Kesepakaran antara Blair dan para tetua vampire sudah terjadi. Arlond pun menyuruh vampire yang memiliki kemampuan yang dibutuhkan oleh Blair untuk menemukan Bella. Kendal adalah vampire yang memiliki kemampuan sensor. Dialah yang menunjukkan di mana Bella di sekap. Meski ia masih bersungut - sungut dalam menjalankan perintah dari Arlond tapi ia terikat dengan kewajibannya sebagai salah satu vampire yang memimpin cabang dari klan Antonius.
Dia maju untuk meminta barang milik Bella agar bisa melacaknya melalui kemampuannya yang mampu menembus alam peri.
"Berikan salah satu barangnya padaku," perintah Kendal. Dia sangat marah pada pria yang tidak memilihnya menjadi pendamping. Padahal jika kekuatan mereka disatukan maka akan menjadi kekuatan yang menakjubkan. Tapi pria ini justru memilih wanita yang beraroma manusia.
Blair tanpa banyak bicara memberikan syal yang dia ambil dari kamar Bella. Kendal pun mengambilnya dengan kasar lalu mulai mengeluarkan kemampuannya.
Dalam pandangannya ia melihat gadis bersurai pirang agak kemerahan--- terbaring di lantai. Bisa dipastikan ia sedang pingsan.
"Dia ada di hutan dekat Ohio. Aku melihatnya terkurung di pondok yang terbuat dari pohon bambu," ucap Kendal. Matanya memerah kala mengeluarkan kemampuannya.
Blair menanggapi dingin informasi dari Kendal. Dia pun menghilang dan kembali menjadi elang hitam yang melesat ke langit. Seharusnya sebagai vampire dia berubah wujud menjadi kelelawar seperti lainnya tapi Blair enggan karena jijik dengan rupa mereka yang hitam legam dan kepala seperti anjing.
Blair tanpa kata meninggalkan kastil dengan cepat. Dia tidak ingin membuat Bella ketakutan dan menunggu lama untuk diselamatkan. Yang paling penting ia tidak ingin Bella terkontaminasi dengan bau mereka.
"Dasar tak tahu sopan santun," ucap Bruce.
Arlond tersenyum tipis, "Yang penting masalah kita selesai."
Para tetua vampire itu pun kembali ke tempat mereka, lalu menunggu kabar gembira berakhirnya bangsa warewolf yang mencoba merebut wilayah kekuasaan mereka.
***
Bella tersadar di lantai yang hanya dilapisi lantai semen. Kulitnya serasa lecet sekaligus kedinginan. Barulah ia sadar jika tergeletak di lantai begitu saja.
"Ouch..." rintih Bella dan memeriksa tangannya yang serasa membeku. Ia pun melihat ke sekeliling untuk melihat situasinya. Akhirnya ia ingat jika diculik oleh makhluk aneh.
"Ugh... di mana aku?" gerutu Bella yang berusaha duduk.
"Akh...!"
Alangkah terkejutnya ia ketika melihat hewan yang ia kira anjing husky terbaring ruang samping tempatnya ditahan yang dibatasi kayu. Kaki anjing itu dirantai dan dalam keadaan tidak sadarkan diri.
"Apa itu anjing?" guman Bella yang mengamati makhluk mirip anjing itu. Warnanya yang putih dan memiliki beberapa bulu hitam di area punggung dan kepalanya, membuatnya terlihat lucu. Hanya saja karena ukurannya yang di luar normal, anjing tadi jadi tidak termasuk dengan katagori lucu.
Tap. Tap.
Suara langkah kaki yang berhenti di depannya.
"Lihat, dia sudah sadar..." seseorang yang hendak menjaga Bella segera berteriak agar rekannya memberi tahu pada tetua mereka untuk datang.
Bella pun terkejut dengan ulah orang yang menculiknya. Dia menatap waspada pada mereka karena ia tahu penculik bisa melakukan apapun bahkan menghabisinya.
"Siapa kalian? apa yang kalian inginkan?" tanya Bella. Ia berusaha menguatkan diri meski sangat takut. "Ji- jika kalian menginginkan uang maka kalian tidak perlu menunggu ayahku. Aku akan memberi kalian sekarang." Rentetan pertanyaan mengalir dari mulut Bella. Dia bingung, panik dan semacamnya sehingga berusaha bernegosiasi dengan penculik. Dalam hati ia sangat bingung dan bertanya - tanya bagaimana ia bisa masuk dalam situasi seperti ini.
"Kami tidak membutuhkan itu nona. Yang kami inginkan adalah vampire yang sudah membuat rekan kami kehilangan dirinya," ucap seseorang yang memiliki surai abu - abu panjang. Dia adalah ketua pack yang bernama Raymond.
Bella agak tersentak kala seseorang menjawab pertanyaannya datang dari arah lain. Kali ini ia merasakan tekanan yang kuat dan merasa diintimidasi walau pria itu tak melakukan apapun dan hanya memberi tatapan datar semata.
Akan tetapi ucapan tak masuk akal pria itu mengaburkan semua ketakutannya.
'Orang - orang aneh,' batin Bella. Dia tidak percaya jika di jaman seperti ini ada orang yang percaya dengan vampire atau makhluk mistis.
"Vampire? apa kau gila, kurasa kau membutuhkan psikolog guys. Tidak ada yang namanya vampire, peri atau siluman di dunia ini..." cela Bella yang sangat kagum dengan halusinasi dari pria di depannya. Ia menganggap jika di sini berisi sekumpulan orang aneh seperti klub misteri di kantornya. Ia lupa dengan kejadian di kamar yang membuatnya berakhir di sini.
"Hati - hati dengan apa yang kau ucapkan Nona," peringat Raymond.
"Oh, kurasa kau benar - benar harus mengunjungi dokter. Kau butuh pertolongan dan aku akan memberikan fasilitas itu jika kau melepaskan ku," tawar Bella. Berharap jika pria di depannya setuju.
Setelah ia amati pria ini memang tampan, akan tetapi dia hanya mengenakan celana pendek sehingga membuatnya nampak tidak beradap dan kasar. Itu menjadi nilai minus di matanya.
Bukannya ia meremehkan seseorang yang hanya memakai celana pendek, akan tetapi dia hanya berpikir sama seperti gadis lain jika melihat pria yang kemanapun tidak memakai pakaian. Jadi meskipun ia memiliki otot yang bagus tapi tidak menarik Bella karena ia merasa mereka terlalu vulgar.
Rayamond tertawa kecil, dia ingin memberi kejutan pada gadis kecil yang nampak tidak sadar dengan situasinya saat ini. Dan dalam sekejap ia berubah menjadi warewolf hitam, besar dan mengerikan. Bella mundur beberapa langkah karena terkejut. Ia pun menjerit dan kembali pingsan karena shok.
"Kurasa kau sekarang akan percaya dengan apa yang aku katakan," ucap Raymond.
Kali ini Raymond memutuskan untuk tidak membiarkan Bella terbaring di lantai tahanan. Dia menggendong sendiri Bella menuju ke pondok yang nampak seperti ruang sultan dari wilayah timur tengah. Ada meja pendek dengan kursi yang berbentuk bantal lingkaran juga kasur yang empuk. Tindakan murah hati Raymon karena Bella mengatakan jika ia tidak percaya dengan makhluk spiritual seperti mereka. Sehingga ia tahu jika Bella sama sekali tidak bekerja sama dengan vampire yang sudah mencuci otak Saffier. Hanya ada satu kemungkinan besar yang terjadi yaitu vampire tertarik dengan Bella.
"Ketua, apa kau akan membawa gadis itu ke tempatmu?" tanya anak buahnya. Mereka khawatir dengan pandangan dari para gadis yang kemungkinan adalah Luna- nya, itu akan membuat hubungan mereka tidak harmonis.
"Memangnya kenapa? Sampai sekarang aku masih belum dianugerahi Luna oleh Moon Goddes, jadi aku bisa membawa gadis mana pun ke tempatku," ucap Raymond. Dia melanjutkan langkahnya tanpa terusik oleh anak buahnya yang takut - takut menyampaikan pendapatnya.
"Tapi dia manusia?" ucap anak Goerge. "Kita tidak bisa berhubungan dengan manusia."
"Karena dia manusia maka ia tidak boleh kita perlakukan buruk. Apa kau lupa dengan perjanjian kita dengan vampire hunter?" tanya Raymond.
Anak buahnya pun terdiam karena mereka memnag berjanji untuk tidak menyakiti manusia. Namun beda ceritanya jika manusia yang terlibat dengan vampire.
"Dia bekerja sama dengan vampire, dan itu alasan yang cukup untuk menyingkirkannya," ucap George.
Raymond memang lupa untuk mengklarifikasi hubungan Bella dengan vampire. "Dia tidak terlibat karena dia sendiri tidak tahu jika sedang berhubungan dengan vampire. Kurasa ada vampire yang ingin mengincarnya. Jadi, bukankah kita berkewajiban melindungi gadis ini?"
Mereka akhirnya menggaguk, jika memang gadis yang sudah mereka culik tidak memiliki hungan dengan vampire maka gadis itu tidak bersalah. Mereka akan membiarkan gadis itu hidup.
...
Perdebatan anatar Raymond dan anak buahnya tidak disadari oleh Bella. Bella tersadar beberapa menit kemudian di kasur empuk. Dia bersyukir akan hal ini, akan tetapi ketika ia melihat Raymond-- ia melonjak dan sangat ketakutan. Masih jelas di ingatannya jika Raymond adalah warewolf. Tadi ia berubah menjadi serigala yang besar dan mengerikan.
"Akh monster!" teriak Bella. Dia mencoba kabur dari Raymon yang duduk di sisi pintu. Tubuhnya kembali bergetar ketakutan kala menyadari jika ia sedang ada di sarang para monster.
Raymobd terkekeh. Dia mulai menuangkan teh dengan santai dan kembali duduk. Sikapnya seperti manusia normal.
"Monster? kenapa kau takut denganku tapi kau tidak takut dengan vampire?" tanya Raymon. "Kami tidak pernah meminum darah dari manusia dan mematahkan lehernya saat meminum darah. Kami bahkan makan seperti manusia."
Lagi - lagi pria ini menyebut nama vampire. Dia pun mulai mengikuti alur pembicaraan yang dikatakan pria ini.
"Memangnya siapa yang vampire. Dari tadi kau menyebut nama vampire."
Raymond meletakkan cangkir teh itu lalu mengawasi Bella dengan intens. Kembali Bella merasa bulu kuduknya meremang karena tatapan mata serigalanya.
"Kau berhubungan dengan vampire yang sangat berbahaya Nona. Dia ada di sekitarmu dan tugas kami adalah membasni vampire itu."
Bella mulai merasa jika sangat bodoh karena mempercayai monster di depannya. Pria itu bahkan tidak tahu nama vampire yang katanya ada di sekelilingnya.
"Kau bercanda kan? Jika tidak maka siapa nama orang yang kau tuduh sebagai vampire?" tanya Bella.
Raymond tahu jika ia tidak akan mendapatkan kepercayaan Bella dengan mudah. Dia tidak akan memaksanya tapi ia hanya akan membuktikannya.
"Kau akan mendapatkan namanya karena aku yakin jika dia akan mencarimu. Hanya saja para vampire sangat mempesona. Dari aromanya, fisiknya... kau akan tergila - gila padany..." jelas Raymond.
Dan itu mengusik ingatan Bella, hanya ada dua pria yang memiliki ciri yang disebutkan oleh pria monster ini. Blair dan Cresent.
"Itu..."
Sebelum Bella menjawab, Raymond bangkit dari kursinya. Dia menatap ke luar jendela seolah tahu jika akan ada seseorang yang akan datang.
"Kurasa kau memang diinginkan oleh vampire Nona. Vampire yang aku maksud akan segera datang," ucap Raymon. Dia meninggalkan Bella tanpa permisi sehingga membuat Bella bertanya- tanya.
"Vampire? apa itu Blair atau Cresent?" guman Bella.
Dia mengintip kegiatan di luar pondok Raymond dari jendela. Semua orang yang tadinya berjalan seperti manusia biasa mendadak berubah menjadi sekumpulan serigala. Tak salah lagi, Bella memang terjebak dalam kelompok serigala jadi - jadian.
Namun bukan itu yang membuat Bella penasaran. Dia ingin tahu siapa Vampire yang dimaksud oleh pria monster itu sehingga membuatnya terlibat dengan sekumpulan warewolf.
Kwaaak!
Suara pekikan burung terdengar di angkasa. Suaranya begitu memekakkan telinga sampai semua serigala jatuh mengerang. Dan hanya Raymond yang melolong untuk menetralkan suara pekikan dari elang itu.
Aauuuu....
"Apa yang terjadi!" gerutu Bella yang membungkam telinganya. Dia tidak lagi mengintip karena sibuk menutup telinganya untuk melindungi dari bentrokan suara binatang di depan pondok.
Tbc.