Mencoba

1700 Words
Dalam perjalanan ke kamar, Maria menatap Bella dengan penuh minat. Dia mendengar jika Blair membawa pengantinnya yang sudah lama meninggal ke sini, yang tak lain adalah reinkarnasi Isabella. Ternyata gosip yang ia dengar bukanlah gosip semata dan kini ia melihat wadah Isabella yang dulu meninggal. Hanya saja ia sedikit terkejut dengan penampilan Isabella ya g sekarang. Sebab Isaabella yang Maria pernah lihat sama sekali berbeda dengan rupa Isabella yang dulu. Wanita vampire itu bahkan berpendapat jika Isabella yang dulu tidak terlalu cantik. Sangat berbeda dengan gadis yang dibawa oleh Blair yang sekarang. Dia justru lebih mirip dengan temannya yang sudah meninggal. Hanya saja sebagai bawahan dari vampire yang pernah menaklukkan para tetua vampire yang berkuasa sebelum klan Antonius berkuasa, Maria tidak bisa mengatakan apa yang ia rasakan. Dia tidak bisa membantah maupun mengatakan pendapatnya. Dia harus bungkam jika Blair tidak meminta pendapatnya. Itu pula yang menyebabkan Blair salah paham pada Isabella. Meski sebenarnya Maria adalah salah satu saksi mata yang mengetahu kebenaran apa yang Isabella lakukan sehingga ia bisa mendapatkan hati Blair. Dia harus diam menyaksikan Isabella yang licik mendapatkan semua yang tidak seharusnya ia dapatkan. Tak henti Maria memberi tatapan kebencian pada Bella akibat perbuatannya di masa lalu. 'Apa gadis ini juga sama liciknya dengan Isabella di maa lalu?' batin Maria. Bella tahu jika Maria mengawasinya dan menetapnya dengan tajam. Ini membuatnya merasa bulu kuduknya merinding kala membayangkan jika Maria tiba - tiba mengeluarkan taringnya dan menancapkan taring itu pada lehernya. Ingin rasanya Bella kabur, tapi karena rasa penasaran akan kisahnya di masa lalu bersama dengan Blair, itu membuatnya ingin tinggal. Dia tidak ingin menyia - nyiakan perasaan cinta makhluk yang begitu indah. Apalagi yang rela menunggunya selama beberapa ratus tahun. Baginya itu romantis dan kayak dihargai. Dari pada memiliki kekasih manusia yang tidak setia dan hanya mempermainkannya saja seperti Bryan maka Bella memilih untuk memiliki kekasih yang memiliki cinta murni meski dia adalah vampire. Oleh karena itu Bella bertanya langsung dengan Maria yang selalu mendengar saat melihatnya. "Apa ada yang salah denganku?" tanya Bella. "Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Bella. Maria tidak mengira jika Isabella yang sekarang bisa mengerti perasaan orang lain. Dia juga tidak sok polos dan naif seperti yang ia perlihatkan pada Blair da lainnya. "Tidak, aku hanya berhrap kau tidak selicik seperti di masa lalumu," ucap Maria tanpa basa basi. Dia memang mematuhi Blair tapi dia tidak akan mengerem apa yang ingin ia katakan. Mulut Bella membola kala mendengar perkataan Maria. Baru pertama ia dikatakan seperti itu. Ucapan Maria pun membuat Bella bingung. Kata licik tidak pernah ada dalam kamusnya baik dari kecil hingga sampai sekarang. Apalagi ia pernah menjadi. korban kelicikan seseorang, mana mungkin ia akan melakukan hal serupa. "Kurasa kau salah orang," ucap Bella agak cemberut. Jika saja ia terbiasa berbicara kotor maka Maria sudah Bella beri hadiah umpatan. Sayangnya ia tidak pernah melakukannya karena ia merasa itu buruk. Dia hanya mengumpat jika tidak ada orang. "Lord Blair memilihmu bearti aku tidak salah orang. Dan dia mengatakan jika kau adalah reinkarnasi dari Isaabela yan sangat ia cintai jadi artinya aku salah orang. Kau yang dulu suka sekali merebut kebaikan orang lain dan mengakuinya demi mendapatkan hati Lord Blair. Sayangnya dia tidak tahu dan terlanjur mencintaimu." What The Hell... Luntur sudah rasa takut Bella karena ia marah sudah dituduh hal yang tidak pernah ia lakukan. Persetan dengan masa lalunya. "Aku tidak pernah melakukan hal itu nona, dan yakin seratus persen jika itu bukan sifatku." Ternyata Maria yang sedang berdebat tidak mengeluarkan taringnya. Dia berdebat seperti manusia yang ia kenal dan juga cerewet seperti Trisa. Itu membuat Bella tidak ragu membantah Maria karena menanggapinya buruk. Ini membuatnya semakin penasaran dengan kehidupannya di masa lalu. Dia bertanya mungkinkah ia bisa menjadi gadis mengerikan seperti yang ia bilang. "Coba ceritakan___" Ceklek. Blam. Maria membuka pintu kamar dengan mendadak. Tanpa menanggapi ucapan dari Bella ia menyuruhnya gadis itu masuk. "Ini kamarmu, jika kau butuh apapun tinggal membunyikan lonceng itu." Bella hendak melanjutkan ucapannya tapi Bella di dorong ke dalam kamar lalu gadis itu menutup pintunya tanpa kata. "Dasar merepotkan," gerutu Maria lalu pergi. Maria pun menyuruh vampire yang lain untuk menjaga Bella di pintu dan memberitahunya jika Bella membunyikan loceng. Seandaianya saja Blair tidak menyuruhnya sudah pasti ia tidak ingin bertemu dengan reinkarnasi Isabella meski rekannya memaksa. Bella menganga melihat sikap tidak sopan Maria. Gadis itu tidak hanya tidak menyukainya tapi dia membencinya. Bella tidak bisa menerima sikap Maria. Dia mengambil lonceng yang berada di atas meja bulat berkaki melengkung, Bella bertekat akan mendapatkan jawaban gambaran masa lalunya dari Maria. Padahal Blair bilang dia adalah kekasih yang ia cintai denga sepenuh hati. Tapi kenapa ada orang yang tidak menyukainya. Dan apa itu tadi, Maria bilang ia mengakui kebaikan orang sehingga Blair mencintainya. "Yah, ini tidak bisa dibiarkan. Aku harus mencari tahu apa penyebab Maria membenciku," guman Bella. Tanpa ragu ia pun membunyikan loncengnya. Klinting. Dua vampire yang berjaga di depan pintu kamar Bella, segera membuka pintu begitu mereka mendengar suara lonceng dari dalam kamar. Mereka menyapa Bella dengan wajah serius meski ingin sekali tersenyum. Hanya saja mereka berdua tahu jika Bella akan histeris jika melihat taring mereka ketika tertawa. "Apa kau membutuhkan sesuatu?" tanya salah satu di antara mereka. Bella tersentak melihat dua prianyang nerwajah pucat tapi tampan. Mereka juga memiliki wajah datar dan ia yakin jika mereka adalah vampire. Beruntung kedua pria itu ramah meski berwajah datar. "Tidak, aku hanya ingin menemui Maria dan ia harus menceritakan semua yang ia ketahui di masa laluku." Vampire itu menggelengkan kepalanya. "Kurasa kau harus menundanya nona, karena Maria saat ini sangat emosional. Dia kehilangan sabatanya bersamaan dengan kematian Isabella. Oleh karena itu dia membencimu yang menurut Lord kami, kau adalah reinkarnasi Nona Isabella." 'Jadi begitu, ' batin Bella. Akan tetapi sangat tidak adil baginya menerima kebencian Maria padahal ia tidak ingat apapun. "Siapa nama temannya?" tanya Bella. "Lunara, seorang penyihir yang sangat dekat Maria. " Vampire itu menjawab dengan senang seolah mereka sangat berguna karena memiliki informasi yang diinginkan oleh Isabella. Bella mengernyitkan kening. Dari buku fiksi yang ia baca, seharusnya kedua bangsa itu saling membenci. Namun kenapa mereka bekerja sama. "Penyihir? Bukankah kalian bertentangan?" tanya Bella yang penasaran. Dia pun betah bersama kedua vampire pria itu karena mereka sangat terbuka. "Itu dulu, setelah terjadi perang antara warewolf dan Vampire, kaum vampire meminta bantuan pada penyihir. Begitu pula para warewolf. " Bella baru mengetahui fakta yang menarik dan merasa kagum. Ternyata tak hanya dunia manusia yang terlibat perang tapi bangsa vampire dan warewolf juga semikian. "Ooh. Baiklah, aku akan kembali ke kamar." Bella tidak jadi memanggil Maria dan kembali ke kamarnya. Seperti yang Blair katakan, ia sangat keleahan dan tubuhnya sakit semua karena tidur di lantai semen saat diculik oleh bangsa warewolf. Bella pun memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum tidur. Beberapa jam kemudian, Blair datang ke kamar Bella yang memiliki pencahayan remang - remang. Suasana klasik dengan pencahayaan lilin sangat disukai Bella di masa lalu, dan Blair yakin jika Bella yang sekarang juga menyukainya. Setelah mendatangi keluarga Bella dan mencuci otak mereka, Blair kembali. Akan sangat merepotkan jika keluarga Bella panik saat tahu jika Bella tidak berangkat kerja dan menghilang selama satu hari. "Hei, apa kau sudah tidur?" tanya Blair. Suaranya yang dalam menjadi lebih lembut kala menyapa Bella. Yang kembali meremangkan bulu halus Bella. Suara pria ini memang selezat auranya. Bella berhenti untuk pura - pura tidur, sejujurnya ia sama sekali tiak bisa tidur karena tidak terbiasa dengan ruangan yang antik seperti sekarang. Dia bahkan seperti terkurung di tempat neneknya. "Aku tidak bisa tidur... " jawab Bella. Dia berdebar kala Blair menatapnya, sebab ia teringat betapa setia pria ini untuk menantikannya terlahir kembali. "Kenapa? aku kira kau menyukai suasana seeprti ini?" tanya Blair yang yakin benar jika Isabella menyukai sesuatu yang artistik, bersejarah dan kuno. Bella tahu jika Blair sedang membayangkan dirinya di masa lalu. Dia pasti saat itu sangat menyukai sesuatu yang bergaya kuno. Dan mungkin saja itu terjadi karena dia adalah vampire. "Aku tidak menyukainya karena nampak mengerikan. Tapi aku menikmati keindahan seni yang ada di sini. " Blair tersenyum tipis, "Apa ini artinya kau ingin aku mengundangmu ke apartemenku?" tanya Blair. Dia mendekatkan wajahnya ke arah Bella dan memberikan ciuman di pipi. Yah dia tidak lagi bersikap agresif sehingga membuat Bella tidak nyaman seperti yang pernah ia lakukan. Dia ingin mendapatkan kembali hati Isabellanya dengan cara yang normal seperti mendapatkan hati manusia seperti sarah Cresent. Blair mencoba untuk menjalankan pendapat dari Cresent yang memberinya banyak petuah untuk mendapatkan hati seorang hati gadis manusia. Bella merona karena perlakukan Blair yang mencuri ciuman diam - diam padanya. Pria di depannya tidak lagi agresif seperti dulu. Dan ia menyukai Blair yang tidak terlalu memaksakan dirinya pada Bella. Dia bukan gadis yang akan terjatuh karena paksaan atau didominasi. Dia suka pendekatan yang manis karena membuatnya seperti memiliki harga diri. "Aku tidak tahu," jawab Bella. Dia lebih ingin pulang dari pada berada di apartemen Blair. Akan tetapi dia tidak ingin mengatakannya karena takut jika Blair justru tidak mau melepaskannya karena mengira dirinya akan lari. "Aku akan membuat pilihan yang mudah untukmu," ucap Blair. Dia menggendong Bella dan membawanya ke puncak kastil yang memiliki kubah. Dari dulu ia ingin memperlihatkn pada Isabella pemandangan indah kastil yang di kelilingi oleh gunung dan air terjun ini, Suatu pemandangan yang pernah ia impikan karena mereka bisa berlari - lari kemudian melompat ke air terjun dan berenang sambil bermesraan. Tentu saja tanpa pakaian. Apalagi sinar matahari tidak sampai di sini karena hutan yang begitu lebat. Dan ketika pagi hari, mereka melihat dari arah kastil warna lanngit yang berubah menjadi biru terang. semua impian Isabella sudah disimpan Blair dan ia wujudkn. semua itu demi menunggu hari ini. "Ini sangat indah Blair," ucap Bella. Baiklah, siapa sekarang yang tidak terkesan dengan usaha maksimal dari seorang pria. Dia membangun kastil yang luar biasa indah, Itu mengingatkannya pada raja India di jaman dahulu yang membangun istana untuk istrinya dan sampai sekarang terkenal diseluruh dunia. Blair melakukan hal serupa. Andai saja dia tidak vampir maka karyanya pasti juga terkenal. "Aku membnagunnya sambil membayangkanmu," ucap Blair. Bella tidak bisa berkata - kata. Jujur saja ia sangat tersentuh dengan ketulusan dari pria ini. Dan sekarang, Bella jadi yakin jika akan membuka hati untuk Blair karena usahanya yang melebihi kata romantis. Tbc.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD