bc

Be Mine (Indonesia)

book_age0+
5.0K
FOLLOW
36.1K
READ
drama
sweet
like
intro-logo
Blurb

Ini adalah kisah tentang Dyra yang menyukai Rudra. Rudra yang selalu bersikap dingin namun memiliki pesona tersendiri. Pesona yang mampu membuat Dyra merasa tertarik.

chap-preview
Free preview
Part 1
    Dyra menatap jam dinding yang terletak diatas papan tulis. Lalu pandangannya kembali turun pada buku yang ada diatas mejanya. Ia hampir selesai melaksanakan tugas kimianya. Tugas yang diberikan Bu Endang, sang guru kimia kepada siswa kelas XII IPA 3 dikarenakan beliau berhalangan hadir hari ini. Tentu saja menjadi kabar gembira bagi seisi kelas karena mendapatkan jam kosong, terlebih pelajaran kimia. Namun kebahagiaan itu seketika lenyap ketika guru piket memberikan tugas merangkum satu bab  dan harus dikumpulkan. Membuat para siswa siswi langsung duduk manis di bangku masing-masing. Dan mulai merangkum.     Seperti saat ini. Keadaan kelas tentram dan damai. Hanya terdengar sayup-sayup suara musik dari ponsel beberapa orang. Dan juga sedikit celotehan siswi yang tampak jenuh dan berusaha mengurangi kesunyian. Dyra Anggraini, ia hanya terdiam sambil terus menulis. Ia paham betul cara penilaian Bu Endang. Dari mana ia tahu? Tentu dari cara penilaianya sendiri kepada setiap guru selama kelas dua belas semester satu. Meskipun judulnya merangkum, tetap saja guru itu akan memberikan nilai tertinggi pada siswa dengan jumlah lembar halaman terbanyak dan tulisan terapi. Itu sebabnya Dira menulis semua isi buku, atau lebih tepatnya menyalin agar tulisannya terlihat banyak. Masalah waktu? Jangan tanyakan bagaiamana kecepatan tangannya dalam menulis. Meskipun cepat, tapi tulisannya selalu rapi dan indah. Dan Dyra bersyukur memiliki kemampuan seperti itu.     "Gue udah selesai nih." sahut Dea, teman sebangku Dyra.     Berapa lembar?" tanya Dyra tanpa menoleh, ia masih fokus menulis.     "Dua setengah lembar." jawab Dea.         Dyra mengangguk.                                                                                  ----     Bel pertanda pulang berbunyi, bertepatan dengan Dyra yang berhasil menyelesaikan kegiatan merangkumnya dan menghasilkan lembaran terbanyak. Sebagai Juara satu, tentu Dyra selalu berusaha mempertahankan posisinya dengan mendapatkan nilai tertinggi di kelas. Bahkan meski itu hanyalah sebatas nilai merangkum. Apalagi saat ini sudah menginjak semester dua menjelang UNBK, tentu masalah nilai. Dyra akan banting tulang untuk meningkatkan nilainya.     Beberapa siswi yang belum menyelesaikan tugas nampak bernegosiasi dengan Pratama sang ketua kelas agar dapat mengumpulkan tugas ini esok hari.     Dyra masih duduk manis dibangkunya. Ia tidak beranjak sedikitpun. Seperti biasa, Ia akan menunggu suasana cukup sekolah cukup sepi, baru setelah itu ia akan pulang. Dyra memang seperti itu. Ia lebih suka pulang saat keadaan sudah sepi dan Dira akan menikmati suasana sekolah yang sunyi. Ia cukup populer di sekolah . Ia mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater di sekolahnya, SMA Cakrawala. Kepiawaiannya dalam memerankan sebuah karakter membuat ia sering dijuluki ratu drama. Ia juga mengikuti olimpiade biologi. Itupun karena kecintaanya pada pelajaran biologi.         Dyra juga sering sekali mengikuti lomba yang termasuk lomba ekstrakurikuler meskipun dia bukan anggota. Pembina lah yang memintanya dengan sangat terhormat untuk mengikuti lomba mewakili ekskul sekolahnya.                                                                      -----     Dyra memandang jam tangannya. Lalu menyocokkan apakah jam tangannya sama dengan jam dinding. Sebenarnya ia ingin segera pulang, perutnya terasa sakit sejak beberapa menit yang lalu. Keadaan kelasnya juga sudah sepi, hanya Dyra seorang. Dea, sahabatnya juga sudah pergi meninggalkan kelas karena ada kumpulan KIR. Meskipun sudah kelas dua belas. Namun Dea sering diminta untuk membimbing para juniornya, itu sebabnya dia masih aktif di kegiatan ekskul KIR. Dyra mendadak merasa tidak nyaman.     "Aduh sekarang tanggal 11 ya." ujar Dyra pada dirinya sendiri. Ia berdiri. Lalu menoleh pada kursinya yang basah. Ia mulai panik, karena ia baru sadar. Seharusnya hari ini ia sudah datang bulan. Dengan segera Dyra memutar rok abu-abunya. Matanya membulat ketika ia mendapati noda disana.     "Mati!" pekiknya.     Ia mulai menurunkan tas untuk menutupi nodanya. Namun nodanya masih tetap terlihat. Bagaimana ia akan pulang dengan keadaan seperti ini. Ditambah ia sendirian.     "Mana gue gak bawa pembalut lagi." ujarnya frustasi. Ia ingin meminta tolong. Tapi pada siapa? Dea? Gadis itu pasti sedang sibuk melakukan eksperimen di laboratorium kimia sekarang. Dyra teringat ia membawa jaket tadi. Ia segera membuka tasnya. Dan mengeluarkan jaketnya dari dalam tas. Mengikat jaketnya di bagian pinggang sedemikian rupa hanya untuk menutupi bagian rok belakanganya yang ternodai.     "Oke. Udah ketutup"      Dyra menyembulkan kepalanya dipintu kelas. Ia mulai mengamati keadaan sekitar. Lumayan sepi. Tentu saja, mengingat ini sudah pukul setengah tiga. Hanya ada beberapa siswa siswi yang masih berada disekolah karena sedang melakukan kumpulan ekskul. Dira bersyukur ia memiliki kebiasaan pulang saat suasana sepi. Sehingga kebiasaannya itu cukup menolong di saat darurat seperti ini.     Dyra berusaha berjalan dengan tenang, meskipun ia sangat takut ada yang akan melihatnya dengan style seperti ini.  Jarak dari kelasnya ke parkiran lumayan jauh. Ia hanya berharap ia tidak bertemu dengan siapapun. Dyra hampir tiba di ujung koridor. Jika saja Rudra tidak muncul secara tiba-tiba dihadapannya sehingga  membuat langkahnya terhenti. Tatapan dingin laki-laki dihadapannya membuat Dyra memejamkan matanya. Jantungnya berdetak sangat kencang. Hormon adrenalinya sepertinya meningkat dengan cepat hingga jantungnya berdetak secepat ini. Ia mulai merasa gugup. Dyra merutuki dirinya sendiri karena dari tadi sibuk menoleh ke belakang memastikan tidak ada yang melihatnya.     Dyra hanya diam ditempat. Tatapan dingin Rudra membuat Dyra terasa diintimidasi. Rudra menatap Dyra dari atas sampai bawah. Ia memicingkan matanya.     "Dea mana?" tanya Rudra.     "Dia.." Dyra berusaha mengingat kemana perginya Dea.     "Dia lagi kumpulan KIR." sahut Dyra segera setelah mengingatnya. Rudra hanya terdiam. Ia lantas melangkah ke depan dan meninggalkan Dyra begitu saja. Membuat Dyra berbalik dan menatap kepergian Rudra dengan tatapan tidak percaya.     "Dasar Pluto!" geram Dyra. Rudra memang seperti itu. Selalu bersikap dingin padanya. Membuat Dira kesal dan kadang menyebutnya dengan Pluto. Iya, Pluto. Planet yang sangat jauh dan dingin. Dinginnya melebihi dingin gletser di bumi. Julukan khusus dari Dyra untuk Rudra. Rudra yang diam-diam selalu menarik perhatian Dyra.     Rudra menghentikan langkahnya. Ia berbalik dan menatap Dyra yang tengah asik menggerutu sambil menunduk. Dyra baru saja hendak berbalik namun dengan segera Rudra bersuara.      "Gue denger."      Dyra mendongakkan kepalanya. Ia sedikit terkejut. Apalagi mendapati Rudra yang menatapnya begitu dingin. Membuat Dyra selalu bertanya-tanya dalam hati. Apa salahnya pada laki-laki itu sehingga sikapnya begitu dingin pada Dyra.     "Baguslah kalo lo denger. Berarti telinga lo masih berfungsi dengan baik." ucap Dyra.     Dyra tidak bisa memungkiri bahwa Rudra begitu mempesona meski jarang tersenyum. Sikap dingin dan ketidak pedulian Rudra membuat Dyra penasaran dan ingin meluluhkan si Pluto itu. Namun Dyra hanya sebatas mengagumi wajah tampan Rudra. Sikap Rudra yang terlalu dingin membuat Dyra lebih memilih bersikap ketus daripada menunjukkan perasaannya yang sebenarnya.     Dyra memilih membalikkan tubuhnya lalu melangkah pergi. Ia berharap Rudra tidak mengomentari cara penggunaan jaket yang berbeda dari biasanya. Karena seperti yang Dyra tahu. Rudra adalah orang tidak peduli pada hal-hal kecil. Apalagi jika itu menyangkut Dyra.     Rudra hanya berdecak saat menatap Dyra yang melangkah semakin menjauh. Ia menatap gadis itu sebentar lalu membalikkan tubuhnya. Berniat menyusul Dea ke ruangan laboratorium untuk mengajaknya pulang.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Long Road

read
118.3K
bc

Broken

read
6.4K
bc

The Prince Meet The Princess

read
181.8K
bc

Fake Marriage

read
8.5K
bc

Love Match (Indonesia)

read
173.2K
bc

Kupu Kupu Kertas#sequel BraveHeart

read
44.1K
bc

Rujuk

read
910.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook