bentak Rudy. "Aku gak tau pak. Aku sudah meminumnya tapi tetap hamil,". Isak Sintia. "Ck itu bukan anakku,saat kita melakukannya kamu tidak lagi perawan. Aku yakin itu anak orang lain,". Elak Rudy kepada muridnya. Rudy sering menggauli Sintia,saat ada kesempatan berdua. "Hanya dengan bapak,aku melakukannya tidak ada dengannya lain,aku mohon bapak harus tanggung jawab,." Mohon Sintia. "Tak sudi aku. Kamu kira aku bodoh ha. Aku sering melihatmu di Club. Ingat yan Sintia, aku punya videomu dengan pria lain. Jangan macam-macam kamu,". Ancam Rudy kepada Sintia. Sial,darimana bapak Rudy,tau jika aku sering bermain dengan pria lain,batin Sintia. "Tapi aku yakin pak,ini anak Bapak,aku mohon bapak harus tanggung jawab anak dalam kandunganku". Sintia semakin menangis di pelukkan Rudy . Rudy langsung mendorong Sintia di meja dan mengangkat roknya, melucuti celana dalam Sintia. Tanpa ba-bi-bu lagi Rudy, langsung menerobos gawang Sintia. Tentu saja membuat Sintia meringis kesakitan di buat Rudy,yang sedang marah. "Pak,aku mohon hentikan,ini sangat sakit,". Mohon Sintia yang memberontak sekuat tenaga namun sia-sia saja. "Ingat Sintia, jika kamu coba-coba meminta tanggung jawab denganku. Aku akan menyebarkan videomu. Kalau kamu tidak mau anak ini lahir kamu gugurkan saja,". Oceh Rudy sambil menghunjam hebat di tubuh Sintia yang memberontak karena kesakitan. Cukup lama Rudy,menyiksa Sintia. Cukup puas Rudy,membuat muridnya tak berdaya lalu dia melemparkan uang di hadapan Sintia. "Itu biaya untuk aborsi kandungan mu,". Kata Rudy sebelum pergi dari gudang itu. Ck,enak saja minta tanggung jawab denganku,dasar jalang,batin Rudy. Rudy meninggalkan Sintia, sendirian di gudang dengan baju acak-acakan tak karuan. Ia masih menangis meratapi nasipnya. Ada langkah kaki menuju ke gudang. Sintia, buru-buru membaiki penampilannya yang acak-acakan. Langsung keluar dari gudang itu. "Lumayan dapat uang,siapa juga yang hamil". Kekeh Sintia. Dia senang mengerjai gurunya yang mata keranjang,tak luput juga Sintia merekam aksi b***t Rudy tadi. "Kamu kira aku tidak mempunyai bukti pak,". Gumam Sintia Di tempat lain. "Gimana mas,apa sudah di jual tanah perkebunan,". Tanya Tina,kepada suaminya baru datang. "Sudah,ini uangnya,". Yoga memberikan amplop ke arah istrinya. "Wah,banyak banget mas,aku minta dong,". Rengeknya "Nanti dulu sayang,aku bagi buat modal kita usaha,". Yoga langsung membagi modal usaha nya. "Baik mas,aku nurut aja,". Kata Tina. **** Rudy,tengah bersantai di ruang tamu bersama istri dan ibunya. "Ibu senang tinggal di sini,". Tanya Rudy kepada ibunya. "Ibu sangat senang nak, bahkan ibu tidak capek-capek. Ngurus ini itu,". Jawab bu Lela. "Benarkan mas,ibu senang tinggal bersama kita,". Kata Mouna. Mereka bertiga asyik berbincang hangat di ruang tamu. Tiba-tiba saja ada polisi datang menghampiri mereka bertiga. Membuat Rudy, Mouna dan bu Lela tampak kaget,atas kedatangan polisi "Tangkap dia pak,". Kata seseorang menyuruh polisi menangkap Rudy. "Apa-apaan ini,saya tidak membuat salah apapun,". Teriak Rudy,yang memberontak di tangkap polisi. "Anda bisa menjelaskan di kantor polisi nanti,". Kata salah satu polisi di samping Rudy. "Pak,suami saya tidak bersalah. Kenapa Kalian menangkap suami saya," kata Mouna. Membela sang suami. "Benar pak,anak saya tidak membuat salah apapun,". Bu Lela mencoba membela anaknya. "Pak,saya ingin tau kenapa suami saya di tangkap,atas kasus apa,". Tanya Mouna. "Atas kasus pelecehan dan pemperkosaan atas murid bernama Sintia,". Ucap polisi yang menangkap suaminya Degg "Tidak,tidak. Itu semua bohongkan mas,". Mouna menangis mendengar ucapan polisi. "Maafkan aku,". Lirih pelan Rudy. Sial,berani sekali Sintia, melaporkan aku ke polisi. Habislah harga diriku ini,batin Rudy "Sabar Moun,kita harus ikut kekantor polisi,". Bu Lela menenangkan menantunya itu "Iya bu,semoga saja itu semua tidak benar,". Kata Mouna, mengikuti apa perkataan mertuanya. Mouna dan Bu Lela, mengikuti mobil yang membawa Rudy. Berani sekali bocah itu melaporkan suamiku kekantor polisi,awas kamu bocah, geram Mouna. Duh,kalau benar atas kasus Rudy. Bagaimana nasipku lagi, baru saja aku menikmati kemewahan masa miskin lagi,batin bu Lela. Sesampai di kantor. Benar saja di sana ada keluarga Sintia bahkan ada Sintia juga sedang menangis di pelukan Ibunya. Ternyata benar,jika Sintia sudah melaporkan aku. Dapat darimana dia bukti, batin Rudy. "Sini kamu,". Mouna langsung menarik tangan Sintia menjauh dari pelukan ibunya. Plak, plakk Dua Tamparan melayang di wajah mulus gadis mudah itu. "Dasar bocah jalang,berani sekali kamu memfitnah suamiku ha,". Teriak Mouna,dia langsung menjabak rambut panjang Sintia. Sintia hanya bisa minta tolong,dia meringis kesakitan karena rambutnya ditarik kasar oleh Mouna. Tak lama Sintia juga melawan dan menarik rambut Mouna. Mereka berdua merasakan sama-sama sakit. "Dasar bocah, lepaskan tanganmu di rambutku ha,". Teriak Mouna. "Siapa dulu,yang berani denganku ha. Kamu kira aku hanya diam,". Sintia tak kalah juga. Plak,plak,bugh Dua Tamparan dan satu tendangan di dapati Mouna dari Sintia "Rasakan itu,". Teriak Sintia. Ia tersenyum puas, melihat Mouna, jatuh kelantai. Langsung saja Mouna bangkit dan mereka berdua bertengkar lagi,saling mencakar,menjabak rambut. Semua orang melerai pertikaian Mouna dan Sintia Bu Lela,hanya diam dari tadi menonton mereka berkelahi. Petugas polisi juga turun tangan atas keributan terjadi,sehingga Sintia dan Mouna,di borgol agar tidak membuat keributan. Keadaan mulai tenang sudah. Kini tinggal interogasi Rudy.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD